Terbit: 7 October 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Hepatitis menyebabkan cukup banyak kematian di seluruh dunia, bahkan di Indonesia. Penularan hepatitis dapat terjadi lewat berbagai media, salah satunya melalui hubungan seks. Simak penjelasannya berikut ini.

Mungkinkah Hepatitis Menular Melalui Hubungan Seksual?

Hepatitis dan Penularannya Melalui Hubungan Seks

Ada tiga jenis hepatitis yang perlu diwaspadai, yaitu hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Ketiga penyakit ini cukup berbahaya untuk tubuh dan bisa mengancam nyawa. 

Meski penyakit ini kalah pamor mematikannya ketimbangan HIV, hepatitis jenis apa pun mudah sekali menular. Itulah alasan vaksinasi penyakit ini diperlukan.

Kalau sudah menyebar, berbagai gejala akan muncul disertai dengan kerusakan pada organ hati. Jika dibiarkan, kemungkinan besar akan terjadi masalah yang besar pada tubuh.

Dari ketiga jenis hepatitis yang ada, mana saja yang bisa menular melalui aktivitas seks? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

1. Hepatitis A

Dari semua jenis hepatitis yang ada, hepatitis A tergolong ringan dan mudah sekali disembuhkan. Bahkan, kalau daya tahan tubuh naik, virus penyebab penyakit bisa hilang sendiri.

Salah satu gejala hepatitis A, yaitu kulit kuning dan sering mual. Virus ini bisa menular melalui makanan yang terkontaminasi.

Selain melalui perantara makanan, penularan hepatitis melalui hubungan seks dapat terjadi. Jadi, kalau pasangan sedang mengidap hepatitis A atau mulai menunjukkan gejalanya, hindari berhubungan seksual terlebih dahulu.

Meski tergolong ringan dan mudah diatasi, Anda tidak boleh menyepelekannya begitu saja. Pasalnya, hepatitis tetap saja merusak jaringan di hati. Kalau sampai kondisi ini dibiarkan, hati akan terus rusak dan akhirnya memicu infeksi lain terjadi di seluruh tubuh.

Baca JugaKenali 6 Cara Penularan Penyakit Herpes Genital

2. Hepatitis B

Hepatitis B dikenal sangat berbahaya dan mudah sekali menular melalui aktivitas seks yang tidak sehat. Seseorang yang sering melakukan seks dan bergonta-ganti pasangan akan rawan terkena hepatitis B. Penyakit ini akan menyerang hati dan menyebabkan komplikasi lainnya.

Oh ya, infeksi yang disebabkan oleh hepatitis B sering kali muncul tidak sendiri. Infeksi ini juga disertai dengan HIV. Jadi, risiko kesehatan yang akan dialami semakin besar, bahkan bisa menyebabkan kematian kalau tidak ditangani.

Mengingat hepatitis B dan HIV memiliki hubungan yang sangat erat, ada baiknya untuk tetap menjaga keamanan dalam melakukan seks.

Jangan asal melakukan seks apalagi dengan orang asing. Kondom harus digunakan setiap bercinta, kecuali pasangan sudah tahu kondisi kesehatan masing-masing

3. Hepatitis C

Hepatitis tipe terakhir ini dikenal cukup kronis dan membahayakan keselamatan seseorang. Terkena penyakit ini akan susah disembuhkan kalau sudah mulai parah. Kondisi hepatitis C akan semakin kronis kalau ada infeksi lain di tubuh, seperti HIV atau penyakit seksual lainnya.

Sayangnya, hepatitis jenis terakhir ini jarang sekali diperhatikan oleh banyak orang meski sangat mematikan dan sering tidak disadari.

Kalau Anda pernah melakukan seks dan mendadak muncul gejala yang tidak wajar, seperti ada perubahan warna pada tubuh menjadi kuning, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Baca JugaPenyakit Berbahaya yang Ditularkan Melalui Seks Oral

Seks pada Penderita Hepatitis yang Aman

Berhubungan seks dengan mereka yang menderita hepatitis cukup berisiko. Bahkan, meski sudah sembuh, masih ada kemungkinan virus bertahan dalam jumlah kecil.

Kalau pasangan memiliki hepatitis meski hanya jenis ringan, coba lakukan seks aman dengan cara-cara di bawah ini:

  • Pastikan menggunakan kondom untuk berhubungan badan. Kalau sampai tidak mengenakan kondom, virus bisa dengan mudah menular dengan cepat.
  • Perhatikan kualitas kondom yang digunakan. Pastikan kondom tidak kedaluwarsa agar kemungkinan bocor tidak terjadi. Hal ini sering kali luput dari perhatian dan memicu masalah kalau sampai terjadi.
  • Hindari melakukan seks oral tanpa pengaman. Gunakan kondom yang memiliki rasa dan aroma, jangan kondom yang sama untuk seks vaginal.
  • Periksa ke dokter sebelum melakukan seks untuk menurunkan risiko penularan kalau masih ada virus di dalam tubuh.
  • Saling mengetahui kondisi kesehatan pasangan. Jujur dengan kondisi akan menurunkan risiko penularan hepatitis dan penyakit seks lainnya.

Baca Juga7 Jenis Kanker yang Bisa Ditularkan Melalui Hubungan Intim

Penularan Hepatitis Selain Melalui Seks

Penularan hepatitis melalui hubungan seks memang nyata adanya. Namun, ada berbagai faktor lain yang dapat menyebabkan virus menyebar.

Beberapa cara penularan hepatitis yang cukup tinggi kejadiannya, antara lain:

  • Melalui makanan dan minuman yang tidak sehat. Hepatitis A yang ringan bisa menular dengan cara ini.
  • Transfusi darah atau jarum suntik. Virus bisa menempel di dan masuk ke dalam tubuh dengan mudah kalau digunakan lagi.
  • Penggunaan narkoba jenis tertentu yang dilakukan secara bergantian. Hepatitis bisa menyebar melalui darah kalau sampai menempel di alat suntik.
  • Seks oral tanpa kondom. Kalau ada luka di dalam mulut yang cukup lebar bisa jadi jalan virus untuk masuk.

Itulah penjelasan seputar penularan hepatitis melalui hubungan seks. Mari lebih waspadai hepatitis dengan menghindari aktivitas seks yang berisiko. Selalu pertimbangkan keamanan agar tidak tertular penyakit apa pun melalui hubungan intim.

 

  1. Anonim. 2020. Sexual Transmission and Viral Hepatitis. https://www.cdc.gov/hepatitis/populations/stds.htm. (Diakses pada 21 Agustus 2023).
  2. Freeman, David. 2020. Hepatitis and Sex: Frequently Asked Questions. https://www.webmd.com/hepatitis/hepatitis-and-sex-frequently-asked-questions. (Diakses pada 21 Agustus 2023).
  3. Iliades, Chris. 2014. Keeping Loved Ones Safe: Sex and Viral Hepatitis. https://www.everydayhealth.com/hepatitis/hepatitis-and-your-sex-life.aspx. (Diakses pada 21 Agustus 2023).
  4. Kahn, April. 2023. Hepatitis. https://www.healthline.com/health/hepatitis. (Diakses pada 21 Agustus 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi