Pengobatan dini sangat penting untuk mengatasi flu babi. Dokter biasanya akan merespkan obat antivirus Tamiflu atau Relenza untuk pasien yang berisiko. Tentunya, pemberian resep berdasarkan penilaian klinis dokter, apakah pasien memerlukan resep antivirus atau tidak.
Banyak orang yang telah meninggal karena flu babi H1N1 setelah terinfeksi bakteri, terutama infeksi pneumokokus. Saat ini terdapat vaksin untuk melawan infeksi pneumokokus. Vaksin ini rutin diberikan untuk anak-anak dan dianjurkan untuk orang dewasa dengan kondisi kesehatan yang mendasari seperti, perokok atau orang-orang di atas usia 65 tahun—saat gejala flu menjadi lebih buruk setelah sempat membaik.
Meski Tamiflu dan Relenza dapat mencegah flu babi, namun Centers for Disease Control and Prevention menyarankan untuk menghindari menggunakan obat ini. Penggunaan secara bebas tanpa resep dokter tampaknya menjadi faktor utama dalam beberapa kasus flu babi H1N1 yang resisten terhadap obat.
Pada intinya, pengobatan flu babi bagi tiap pasien tentu berbeda-beda. Hal ini ditentukan berdasarkan gejala yang dialami dan tingkat keparahannya, riwayat kesehatan, serta kondisi fisik pasien.
Pada umumnya, penderita flu babi dapat melakukan pengobatan sendiri di rumah. Langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan seperti, minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi dan istirahat yang cukup.
Dokter mungkin memberikan obat-obatan apabila dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi intensitas gejala yang dialami oleh pasien. Contoh obat tersebut meliputi ibuprofen dan paracetamol. Selain itu, dokter biasanya akan memberikan obat antivirus seperti oseltamivir atau zanamivir bagi mereka yang berisiko tinggi. Antibiotik tidak diiberikan untuk flu, karena tidak memiliki efek untuk membunuh virus, kecuali terdapat infeksi sekunder dari bakteri.