Terbit: 14 July 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Episkleritis adalah kondisi ketika episklera—yakni lapisan jaringan tipis yang berada pada bagian mata bernama sklera—mengalami peradangan (inflamasi). Simak penjelasan mengenai gejala hingga cara mengatasi gangguan yang terjadi pada mata ini dalam ulasan berikut.

Episkleritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Episkleritis?

Episkleritis adalah peradangan yang terjadi pada sklera (bagian putih dari bola mata). Saat peradangan terjadi pada bola mata yang berwarna putih, seseorang dapat merasakan sejumlah ketidaknyaman pada mata seperti mata memerah.

Hal ini dikarenakan peradangan membuat mata mengalami iritasi. Kendati demikian, kondisi ini bukanlah sesuatu yang bersifat serius dan dapat diobati dengan mudah. Bahkan, radang bisa sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu beberapa minggu tanpa perlu diobati sama sekali.

Gejala Episkleritis

Penyakit mata yang satu ini awalnya ditandai dengan sklera yang tampak memerah. Kondisi ini bisa terjadi di salah satu atau kedua bola mata. Gejalanya pun memiliki dua jenis, yaitu:

  • Episkleritis sederhana (simple episcleritis). Jenis ini menjadi yang paling sering terjadi. Ciri-cirinya yaitu mata tampak memerah, baik di sebagian area mata (sektoral) atau keseluruhan area mata (difusi).
  • Episkleritis nodular (nodular episcleritis). Jenis ini ditandai oleh kemunculan benjolan di sekitar pembuluh darah mata. Jika simple episcleritis bisa menyerang kedua bola mata, maka nodular episcleritis umumnya hanya terjadi di salah satu bola mata. Akan tetapi, jenis ini menimbulkan ketidaknyamanan yang lebih parah ketimbang jenis satunya.

Di samping mata yang memerah, ciri atau gejala lainnya dari masalah kesehatan ini adalah sebagai berikut:

  • Mata berair.
  • Mata terasa panas.
  • Mata seperti tertusuk-tusuk.
  • Mata lebih sensitif terhadap cahaya.

Kondisi ini tentunya akan menimbulkan ketidaknyaman pada mata. Akan tetapi, gejala yang muncul tersebut tidak bersifat serius sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Anda mungkin tidak perlu untuk memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami peradangan mata yang satu ini. Pasalnya, radang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan apa pun dalam kurun waktu beberapa minggu ke depan terhitung dari hari pertama gejala muncul.

Akan tetapi, ada kemungkinan gejala yang dialami tak kunjung membaik setelah beberapa minggu. Jika ini yang terjadi, Anda sebaiknya segera mengunjungi dokter guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena bisa saja hal tersebut mengindikasikan kondisi medis lainnya yang lebih serius.

Baca Juga: Iridosiklitis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Penyebab Episkleritis

Hingga saat ini, belum dapat dipastikan apa yang menjadi penyebab kondisi ini.

Para ahli masih terus mencari tahu mengapa sklera dan konjungtiva ini bisa mengalami peradangan; yang mana peradangan tersebut berawal dari pembuluh darah kecil pada mata, kemudian berkembang hingga sampai ke kedua bagian mata tersebut.

Kendati penyebab pastinya belum diketahui, para ahli menduga hal ini berkaitan dengan sejumlah kondisi medis lainnya, yaitu:

  • Peradangan sendi (rheumatoid arthritis).
  • Penyakit lupus.
  • Penyakit Crohn (Crohn’s disease).

Diagnosis Episkleritis

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, episkleritis adalah penyakit ringan yang bahkan tidak memerlukan perawatan medis secara khusus. Akan tetapi, tidak ada salahnya apabila Anda ingin mendapat penanganan medis dari dokter ketika mengalami kondisi ini.

Sebelum melakukan pengobatan, dokter akan terlebih dahulu melakukan diagnosis. Terdapa tiga tahapan diagnosis pada kasus episcleritis ini, yaitu:

  • Anamnesis.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan penunjang.

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien berkaitan dengan keluhan yang dialami. Pertanyaan yang diajukan meliputi:

  • Gejala apa saja yang dirasakan?
  • Sudah berapa lama gejala muncul?
  • Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya?
  • Apakah memiliki riwayat penyakit mata?
  • Apakah memiliki riwayat penyakit lainnya? Jika ya, penyakit apa?

Tahapan anamnesis ini berfungsi sebagai identifikasi awal atas apa yang dialami oleh pasien. Setelah selesai, dokter akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yakni pemeriksaan fisik.

2. Pemeriksaan Fisik

Tahap diagnosis selanjutnya adalah pemeriksaan fisik. Dokter akan berfokus pada area mata yang terdapat gejala. Episkleritis memiliki gejala khas, sehingga pemeriksaan fisik biasanya sudah cukup bagi dokter untuk memastikan kondisi pasien.

Pada pemeriksaan fisik ini, dokter akan menganalisis perubahan warna yang terjadi pada sklera mata. Apabila warna merah pada mata pasien cenderung keunguan atau kebiruan, maka hampir bisa dipastikan pasien menderita  episcleritis.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pada beberapa kasus, dokter juga akan menerapkan prosedur pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah slit lamp exam.

Dokter menggunakan lampu khusus yang diarahkan pada mata pasien. Lampu ini nantinya akan memberikan gambaran bagian depan mata pasien secara 3 dimensi. Namun sebelum mengarahkan sinar lampu ke mata, dokter akan terlebih dahulu memberikan cairan tetes khusus ke mata pasien.

Baca Juga: Keratoconus (Keratokonus): Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Pengobatan Episkleritis

Mayoritas kasus episcleritis dapat sembuh tanpa pengobatan medis sama sekali. Lamanya waktu penyembuhan berbeda-beda di setiap orang, namun biasanya masih dalam hitungan mingguan.

Akan tetapi, apabila kondisi ini dirasa cukup mengganggu, pun jika gejala kembali muncul di kemudian hari, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter dan mendapat pengobatan medis. Biasanya, dokter akan memberikan resep obat-obatan berupa:

  • Kortikosteroid.
  • Air mata buatan.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).

Obat-obatan tersebut berupa obat tetes mata, kecuali OAINS yang diberikan dalam bentuk tablet minum (oral). Sementar apabila episcleritis ini disebabkan oleh penyakit lainnya, maka dokter juga akan melakukan penanganan medis terhadap penyakit-penyakit tersebut.

Kondisi ini tidak menimbulkan komplikasi apa pun, perhatian khusus hanya diperlukan jika terkait dengan gangguan medis lainnya.

Pencegahan Episkleritis

Oleh karena penyakit ini sulit diprediksi kehadirannya, maka tidak ada cara yang benar-benar dapat dilakukan guna mencegahnya.

Pastikan saja Anda selalu menjaga kesehatan mata, baik itu melindungi mata dari kotoran maupun paparan benda asing, hingga mencukupi asupan nutrisi untuk mata.

 

  1. Anonim. Episcleritis. https://www.hopkinsmedicine.org/wilmer/services/cornea/conditions_we_treat/episcleritis.html. (Diakses pada 11 September 2020)
  2. Anonim. What is Episcleritis? https://www.webmd.com/eye-health/what-is-episcleritis. (Diakses pada 11 September 2020)
  3. Christiano, D. 2018. Episcleritis. https://www.healthline.com/health/episcleritis. (Diakses pada 11 September 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi