Terbit: 14 April 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Pernikahan dini merupakan fenomena yang masih banyak terjadi di Indonesia. Padahal, menikah di usia muda dapat menimbulkan masalah kesehatan pada organ intim. Benarkah pernikahan dini memicu kanker serviks? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Pernikahan Dini Tingkatkan Risiko Kanker Serviks

Fakta Seputar Pernikahan Usia Muda dan Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan kondisi tubuh ketika ada pertumbuhan sel tidak normal pada mulut rahim. Hampir semua kanker serviks disebabkan oleh infeksi beberapa tipe human papillomavirus (HPV). 

Namun, tidak semua orang yang terkena infeksi HPV akan mengalami kanker serviks. Kanker akan terbentuk ketika beberapa tipe HPV menyebabkan perubahan pada DNA sel terbentuk sel kanker. 

Semua wanita yang sudah aktif secara seksual atau sudah pernah melakukan hubungan seksual memiliki risiko untuk terkena kanker serviks. Risiko meningkat karena berhubungan seksual akan meningkatkan risiko terpapar HPV. 

Ketika menikah, umumnya pria dan wanita akan melakukan hubungan seksual. Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko paparan HPV sehingga risiko kanker serviks juga akan meningkat. 

Undang-Undang Republik Indonesia menyatakan pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilangsungkan di bawah usia 19 tahun. 

Pada usia remaja atau sekitar usia 14 tahun, wanita akan mengalami perkembangan fungsi reproduksi tepat setelah menstruasi pertama. 

Namun, sebenarnya pada usia remaja organ reproduksi wanita belum berkembang secara sempurna sehingga sulit untuk melawan paparan virus HPV. 

Selain itu, perubahan organ reproduksi yang terjadi selama pubertas juga dapat membuat area serviks menjadi lebih mudah mengalami kerusakan. Kondisi ini dapat menyebabkan mutasi DNA yang akhirnya menyebabkan kanker serviks. 

Baca Juga: Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan untuk Cegah Kanker Serviks

Cara Menghindari Penyakit Kanker Serviks

Sebenarnya, tidak ada cara yang dapat menjamin Anda dapat terhindar dari kanker serviks sepenuhnya. Namun, terdapat beberapa cara yang dapat membantu menurunkan risiko, di antaranya: 

1. Skrining Kanker Serviks Rutin

Cara terbaik untuk memastikan kanker serviks sedini mungkin adalah melakukan pemeriksaan secara rutin. Dokter umumnya akan merekomendasikan menjalani pap smear setiap 3 tahun sekali. 

Melalui pemeriksaan ini, dapat diketahui sel-sel tidak normal yang berpotensi berkembang menjadi kanker. Semakin awal sel ini dideteksi, maka kanker serviks dapat ditangani dengan baik. 

2. Vaksin HPV

Menerima vaksin HPV merupakan langkah penting yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini dapat melindungi tubuh dari berbagai tipe HPV.

Semua wanita yang berusia di bawah 26 tahun direkomendasikan untuk menerima vaksin ini. Masing-masing individu dapat menerima dua sampai tiga dosis tergantung usia.

Bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan ingin mendapatkan vaksin HPV, bisa kunjungi apotek Farmaku. Untuk info lebih lanjut klik vaksin HPV Apotek Farmaku Kelapa Gading Square.

3. Menggunakan Kondom saat Berhubungan Seksual

HPV merupakan virus yang menyebar lewat hubungan seksual. Untuk mencegahnya, Anda dapat menggunakan kondom ketika berhubungan. Langkah ini dapat membantu melindungi wanita dari infeksi HPV.

Baca Juga: 10 Ciri-ciri Kanker Serviks yang Penting untuk Diwaspadai

4. Berhenti Merokok

Asap rokok dapat menyebabkan berbagai tipe kanker, termasuk kanker serviks. 

Senyawa racun dalam asap rokok dapat melemahkan sistem imun, sehingga tubuh akan semakin sulit untuk membunuh sel kanker. Selain itu, racun dapat merusak dan mengubah DNA sel, sehingga mulai terbentuk tumor. 

Tidak hanya wanita yang perlu berhenti merokok. Pria juga dapat perlu berhenti merokok. Pasalnya, nikotin dan senyawa lain dalam rokok dapat melewati serviks lewat semen, sehingga sistem imun menurun dan memengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan kanker. 

5. Menerapkan Pola Makan Sehat

Beberapa senyawa pada makanan yang dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi HPV, antara lain:

  • Antioksidan, seperti vitamin A, vitamin C, dan vitamin E dalam buah san sayur. 
  • Polifenol, flavonoid, likopen, dan sulforafan dapat sayuran dan teh.
  • Folat, kalsium, dan vitamin D
  • Kacang-kacangan.


  1. Anonim. Risk Factors For Cervical Cancer. https://cancer.ca/en/cancer-information/cancer-types/cervical/risk. (Diakses pada 23 Februari 2023).
  2. Anonim. 2021. Overview: Cervical cancer. https://www.nhs.uk/conditions/cervical-cancer/. (Diakses pada 23 Februari 2023).
  3. Luthfian, Muhammad Adwin. 2022. Kenali Dampak Pernikahan Dini. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1001/kenali-dampak-pernikahan-dini. (Diakses pada 23 Februari 2023). 
  4. Puspita, Icha Nur Imami. 2022. Does Early Marriage Increase Risk Of Cervical Cancer? https://unair.ac.id/does-early-marriage-increase-risk-of-cervical-cancer/. (Diakses pada 23 Februari 2023).
  5. Richard, Louisa. 2022. 5 Ways To Prevent Cervical Cancer. https://www.medicalnewstoday.com/articles/cervical-cancer-prevention. (Diakses pada 23 Februari 2023).



DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi