Terbit: 23 November 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

DokterSehat.Com- Salah satu tugas yang paling penting, tapi juga paling sulit, yang profesional kesehatan mental lakukan secara rutin adalah penilaian risiko bunuh diri. Karena bunuh diri relatif jarang terjadi, bahkan pada mereka yang memiliki diagnosis penyakit jiwa, memprediksi siapa yang mungkin mencoba bunuh diri, dan kapan, sangat sulit dilakukan. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang melakukan bunuh diri akan menemui dokter atau profesional kesehatan mental dalam bulan sebelum mereka mengakhiri hidup mereka. Mengetahui hal ini, kita harus terus berupaya menjadi lebih baik dalam mengidentifikasi mereka yang berisiko.

Ide Bunuh Diri – Mengevaluasi Risiko Bunuh Diri

Beberapa profesional mendekati penilaian bunuh diri dengan menggunakan wawancara terstruktur atau skala penilaian untuk menilai risiko. Aaron Beck mengembangkan salah satu alat sebelumnya, yang disebut Scale of Suicidal Ideation (SSI). Skala yang lebih baru yaitu Skala SADPERSONS mudah digunakan dan memiliki penerimaan yang cukup luas. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa skala SADPERSONS bukanlah penilaian risiko yang akurat. Baru-baru ini, The Columbia Suicide Severity Rating Scale (C-SSRS) telah digunakan dalam berbagai kondisi untuk menilai pemikiran bunuh diri. Skala penilaian yang divalidasi memiliki keuntungan untuk diuji pada banyak subjek dan memberikan skor numerik yang obyektif dan sering digunakan dalam pengambilan keputusan. Namun, karena bunuh diri adalah kejadian yang kompleks dan berfrekuensi rendah, tidak ada skala yang bisa benar-benar akurat. Dokter harus tetap mengandalkan penilaian klinis yang baik dan memperhitungkan faktor-faktor yang tidak dinilai dalam skala ini.

Pendekatan yang lebih luas, mengintegrasikan sejarah klinis rinci bersama dengan wawancara terstruktur, memberikan dasar yang lebih baik untuk keputusan tentang risiko. Namun, tekanan bagi dokter untuk melihat pasien dengan lebih cepat dapat membatasi seberapa praktisnya hal ini. Salah satu contoh pendekatan berbasis wawancara yang dapat disesuaikan dengan situasi klinis yang berbeda adalah pendekatan Chronological Assessment of Suicide Events (pendekatan CASE). Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mendapatkan penjelasan rinci tentang pemikiran, persiapan dan usaha bunuh diri, bersama dengan gejala kejiwaan terkini untuk memberikan rekomendasi perawatan terbaik.

Untuk dokter perawatan primer, waktu lebih terbatas harus digunakan untuk mengatasi berbagai masalah medis lainnya. Skrining setiap pasien untuk risiko bunuh diri tidak praktis dan terbukti memiliki nilai terbatas dalam mencegah kemungkinan kasus bunuh diri. Rekomendasi saat ini adalah untuk skrining pasien perawatan primer untuk depresi dan kecemasan, dan dengan memberikan perawatan yang tepat, sehingga risiko bunuh diri dapat dikurangi.

Ide Bunuh Diri – Halaman Selanjutnya: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi