Terbit: 6 July 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Ganja termasuk ke dalam obat-obatan terlarang yang bisa memberikan efek tertentu pada penggunanya, bisa membuat seseorang menjadi rileks atau justru sebaliknya. Lantas, berapa lama efek ganja pada tubuh? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Berapa Lama Efek Ganja Bertahan dalam Tubuh?

Berapa Lama Efek Ganja Hilang dari Tubuh?

Ganja (cannabis sativa, cannabis indica) adalah tanaman yang lebih dikenal karena kandungan zat narkotika di dalamnya, yakni tetrahydrocannabinol (THC). Bagian ganja yang digunakan antara lain daun, bunga, biji, dan batang.

THC adalah cannabinoid yang membuat penggunanya merasakan euforia (rasa senang tanpa sebab), mabuk, tenang, perubahan persepsi, peningkatan persepsi emosional, dan perlambatan waktu. Oleh sebab itu, tanaman ganja sering kali disalahgunakan sebagai kebutuhan rekreasi.

Namun, efek ganja bisa sebaliknya pada sebagian orang, termasuk cemas, depresi, dan paranoid. Efek tersebut dapat bertahan lama dalam tubuh si pemakai.

Umumnya, durasi efek ganja dapat berlangsung dari 2 hingga 10 jam. Durasi efeknya tergantung pada banyak faktor, termasuk:

  • Berapa banyak menelan atau mengisap ganja.
  • Berapa banyak THC dalam ganja yang dicerna atau dihirup.
  • Berat badan dan kadar lemak dalam tubuh.
  • Memiliki metabolisme yang lambat atau cepat.
  • Sudah makan atau belum.
  • Tingkat toleransi tubuh.

Efek ganja hilang berapa lama juga bergantung pada cara mengonsumsi, di antaranya:

1. Merokok atau vaping

Ketika digunakan untuk merokok atau vaping, ganja akan memberikan efek perasaan gembira yang dapat dimulai dalam beberapa menit dan memuncak setelah 10–30 menit.

Lantas, berapa lama efek ganja hilang dengan cara ini? Perasaan tersebut biasanya berlangsung selama 1 hingga 3 jam, meskipun bisa bertahan hingga 8 jam apabila kadar THC tinggi.

Baca Juga: 15 Bahaya Mengisap Ganja, Merusak Otak hingga Ganggu Kesuburan

2. Memakan

Apabila mengonsumsi produk yang mengandung ganja melalui makanan, seseorang biasanya akan merasakan efek ganja dalam waktu 1 jam, dan sensasinya akan memuncak setelah 2,5-3,5 jam.

Tergantung pada kadar THC yang dikonsumsi dan toleransi tubuh terhadapnya, kadar tinggi yang dapat dimakan bisa bertahan beberapa jam hingga sehari penuh.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, efek mengonsumsi makanan yang mengandung ganja berbeda-beda tergantung cara mengolahnya. Misalnya, ganja dalam bentuk permen yang keras akan memberikan efek lebih cepat.

3. Topikal

Efek ganja bisa bertahan seharian atau 24 jam apabila menggunakan ganja dalam bentuk transdermal patches (ditempelkan ke kulit) yang memungkinkan kandungan meresap ke dalam tubuh. Durasi efeknya tergantung pada waktu pelepasannya.

Sebagai ganja medis, peresapan yang stabil dari transdermal patches dapat memberikan manfaat untuk mengobati rasa sakit dan peradangan.

Ganja topikal lainnya tersedia dalam bentuk krim, salep, balsem, lotion, dan gel. Efek dari bentuk tersebut biasanya berlangsung antara 30 menit hingga 3 jam, tetapi terkadang lebih lama jika telah dioleskan kembali secara teratur atau banyak.

Biasanya, efek ganja akan hilang setelah bertahan kurang lebih selama 8-10 jam.

 

  1. Anonim.. How Long Does A Cannabis High Last?. https://www.mypureoasis.com/how-long-does-a-cannabis-high-last/. (Diakses pada 6 Juli 2022)
  2. Davis, Kathlee. 2020. Everything you need to know about cannabis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/246392. (Diakses pada 6 Juli 2022)
  3. Hemraj, Dipak. Tanpa Tahun. How to Dose Cannabis Topicals. https://leafwell.com/blog/how-to-dose-cannabis-topicals/. (Diakses pada 6 Juli 2022)
  4. Millar, Helen. 2020. What is the duration of a ‘weed-high’?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-long-does-a-weed-high-last#how-long-it-takes-to-kick-in. (Diakses pada 6 Juli 2022)
  5. Santos-Longhurst, Adrienne. 2020. How Long Does a Cannabis High Last?. https://www.healthline.com/health/how-long-does-a-marijuana-high-last. (Diakses pada 6 Juli 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi