Terbit: 11 July 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Meski lebih umum terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, kanker payudara ternyata bisa terjadi pada wanita muda. Simak penjelasan mengenai gejala awal yang bisa muncul hingga berbagai faktor risiko yang bisa meningkatkan kondisi tersebut dalam ulasan berikut.

Kanker Payudara Bisa Terjadi pada Wanita Muda, Waspadalah

Kanker Payudara pada Wanita Muda

Pada dasarnya, kanker payudara bisa menyerang pada usia berapapun, tidak terkecuali wanita yang masih muda. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan wanita berada dalam risiko tinggi untuk mengembangakan kondisi ini, di antaranya:

  • Cacat genetik tertentu. Perempuan yang membawa cacat pada salah satu dari gen ini memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan kanker payudara.
  • Pernah menjalani terapi radiasi pada dada sebelum usia 40 tahun.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara, khususnya pada ibu, anak, atau saudara perempuan.
  • Memiliki riwayat pribadi kanker payudara atau beberapa penyakit payudara non-kanker.

Beberapa penelitian telah menyarankan bahwa penggunaan pil KB (selama 10 tahun terakhir) dapat menghasilkan penurunan risiko terhadap perkembangan kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak menggunakan pil KB.

Meski begitu, harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mempelajari hasil penelitian sebelumnya, hal ini menjadi penting agar dapat diketahui apakah adanya hubungan antara penggunaan pil KB dengan hormon sintetis (estrogen dan progesteron/progestin) yang berperan dalam kanker payudara.

Namun, terapi penggantian hormon estrogen dan progestin telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi perkembangan kanker payudara.

Baca Juga: Wanita Gemuk Lebih Berisiko Terkena Kanker Payudara, Benarkah?

Penyebab Kanker Payudara di Usia Muda

Mendiagnosis kanker payudara pada wanita muda lebih sulit karena jaringan payudaranya lebih padat daripada jaringan payudara wanita yang berusia di atas 40 tahun.

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya deteksi dini dengan perubahan yang dirasakan pada payudara. Anda juga harus dapat membedakan perubahan kanker payudara pada saat sedang menstruasi (gejala PMS) atau benjolan abnormal.

Selain itu, kanker payudara pada wanita muda mungkin menjadi agresif karena biasanya seorang wanita tidak memercayai adanya sel kanker yang berkembang di tubuhnya, sehingga pengobatan yang minim dapat mengembangkan pergerakan sel kanker.

Penundaan dalam mendiagnosis kanker payudara juga dapat menjadi masalah. Banyak wanita muda yang memiliki kanker payudara mengabaikan tanda-tanda peringatan, seperti benjolan payudara atau nipple discharge (keluarnya cairan dari puting) yang tidak biasa.

Baca Juga: Benarkah Minyak Goreng Bekas Sebabkan Kanker Payudara?

Risiko Kanker Payudara pada Wanita Muda

Kanker payudara adalah jenis kanker paling umum terjadi pada wanita. Sekitar 1 dari 8 wanita berisiko terkena kanker payudara selama hidupnya.

Pada tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker. Jumlah kematian dari penyakit ini mencapai 22 ribu jiwa.

Meskipun kanker payudara sebagian besar terjadi pada wanita yang lebih tua, dalam kasus yang jarang terjadi, kanker payudara menyerang wanita di bawah usia 40 tahun. Sekitar 9% dari semua kasus baru kanker payudara ditemukan pada wanita di bawah usia 40 tahun.

Berikut ini beberapa fakta kanker payudara pada wanita muda:

  • Lebih cenderung turun temurun daripada kanker payudara pada wanita yang lebih tua.
  • Lebih mungkin ditemukan pada tahap selanjutnya, dan sering kali lebih agresif dan sulit diobati.
  • Seringkali disertai dengan masalah lain, seperti kekhawatiran tentang penampilan tubuh, kesuburan, keuangan, dan perasaan terasing.

Semua wanita berisiko terkena kanker payudara, tetapi beberapa faktor yang telah dijelaskan sebelumnya dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker payudara sebelum usia 40 tahun.

Mengenali faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara merupakan langkah pertama yang penting dalam menilai risiko. Mempelajari gejala kanker payudara juga bisa membantu mengetahui kapan harus mengunjungi dokter.

Baca Juga: Mendeteksi Dini Kanker Payudara dengan Teknik SADARI

Gejala Awal Kanker Payudara

Tanda awal kanker payudara yang sebagian besar wanita keluhkan adalah benjolan atau area jaringan yang menebal di payudaranya.

Sebagian besar benjolan di payudara tidak bersifat kanker, tetapi yang terbaik adalah memeriksakannya ke dokter. Anda harus mengunjungi dokter jika memiliki salah satu dari gejala berikut:

  • Benjolan baru muncul atau area jaringan yang menebal di kedua payudara yang sebelumnya tidak ada.
  • Perubahan ukuran atau bentuk salah satu atau kedua payudara.
  • Keluarnya cairan dari salah satu puting payudara.
  • Benjolan atau bengkak di salah satu ketiak.
  • Perubahan tampilan atau warna kulit payudara, seperti kerutan, lesung pipit, ruam, atau kemerahan.
  • Ruam (seperti eksim), kulit berkerak, bersisik,  gatal, atau kemerahan pada atau sekitar puting.
  • Perubahan penampilan puting, seperti menjadi cekung ke dalam payudara.

Apabila Anda memiliki salah satu atau beberapa gejala ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui diagnosis dan pengobatan yang tepat.

 

  1. Anonim. 2022. KemenPPPA Dorong Masyarakat Lakukan Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan SADARI dan SADANIS. https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/3889/kemenpppa-dorong-masyarakat-lakukan-deteksi-dini-kanker-payudara-dengan-sadari-dan-sadanis. (Diakses pada 15 Maret 2023)
  2. Anonim. 2021. Breast Cancer In Young Women. https://www.cdc.gov/cancer/breast/young_women/bringyourbrave/breast_cancer_young_women/index.htm. (Diakses pada 15 Maret 2023)
  3. Anonim. 2019. Breast cancer in women. https://www.nhs.uk/conditions/breast-cancer/symptoms/. (Diakses pada 15 Maret 2023)
  4. Anonim. 2020. Breast Cancer Signs and Symptoms. https://www.webmd.com/breast-cancer/understanding-breast-cancer-symptoms. (Diakses pada 15 Maret 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi