Terbit: 30 May 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Efek Samping Ciprofloxacin

Efek samping ini terjadi pada sekitar 10% pasien yang menggunakan ciprofloxacin:

Ciprofloxacin – Efek Samping dan Peringatan

  • Mual (3%).
  • Nyeri perut (2%).
  • Diare (2% orang dewasa; 5% anak-anak).
  • Peningkatan kadar aminotransferase (2%).
  • Muntah (1% orang dewasa; 5% anak-anak).
  • Sakit kepala (1%).
  • Peningkatan kreatinin serum (1%).
  • Ruam (2%).
  • Gelisah (1%).

Sedangkan gejala berikut terjadi pada <1% pasien pengguna ciprofloxacin

  • Asidosis.
  • Reaksi alergi.
  • Angina pectoris/Kejang jantung.
  • Anorexia.
  • Arthralgia.
  • Ataxia.
  • Sakit punggung.
  • Penglihatan kabur.
  • Nyeri payudara.
  • Bronkospasme.
  • Diplopia.
  • Pusing.
  • Kantuk.
  • Disfagia.
  • Nafas yang sulit.
  • Kemerahan pada kulit dan wajah (flushing).
  • Sakit kaki.
  • Halusinasi.
  • Cegukan.
  • Hipertensi.
  • Hipotensi.
  • Insomnia.
  • Sifat lekas marah (iritabilitas).
  • Kekakuan sendi.
  • Kelesuan.
  • Migrain.
  • Mimpi buruk.
  • Kandidiasis oral.
  • Jantung berdebar (palpitasi).
  • Fotosensitifitas.
  • Poliuria.
  • Keadaan pingsan (sinkop).
  • Takikardia.
  • Tinnitus (telinga berdengung).
  • Tremor.
  • Retensi urine.
  • Vaginitis (radang vagina).

Laporan setelah obat ciprofloxacin beredar

  • Pustulosis exanthematous akut generalisata (AGEP), eritema multiforme, dermatitis eksfoliatif, fixed eruption, fotosensitivitas/reaksi fototoksisitas.
  • Agitasi, kebingungan, delirium.
  • Agranulositosis, albuminuria, kolesterol serum dan peningkatan trigliserid, peningkatan glukosa darah, anemia hemolitik, sumsum depresi (mengancam jiwa), pansitopenia (mengancam kehidupan atau hasil yang fatal), elevasi kalium (serum).
  • Reaksi anafilaksis (termasuk shock anafilaksis yang mengancam jiwa), serum sickness seperti reaksi, sindrom Stevens-Johnson.
  • Anosmia, hypesthesia.
  • Sembelit, dispepsia, disfagia, perut kembung, gagal hati (termasuk kasus fatal), nekrosis hati, sakit kuning, pankreatitis.
  • Hipertonia, hipotensi (postural), INR yang meningkat (pada pasien yang diobati dengan Vitamin K antagonis), perpanjangan QT, torsade de pointes, aritmia ventrikel
  • Methemoglobinemia.
  • Myasthenia, eksaserbasi miastenia gravis, mioklonus, nystagmus, neuropati perifer yang mungkin ireversibel, fenitoin perubahan (serum), polineuropati, psikosis.
  • Mialgia, tendinitis, tendon pecah, nekrolisis epidermal toksik (Lyell Syndrome), kedutan.
  • Infeksi: kandiduria, kandidiasis vagina, moniliasis (oral, gastrointestinal, vagina), kolitis pseudomembran.
  • Batu ginjal.
  • Vaskulitis.

Peringatan!

Floroquinolon (ciprofloxacin termasuk golongan floroquinolon) dihubungkan dengan peningkatan risiko tendinitis (radang tendo, pengikat otot) dan ruptur tendon; risiko ini meningkat pada pasien usia tua (biasanya >60 tahun); pada penerima donor ginjal, jantung, dan paru; dan penggunaan terapi steroid konkomitan.

Floroquinolon juga mampu memicu kelemahan otot pada pasien miastenia gravis; sehingga hindari penggunaannya pada pasien dengan riwayat miastenia gravis.

Ciprofloxacin – Halaman Selanjutnya :   1   2   3   4   5

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi