Terbit: 30 January 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Situasi yang membuat stres sering kali tidak bisa dihindari. Namun, Anda sebaiknya mencari cara terbaik untuk mengatasinya. Pasalnya, stres diketahui dapat memicu diabetes. Bagaimana hubungan dua kondisi tersebut? Simak penjelasan selengkapnya di artikel berikuti ini.

Mengapa Stres Bisa Memicu Diabetes? Ini Alasannya

Alasan Stres Bisa Menyebabkan Diabetes

Stres merupakan cara tubuh dan pikiran untuk merespon situasi yang baru atau sulit. Misalnya, Anda mungkin bisa merasakan cemas pada hari pertama kerja atau khawatir tentang presentasi di hari esok.

Ketika stres, tubuh akan memberikan respons tertentu sehingga memengaruhi kesehatan mental dan emosional, serta memberikan dampak pada kesehatan tubuh.

Berikut adalah beberapa efek stres pada tubuh yang dapat menyebabkan diabetes, di antaranya:

1. Menyebabkan Hiperglikemia

Ketika Anda merasa stres, tubuh akan melepaskan hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin. Kedua hormon ini akan memberikan energi tambahan untuk menghadapi situasi yang penuh tekanan. 

Namun, jika jumlah kedua hormon ini tinggi dalam tubuh, maka akan mengganggu kerja hormon insulin. Akibatnya, tubuh akan berada dalam kondisi resistensi insulin, di mana gula tidak dapat masuk ke dalam sel untuk diubah menjadi energi.

Kondisi ini akan menyebabkan kadar gula darah meningkat atau yang biasa disebut dengan hiperglikemia. 

Saat stres tidak dapat ditangani, maka glukosa dalam darah akan terus berada dalam level yang tinggi dan memiliki kontribusi dalam diabetes tipe 2.

Baca Juga10 Manfaat Daun Kale, Tingkatkan Imunitas hingga Cegah Diabetes

2. Mengganggu Waktu Tidur

Stres dapat menyebabkan Anda merasa tegang, cemas, dan khawatir. Tidak jarang, stres juga terbawa hingga menjelang waktu tidur. Akibatnya, Anda akan kesulitan tidur di malam hari.

Kurang tidur memiliki dampak buruk terhadap kesehatan. Tidur kurang dari enam jam per malam dapat mengganggu toleransi tubuh terhadap glukosa. Tubuh akan menjadi semakin resisten terhadap insulin. 

Kondisi resistensi insulin mampu meningkatkan risiko diabetes tipe 2. 

3. Mengubah Pola Makan

Anda pernah mendengar istilah ‘stress eating‘? Ini adalah kondisi yang membuat seseorang akan cenderung konsumsi makanan yang tinggi lemak dan gula saat stres. 

Dalam jangka pendek, stres dapat menurunkan nafsu makan. Namun, ketika stres terjadi dalam waktu yang panjang, hormon kortisol akan meningkatkan nafsu makan dan membuat Anda menginginkan makanan yang tinggi lemak dan gula. 

Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan gula dapat meningkatkan risiko diabetes. Ketika tubuh mengalami resistensi insulin, maka tubuh kesulitan untuk mengubah gula menjadi energi. Konsumsi makanan manis akan meningkatkan kadar gula dalam tubuh.

Sementara, konsumsi makanan yang tinggi lemak secara berlebihan dapat meningkatkan risiko perkembangan diabetes tipe 2. Makanan yang tinggi lemak akan menghambat kerja insulin sehingga kadar gula darah akan semakin tinggi. 

Tips Menurunkan Stres

Tidak hanya menyebabkan diabetes, stres dapat menyebabkan banyak masalah pada kesehatan. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan kondisi ini.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menurunkan stres, di antaranya:

1. Rajin Berolahraga

Jika Anda merasa stres, melakukan olahraga secara konsisten dapat membantu mengatasinya. Sebuah penelitian menyatakan bahwa olahraga secara teratur dapat memperbaiki kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.

Jika Anda jarang berolahraga, Anda dapat mulai dengan berjalan kaki atau bersepeda. Pilihlah aktivitas yang Anda sukai untuk membuat kebiasaan ini bertahan lama.

2. Mengurangi Konsumsi Kafein

Kafein merupakan senyawa kimia yang bisa ditemukan dalam kopi, teh, cokelat, dan minuman berenergi. Senyawa kimia ini akan menstimulasi sistem saraf pusat. 

Konsumsi kafein secara berlebihan dapat memperburuk suasana hati dan meningkatkan rasa kecemasan. Oleh sebab itu, Anda perlu membatasi konsumsi kafein dibawah 400 mg atau setara dengan 4 cangkir per hari

Baca Juga7 Jenis Olahraga yang Bisa Mencegah Diabetes

3. Praktik Mindfulness

Mindfulness adalah sebuah aktivitas yang mendorong pikiran Anda untuk berada di masa sekarang. Teknik ini dapat meningkatkan suasana hati dan menurunkan gejala stres.

Anda dapat melakukan mindfulness dengan melakukan meditasi dan mindfulness-based cognitive therapy (MBCT). 

Anda juga dapat mempraktikan cara ini dengan melakukan pernapasan yang mendalam. Metode ini dapat membantu Anda untuk fokus pada napas dan menghentikan pikiran buruk yang mengganggu perasaan. 

Stres tingkat tinggi dapat memengaruhi sistem kerja tubuh dan mendorong pola hidup yang tidak sehat. 

Jika Anda mengalami stres berkepanjangan, penting untuk mencari cara untuk manajemen stres. Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika Anda merasa tidak mampu mengatasinya sendiri.

 

  1. Anonim. Stress and Diabetes. https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/emotions/stress. (Diakses pada 26 Januari 2023). 
  2. Anonim. Sugar and Diabetes. https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/enjoy-food/eating-with-diabetes/food-groups/sugar-and-diabetes. (Diakses pada 26 Januari 2023).
  3. Anonim. 2021. Why Stress Causes People to Overeat. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/why-stress-causes-people-to-overeat. (Diakses pada 26 Januari 2023).
  4. Anonim. 2022. How High Fat Foods Impact Diabetes And Metabolic Syndrome. https://www.sciencedaily.com/releases/2012/05/120522114536.htm. (Diakses pada 26 Januari 2023).
  5. Anonim. 2022. Sleep for A Good Cause. https://www.cdc.gov/diabetes/library/features/diabetes-sleep.html. (Diakses pada 26 Januari 2023),
  6. Kubala, Jullian dan Kerri-Ann Jennings. 2022. 15 Simple Ways to Relieve Stress. https://www.healthline.com/nutrition/16-ways-relieve-stress-anxiety. (Diakses pada 26 Januari 2023). 
  7. Purdie, Jennifer. 2022. Stress: How It Affects Diabetes and How to Decrease It. https://www.healthline.com/health/diabetes-and-stress. (Diakses pada 26 Januari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi