Terbit: 5 April 2020 | Diperbarui: 8 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Orang-orang yang menderita gangguan kepribadian paranoid bisa menjadi manusia antisosial karena mereka tidak percaya kepada orang-orang di sekitarnya. Mereka sangat curiga dengan orang lain dan merasa dirinya terancam. Meskipun tidak ada obat untuk gangguan kepribadian ini, metode psikoterapi dapat membantu dalam meredakan gangguan ini secara alami.

Gangguan Kepribadian Paranoid: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa Itu Paranoid?

Arti paranoid adalah kondisi kronis yang ditandai oleh pola-pola pikiran, perilaku, dan fungsi yang mengganggu. Gejala kondisi ini biasanya mirip dengan skizofrenia paranoid dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan genetik antara kedua gangguan tersebut.

Penderita gangguan kepribadian ini berisiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi, penyalahgunaan zat, dan agorafobia – ketakutan terhadap suatu tempat.

Paranoid dalam bahasa Yunani kuno disebut paranoia. Paranoid artinya adalah gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya.

Jenis Paranoid

Setelah mengetahui apa itu paranoid atau arti paranoid, ketahui pula beberapa jenis paranoid. Istilah paranoid dalam psikiatri deskriptif klasik sering digunakan secara ambigu, merujuk pada berbagai proses klinis yang harus dibedakan dengan lebih jelas.

Gangguan kepribadian ini secara khusus terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya.

  1. Paranoid dari rasa bersalah
  2. Paranoid dari rasa harga diri rendah
  3. Paranoid dari perasaan penganiayaan

Ketiga jenis ini berbeda secara deskriptif, dinamis, dan genetik. Perbedaan paling signifikan secara pragmatis karena perlakuannya berbeda untuk masing-masing jenis paranoid.

Penyebab Paranoid

Paranoid adalah gangguan kepribadian yang belum dapat diidentifikasi secara pasti. Tetapi para peneliti telah menduga ada hubungannya dengan faktor biologis dan lingkungan. Berikut penjelasannya:

1. Biologis

Menurut para peneliti, gangguan kepribadian ini lebih umum pada orang-orang yang memiliki salah satu keluarga yang menderita gangguan psikotik, seperti skizofrenia. Ini menunjukkan komponen genetik berisiko mengembangkan gangguan kepribadian ini pada seorang.

2. Lingkungan

Para peneliti telah memerhatikan pola signifikan trauma masa kecil pada orang dewasa yang menderita gangguan kepribadian paranoid. Trauma masa lalu ini di antaranya karena pelecehan, dikucilkan, atau kondisi rumah yang tidak stabil.

Kesimpulan yang mungkin adalah bahwa kombinasi biologis dan psikologis dapat memicu timbulnya gangguan tersebut, meskipun, tentu saja kondisi masing-masing individu adalah unik.

Faktor Risiko Paranoid

Meski penyebab gangguan kepribadian ini tidak diketahui secara pasti, tetapi faktor-faktor tertentu mungkin dapat meningkatkan risiko paranoid, di antaranya:

  1. Riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian paranoid atau penyakit mental lainnya
  2. Lingkungan keluarga yang kasar, tidak stabil atau bermasalah selama masa kanak-kanak
  3. Didiagnosis mengalami gangguan perilaku di masa kecil
  4. Variasi struktur otak dan kimia

Gejala Paranoid

Paranoid adalah gangguan pikiran, bukan cacat karakter. Penderita kondisi ini cenderung memiliki pemikiran palsu tentang dunia dan orang-orang di sekitarnya. Berikut adalah gejala paranoid yang dapat Anda Kenali:

1. Bias Konfirmasi

Penderita kondisi ini memikirkan orang yang mencurigakan dan mencari bukti secara intens untuk mengantisipasi. Dia tidak akan menerima argumen rasional kecuali untuk menemukan beberapa aspek atau sifat yang menegaskan pandangan aslinya.

2. Bias Perhatian

Media untuk bias konfirmasi seseorang adalah perhatiannya. Perhatian yang intens dan fokus orang yang mengalami paranoid sangat sempit.

Misalnya, seseorang dengan harga diri rendah sangat sensitif terhadap orang lain yang mengucilkannya. Ia terus mencari ciri-ciri seseorang yang mungkin tidak menyukainya.

3. Gangguan Pemikiran

Ketika melihat orang yang mencurigakan dan meyakininya berdasarkan beberapa bukti, ia enggan untuk menyerah.

Ketika dihadapkan dengan bukti baru, ia cenderung memperbaiki penilaian aslinya tentang kemungkinan keterangan alternatif.

4. Realitas yang Menyimpang

Orang paranoid memaksakan pandangan bias pada dunia nyata. Pemikirannya berubah dari kepercayaan menjadi bukti. Penderita kondisi ini biasanya mendengarkan dan memerhatikan hanya untuk petunjuk tertentu yang menarik baginya, mengikat keyakinan yang mencurigakan.

Misalnya, dalam percakapan dengan rekan kerja, ia salah memaknai karena ia gagal membaca yang tersirat, alih-alih berfokus pada apa yang ingin dilihatnya.

5. Delusi Penindasan

Orang yang yang mengalami kondisi ini menyalahkan orang lain dan mengartikan peristiwa hidup dengan menyalahkan orang lain. Misalnya, mereka mengartikan peristiwa negatif, seperti kehilangan pekerjaan dikaitkan dengan niat jahat orang lain.

Sisi lain dari delusi penindasan adalah kebesaran (grandiosity), yang berfungsi untuk mempertahankan diri dari kecemasan dan kerentanan. Dalam upaya untuk mengatasi harga diri yang rendah dan rasa takut bahwa tidak ada yang menyukainya, orang paranoid meyakinkan diri sendiri bahwa semua orang menyukainya.

6. Curiga yang Berlebihan

Curiga adalah pengganti ancaman atau ketegangan eksternal dengan ancaman internal yang dibantah seseorang. Misalnya, orang dengan kondisi ini mungkin berpikir “Aku benci dia” menjadi “Dia membenciku.” Proses mental ini merupakan inti pemikiran orang paranoid.

Misalnya, orang paranoid yang telah melakukan kesalahan kecil pada pekerjaan akan mencari petunjuk ketidaksetujuan atau tidak suka dalam perilaku bosnya. Ketika dia menemukan tanda itu, antisipasi yang bias menjadi keyakinan tidak setuju.

7. Gagasan yang Dinilai Terlalu Tinggi

Gagasan yang dinilai terlalu tinggi adalah gagasan sederhana yang mirip khayalan, dan seringkali mengarahkan pada perilaku tertentu. Contohnya adalah mengetuk kayu untuk melindungi diri dari masalah.

Sementara contoh lainya, tidak sedikit orang meyakini bahwa makanan yang jatuh ke lantai sebelum 5 menit masih bisa dimakan. Salah satu aspek takhayul adalah gagasan pemikiran yang aneh, bahwa Anda seolah memiliki kendali atas semua hal.

8. Perasaan yang Keliru

Orang yang curiga bisa benar-benar dalam persepsinya dan pada saat yang sama benar salah dalam menurut pandangannya. Masuk akal adalah motivasinya yang mendalam, tetapi itu tidak sama dengan menjadi benar.

Menurut Michael Gazzaniga, bahwa tekanan untuk membenarkan tindakan seseorang mencerminkan pengoperasian “sistem penerjemah” di belahan otak (analitik) kiri.

Otak hanya memahami apa yang diinginkan seseorang. Apa yang membuat kita dalam kesulitan bukanlah apa yang tidak kita ketahui, tetapi apa yang kita tahu pasti tidak begitu.

Diagnosis Paranoid

Berikut beberapa tes yang mungkin direkomendasikan untuk mendiagnosis kondisi Anda terhadap gangguan kepribadian:

1. Diagnosis Kriteria dalam DSM-5

Dokter biasanya mendiagnosis gangguan kepribadian berdasarkan kriteria dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi kelima (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

Guna memudahkan dokter mendiagnosis gangguan kepribadian ini, penderitanya ditandai dengan tidak percaya yang terus menerus dan curiga terhadap orang lain. Seperti yang ditunjukkan oleh beberapa hal berikut ini:

  • Mencurigai tanpa alasan yang cukup, bahwa orang lain mengeksploitasi, melukai, atau menipunya.
  • Sibukkan dengan keraguan yang tidak dapat dibenarkan tentang kemampuan teman dan rekan kerjanya.
  • Enggan untuk curhat pada orang lain agar informasi tersebut tidak digunakan terhadapnya.
  • Salah menafsirkan pernyataan atau peristiwa yang tidak berbahaya dan memiliki makna meremehkan yang tersembunyi, bermusuhan, atau mengancam.
  • Menyimpan dendam jika merasa dihina, terluka, atau diremehkan.
  • Cepat berpikir bahwa karakter atau reputasinya telah diserang dan bereaksi dengan marah atau melakukan serangan balik.
  • Berulang kali curiga, misal pasangannya tidak setia, meskipun penderita tidak punya alasan yang cukup untuk mencurigainya.

2. Pemeriksaan fisik

Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan mendalam tentang kesehatan Anda. Dalam beberapa kasus, gejala Anda mungkin terkait dengan masalah kesehatan fisik yang mendasarinya. Evaluasi Anda dapat mencakup tes laboratorium dan tes skrining untuk alkohol dan obat-obatan.

3. Evaluasi Kejiwaan

Ini termasuk diskusi tentang pikiran, perasaan dan perilaku Anda dan mungkin termasuk kuesioner untuk membantu menentukan diagnosis. Dengan izin Anda, informasi dari anggota keluarga atau orang lain dapat membantu.

Pengobatan Paranoid

Ada beberapa perawatan yang dapat mengatasi ganggguan kepribadian paranoid, di antararanya:

1. Terapi Perilaku Kognitif

Perawatan umum untuk gangguan kepribadian paranoid adalah sama dengan perawatan untuk semua gangguan kepribadian.

Karena penderita gangguan kepribadian paranoid memiliki perasaan sangat curiga dan tidak percaya, dokter sering mengalami kesulitan membangun hubungan yang kooperatif dan saling menghormati dengan penderitanya.

Guna membantu membangun hubungan dan membantunya untuk mengikuti perawatan, dokter biasanya mencoba untuk mengungkapkan kecurigaan yang memiliki validitas.

Tidak ada perawatan yang efektif untuk gangguan kepribadian paranoid. Namun, jika orang paranoid mau bekerja sama, terapi perilaku kognitif mungkin bisa membantunya.

Obat-obatan, seperti antidepresan dan antipsikotik yang lebih baru (generasi kedua), dapat diresepkan untuk mengobati gejalanya. Antipsikotik generasi kedua dapat membantu mengurangi kecemasan dan paranoia.

2. Psikoterapi

Ketika menjalani psikoterapi dengan seorang psikoterapis, Anda dapat memerhatikan kondisi Anda dan berbicara tentang suasana hati, perasaan, pikiran, dan perilaku. Anda dapat belajar mengatasi stres dan mengatasi gangguan yang diderita.

Psikoterapi dapat diberikan secara individu, kelompok, atau mencakup keluarga atau bahkan teman. Terdapat beberapa jenis psikoterapi, dan seorang psikoterapis dapat menentukan jenis psikoterapi yang cocok untuk Anda.

Selain itu, Anda juga mendapatkan pelatihan keterampilan sosial. Anda dapat menggunakan wawasan dan pengetahuan yang diperoleh untuk mempelajari cara-cara sehat dalam mengelola gejala dan mengurangi perilaku yang mengganggu fungsi dan hubungan Anda.

Sementara terapi keluarga dapat membantu dan membimbing keluarga yang terkait dengan anggota keluarga yang menderita gangguan kepribadian.

3. Obat-Obatan

Ada beberapa jenis obat-obatan psikiatrik yang dapat membantu mengatasi berbagai gejala gangguan kepribadian paranoid, di antaranya:

  • Antidepresan

Antidepresan mungkin berguna untuk seseorang yang merasa tertekan, impulsif, marah, mudah marah atau putus asa, yang mungkin terkait dengan gangguan kepribadian.

  • Stabilisator Suasana Hati

Penstabil mood atau suasana hati ini dapat membantu mengatasi perubahan suasana hati atau mengurangi sifat mudah marah, impulsif, dan agresif.

  • Obat Antipsikotik

Obat ini juga disebut neuroleptik, yang dapat membantu meredakan beberapa gejala, seperti kehilangan kontak dengan kenyataan (psikosis) atau memiliki masalah kecemasan atau merasa marah.

  • Obat Antikecemasan

Obat ini dapat membantu mengurangi kecemasan, agitasi atau insomnia. Tetapi dalam beberapa kasus, obat ini dapat meningkatkan perilaku impulsif, sehingga dihindari dalam beberapa jenis gangguan kepribadian.

4. Program Perawatan di Rumah Sakit

Kasus yang jarang terjadi, gangguan kepribadian mungkin sangat parah sehingga seseorang memerlukan perawatan kejiwaan di rumah sakit. Program ini biasanya dianjurkan hanya ketika Anda tidak dapat merawat diri sendiri dengan benar atau ketika membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Setelah kondisi berangsur stabil di rumah sakit, dokter dapat menganjurkan program perawatan di rumah sakit, perawatan rumahan atau perawatan rawat jalan.

 

  1. Anonim. 2016. Personality disorders. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/personality-disorders/symptoms-causes/syc-20354463. (Diaskses 5 November 2019).
  2. Anonim. 2019. Paranoid. https://id.wikipedia.org/wiki/Paranoid. (Diaskses 5 November 2019).
  3. Heshmat, Shahram. 2016. Key Traits of Paranoid Thinkers. https://www.psychologytoday.com/us/blog/science-choice/201602/8-key-traits-paranoid-thinkers. (Diaskses 5 November 2019).
  4. Nowak, Laurel. 2018. Exploring the Causes of Paranoid Personality Disorder and How Treatment Can Help. https://www.brightquest.com/blog/exploring-the-causes-of-paranoid-personality-disorder-and-how-treatment-can-help/. (Diaskses 5 November 2019).
  5. Roskin G, dkk. 1977. Three types of paranoid processes. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14813. (Diaskses 5 November 2019).
  6. Skodol, Andrew. 2018. Paranoid Personality Disorder (PPD). https://www.msdmanuals.com/home/mental-health-disorders/personality-disorders/paranoid-personality-disorder-ppd#v36027361. (Diaskses 5 November 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi