Efek Samping Ciprofloxacin
Efek samping ini terjadi pada sekitar 10% pasien yang menggunakan ciprofloxacin:
- Mual (3%).
- Nyeri perut (2%).
- Diare (2% orang dewasa; 5% anak-anak).
- Peningkatan kadar aminotransferase (2%).
- Muntah (1% orang dewasa; 5% anak-anak).
- Sakit kepala (1%).
- Peningkatan kreatinin serum (1%).
- Ruam (2%).
- Gelisah (1%).
Sedangkan gejala berikut terjadi pada <1% pasien pengguna ciprofloxacin
- Asidosis.
- Reaksi alergi.
- Angina pectoris/Kejang jantung.
- Anorexia.
- Arthralgia.
- Ataxia.
- Sakit punggung.
- Penglihatan kabur.
- Nyeri payudara.
- Bronkospasme.
- Diplopia.
- Pusing.
- Kantuk.
- Disfagia.
- Nafas yang sulit.
- Kemerahan pada kulit dan wajah (flushing).
- Sakit kaki.
- Halusinasi.
- Cegukan.
- Hipertensi.
- Hipotensi.
- Insomnia.
- Sifat lekas marah (iritabilitas).
- Kekakuan sendi.
- Kelesuan.
- Migrain.
- Mimpi buruk.
- Kandidiasis oral.
- Jantung berdebar (palpitasi).
- Fotosensitifitas.
- Poliuria.
- Keadaan pingsan (sinkop).
- Takikardia.
- Tinnitus (telinga berdengung).
- Tremor.
- Retensi urine.
- Vaginitis (radang vagina).
Laporan setelah obat ciprofloxacin beredar
- Pustulosis exanthematous akut generalisata (AGEP), eritema multiforme, dermatitis eksfoliatif, fixed eruption, fotosensitivitas/reaksi fototoksisitas.
- Agitasi, kebingungan, delirium.
- Agranulositosis, albuminuria, kolesterol serum dan peningkatan trigliserid, peningkatan glukosa darah, anemia hemolitik, sumsum depresi (mengancam jiwa), pansitopenia (mengancam kehidupan atau hasil yang fatal), elevasi kalium (serum).
- Reaksi anafilaksis (termasuk shock anafilaksis yang mengancam jiwa), serum sickness seperti reaksi, sindrom Stevens-Johnson.
- Anosmia, hypesthesia.
- Sembelit, dispepsia, disfagia, perut kembung, gagal hati (termasuk kasus fatal), nekrosis hati, sakit kuning, pankreatitis.
- Hipertonia, hipotensi (postural), INR yang meningkat (pada pasien yang diobati dengan Vitamin K antagonis), perpanjangan QT, torsade de pointes, aritmia ventrikel
- Methemoglobinemia.
- Myasthenia, eksaserbasi miastenia gravis, mioklonus, nystagmus, neuropati perifer yang mungkin ireversibel, fenitoin perubahan (serum), polineuropati, psikosis.
- Mialgia, tendinitis, tendon pecah, nekrolisis epidermal toksik (Lyell Syndrome), kedutan.
- Infeksi: kandiduria, kandidiasis vagina, moniliasis (oral, gastrointestinal, vagina), kolitis pseudomembran.
- Batu ginjal.
- Vaskulitis.
Peringatan!
Floroquinolon (ciprofloxacin termasuk golongan floroquinolon) dihubungkan dengan peningkatan risiko tendinitis (radang tendo, pengikat otot) dan ruptur tendon; risiko ini meningkat pada pasien usia tua (biasanya >60 tahun); pada penerima donor ginjal, jantung, dan paru; dan penggunaan terapi steroid konkomitan.
Floroquinolon juga mampu memicu kelemahan otot pada pasien miastenia gravis; sehingga hindari penggunaannya pada pasien dengan riwayat miastenia gravis.
DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi