Terbit: 5 May 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Kanker serviks berada pada urutan keempat kanker yang paling sering menyerang wanita. Sebagai salah satu langkah pencegahan, mengetahui tentang penyebab kanker serviks dan faktor risikonya adalah hal yang penting. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini. 

Kenali Beragam Penyebab Kanker Serviks dan Faktor Risikonya

Mengenali Penyebab Kanker Serviks

Kanker serviks disebabkan oleh akumulasi kerusakan gen yang disebabkan oleh paparan zat berbahaya yang menyebabkan kanker. Zat-zat ini disebut zat karsinogen yang dapat berupa zat kimia atau molekul tertentu.

Penyebab kanker itu sendiri dapat dipengaruhi oleh lingkungan, virus, hingga faktor genetik. Umumnya kerusakan gen ini tidak hanya disebabkan oleh satu penyebab saja, tapi terdapat beberapa penyebab yang saling memengaruhi.

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi ketika sel-sel di serviks menjadi abnormal dan berkembang biak dengan cepat. Pemicu utama dari kanker serviks adalah infeksi human papilloma virus (HPV). 

Perlu diketahui, terdapat 15 jenis HPV  yang dianggap berisiko tinggi menyebarkan kanker serviks. Dari jumlah tersebut, terdapat 2 jenis HPV yang berpotensi paling tinggi menyebabkan kanker serviks yaitu HPV 16 dan HPV 18.

Baca juga: Vaksin HPV: Tujuan, Dosis, Efek Samping, dll

Faktor Risiko Kanker Serviks

Meski penyebab utamanya adalah virus HPV, terdapat berbagai faktor yang justru lebih berpotensi dalam mengembangkan kanker serviks, di antaranya:

1. Faktor Usia

Kanker serviks sangat jarang menyerang wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun. Risikonya justru meningkat di akhir usia remaja hingga pertengahan usia 30-an.

Meskipun tidak berada di usia yang rawan terkena kanker serviks, setiap wanita tetap harus melakukan pemeriksaan kanker serviks seperti pap smear atau tes HPV.

2. Hubungan Seksual di Usia Muda

Melakukan hubungan seksual di usia dini (di bawah 20 tahun) sering kali dikaitkan dengan risiko penuralan HPV dan infeksi menular seksual lainnya yang lebih tinggi.

Hubungan seksual di usia dini ini juga berpotensi menyebabkan kehamilan usia dini. Selain hubungan seksual usia dini, melahirkan usia dini juga dikaitkan dengan risiko infeksi HPV yang berpotensi berkembang menjadi kanker serviks.

3. Sering Berganti Pasangan

Sering bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seksual dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual, termasuk juga infeksi HPV.

Semakin besar jumlah pasangan seksual Anda, maka akan semakin besar kemungkinan Anda dapat terpapar HPV. Risiko ini dapat meningkat apabila seseorang melakukan hubungan seksual yang tidak aman, seperti hubungan seks tanpa menggunakan kondom.

4. Douching

Douching adalah prosedur untuk membersihkan vagina dengan cara menyemprotkan larutan khusus dalam saluran vagina.

Beberapa orang berpendapat bahwa prosedur ini dapat membantu membersihkan vagina bahkan membantu mengeluarkan virus. Namun beberapa penelitian juga mengaitkan antara douching dan risiko infeksi HPV yang lebih tinggi.

Hingga kini belum diketahui berapa sering douching dilakukan hingga dapat meningkatkan risiko infeksi HPV. Apabila Anda memiliki HPV atau kondisi pra-kanker serviks, diskusikan dengan dokter sebelum melakukan douching.

5. Merokok

Pada dasarnya, merokok dapat meningkatkan risiko hampir semua jenis kanker. Rokok mengandung zat-zat berbahaya yang bersifat karsinogenik. Wanita yang merokok memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker serviks dari wanita yang tidak merokok.

6. Memiliki Riwayat Penyakit Menular Seksual

Memiliki riwayat penyakit menular seksual juga dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker serviks.

Seseorang yang memiliki riwayat infeksi menular seksual lain termasuk herpes genital, klamidia, gonore, sifilis, dan lainnya memiliki risiko lebih tinggi terkena HPV, itu artinya Anda memiliki risiko lebih tinggi juga untuk mengembangkan kanker serviks.

Baca Juga: 12 Makanan yang Baik Dikonsumsi untuk Mencegah Kanker Serviks

7. Paritas atau Jumlah Kelahiran

Memiliki lebih banyak anak (lebih dari 5) ternyata dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker serviks.

Wanita yang telah melahirkan banyak anak dan memiliki HPV lebih berpotensi mengembangkan kanker serviks dibandingkan dengan yang paritasnya rendah. Risiko ini dapat lebih meningkat apabila kelahiran pertama terjadi ketika ibu berusia muda atau di bawah 20 tahun.

8. Penggunaan Kontrasepsi Oral

Penggunaan kontrasepsi oral atau pil KB jangka panjang juga diduga merupakan salah satu penyebab kanker serviks.

Meski begitu, belum diketahui hingga kini bagaimana pil KB dapat memengaruhi kanker serviks. Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mencari keterkaitan antara penggunaan pil KB dengan meningkatnya risiko kanker serviks.

9. Makanan

Aflatoksin adalah senyawa karsinogenik yang diproduksi oleh jamur Aspergillus flavus dan A. parasiticus. Sebuah penelitian menemukan keberadaan senyawa ini pada sampel jaringan hati dan kanker serviks pada manusia.

Hal ini menunjukkan bahwa aflatoksin menjadi faktor penting dalam memicu terjadinya kanker serviks. Seseorang dapat terpapar senyawa ini apabila mengonsumsi produk nabati yang terkontaminasi atau mengonsumsi daging serta susu dari hewan yang memakan produk nabati yang terkontaminasi.

Namun dibandingkan dengan kanker serviks, senyawa aflatoksin lebih sering dikaitkan dengan kanker hati.

Selain makanan yang mengandung aflatoksin, setiap jenis makanan yang bersifat karsinogenik tentu sebaiknya dihindari. Makanan penyebab kanker serviks dapat meliputi daging olahan, minuman beralkohol, dan junk food.

10. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Menurunnya sistem kekebalan tubuh ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, transplantasi organ, hingga memiliki HIV.

Ketika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, maka akan sulit bagi tubuh untuk melawan pertumbuhan kanker sejak dini.

11. Paparan Diethylstilbestrol

Paparan diethylstilbestrol dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan kanker serviks. Seseorang yang terpapar diethylstilbestrol harus melakukan pemeriksaan panggul tahunan untuk mengetahui kondisi ada atau tidaknya perkembangan sel-sel abnormal di area reproduksinya.

Diethylstilbestrol merupakan obat yang digunakan untuk mencegah keguguran. Penggunaan obat ini untuk tujuan tersebut diperkirakan dilakukan pada tahun 1940 hingga 1970.

Apabila Anda merupakan wanita yang lahir pada tahun tersebut dan ibu Anda pernah menggunakan diethylstilbestrol, artinya Anda termasuk orang yang terpapar obat ini.

12. Faktor Sosioekonomi

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa kanker serviks paling banyak menyerang wanita yang tinggal di negara dengan penghasilan rendah dan menengah.

Hal ini membuktikan bahwa faktor sosioekonomi juga berperan dalam berkembangnya kanker serviks. Penyakit ini banyak menyerang wanita yang memiliki akses terbatas untuk melakukan skrining kanker serviks.

Akibat tidak dilakukannya skrining secara rutin, kanker serviks pun terlambat diketahui dan lebih sulit untuk disembuhkan.

Baca Juga: Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan untuk Cegah Kanker Serviks

13. Faktor Genetik

Memiliki keluarga sedarah pengidap kanker serviks juga bisa meningkatkan risiko hingga  2-3 kali lipat. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh menangkal infeksi HPV bisa diturunkan ke generasi selanjutnya. 

Gejala Kanker Serviks

Kanker serviks membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk berkembang dari sel sehat menjadi sel kanker. Penyakit ini pada awalnya tidak menimbulkan gejala sama sekali, sehingga, umumnya wanita lalai akan gejala dan bahayanya.  

Sebagian besar pengidap kanker serviks baru akan menyadari ketika kanker sudah masuk tahap lebih lanjut. Padahal, keterlambatan diagnosis menjadikan angka kematian sangat tinggi. 

Berikut ini gejala kanker serviks yang perlu Anda ketahui, antara lain: 

  • Siklus menstruasi tidak teratur. 
  • Pendarahan yang tidak normal dari vagina. 
  • Nyeri pada panggul (perut bagian bawah).
  • Nyeri saat berhubungan seksual.
  • Tubuh mudah lelah.
  • Berat badan menurun drastis.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Keluar cairan keputihan yang tidak normal dari vagina yang disertai darah dan bau tidak sedap. 

Baca Juga: 3 Ciri-Ciri Keputihan Normal dan Tidak Normal pada Wanita (Waspadai!)

Pentingnya Melakukan Skrining Kanker Serviks

Setiap wanita usia di atas 21 tahun dihimbau untuk melakukan skrining kanker serviks secara rutin. Hal ini sangatlah penting, mengingat penyebab kanker serviks adalah HPV, jenis virus yang umum ditemukan di tubuh manusia dan dapat ditularkan dengan mudah.

Apabila telah mengetahui bahwa Anda memiliki infeksi HPV dan mungkin juga beberapa faktor risiko kanker serviks, tentunya pencegahan juga dapat dilakukan lebih dini.

Deteksi dini kanker sangat penting untuk dilakukan, karena semakin tinggi tingkat keparahan kanker, tentu semakin kecil juga harapan hidupnya.

Berikut adalah frekuensi pemeriksaan kanker serviks yang dibutuhkan sesuai dengan usia:

  • 21-29 tahun: pap smear setiap 3 tahun sekali
  • 30-65 tahun: pap smear setiap 3 tahun sekali atau tes HPV setiap 5 tahun sekali atau pap smear dan tes HPV bersamaan setiap 5 tahun

Selain melakukan pemeriksaan secara rutin, jangan lupa juga untuk menerapkan pola hidup sehat untuk dapat terhindar dari kanker serviks. Anda dapat memulainya dengan menjaga asupan makanan gizi seimbang, tidur yang cukup, serta berolahraga dengan rutin.

 

  1. Anonim. Cervical intraepithelial neoplasia. https://www.allaboutcancer.fi/facts-about-cancer/what-causes-cancer/. (Diakses 1 Maret 2023).
  2. Anonim. 2019. Cervical Cancer: Risk Factors. https://www.cancer.net/cancer-types/cervical-cancer/risk-factors. (Diakses 1 Maret 2023).
  3. Anonim. Do We Know What Causes Cervical Cancer?. https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/causes-risks-prevention/what-causes.html. (Diakses 1 Maret 2023).
  4. Anonim. 2019. Pap Smear (Pap Test): What to Expect. https://www.healthline.com/health/pap-smear. (Diakses 1 Maret 2023).
  5. Anonim. Cervical Cancer Prevention Fact Sheet. https://screening.iarc.fr/doc/RH_fs_risk_factors.pdf. (Diakses pada 1 Maret 2023)
  6. Anonim. 2019. Cervical cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cervical-cancer/symptoms-causes/syc-20352501. (Diakses 1 Maret 2023).
  7.  Anonim. Causes -Cervical cancer. https://www.nhs.uk/conditions/cervical-cancer/causes/. (Diakses 1 Maret 2023).
  8. Anonim. Cervical cancer. https://www.who.int/cancer/prevention/diagnosis-screening/cervical-cancer/en/. (Diakses 5 November 2019).
  9. Anonim. 2013. Foods toxins that can cause cervical, liver cancer. https://www.sciencedaily.com/releases/2013/09/130930161927.htm. (Diakses 1 Maret 2023).
  10. Kegel, Magdalena. 2016. Douching Increases Risk for HPV Infections and Cervical Cancer. https://cervicalcancernews.com/2016/09/19/douching-increases-risk-for-hpv-infections-and-cervical-cancer/. (Diakses 1 Maret 2023).
  11. Louie, KS, et al. 2009. Early age at first sexual intercourse and early pregnancy are risk factors for cervical cancer in developing countries. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2670004/. (Diakses 1 Maret 2023).
  12. Kasshyap Nainakshi, Krishnan Nadiya, Kaur Sukhpar, dan Ghai Sandhya. 2019. Risk Factors of Cervical Cancer: A Case-Control Study. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6518992/. (Diakses pada 1 Maret 2023) 
  13. Munoz, N, et al. 2002. Role of parity and human papillomavirus in cervical cancer: the IARC multicentric case-control study. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11943256. (Diakses 1 Maret 2023).
  14. Nall, Rachel. 2019. How Do You Know If You Have Cervical Cancer?. https://www.healthline.com/health/cervical-cancer-symptoms. (Diakses 1 Maret 2023).
  15. Steen, Juliette. 2019. 17 Carcinogenic Foods You Probably Eat Every Day. https://www.huffingtonpost.com.au/2016/08/15/17-carcinogenic-foods-you-probably-eat-every-day_a_21452232/. (Diakses 5 November 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi