Terbit: 20 April 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang menyumbang kematian tertinggi di dunia. Berhenti merokok merupakan cara yang efektif mencegah kondisi tersebut. Apa saja cara lainnya yang bisa Anda lakukan untuk mencegah sel-sel di dalam organ paru-paru tumbuh tak terkendali? Yuk, simak selengkapnya dalam pembahasan berikut.

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Turunkan Risiko Kanker Paru

Berbagai Tips Menurunkan Risiko Kanker Paru yang Efektif 

Kanker paru termasuk jenis penyakit yang umum dijumpai. Kondisi ini bisa menimpa pria maupun wanita.

Kasus kematian di seluruh dunia terkait penyakit ini menempatkan kanker paru-paru sebagai penyebab pertama kematian akibat kanker pada pria, dan penyebab kedua kematian akibat kanker pada wanita.

Kabar baiknya, menerapkan pola hidup sehat bisa membantu menurunkan risiko penyakit ini. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan, antara lain:

1. Berhenti Merokok

Kanker paru sering kali dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Anda yang sering terkena paparan asap rokok juga berisiko tinggi mengalami kondisi ini.

Pria lebih banyak yang terkena kondisi ini karena cenderung punya kebiasaan merokok. Oleh karena itu, berhenti merokok menjadi cara turunkan risiko kanker paru yang utama.

2. Jaga Berat Badan Tetap Ideal

Cara turunkan risiko kanker paru berkaitan dengan skala dari BMI atau body mass index. Hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah tubuh ada pada kondisi normal atau sedang obesitas.

Alasan mengapa obesitas dapat meningkatkan risiko kanker paru belum diketahui dengan pasti. Namun, penelitian menemukan bahwa bentuk tubuh tertentu berisiko mengembangkan kanker ini.

3. Membatasi Konsumsi Alkohol

Efek dari alkohol yang dikonsumsi secara berlebihan sama dengan efek rokok. Racun yang ada di dalamnya bisa memicu kanker di paru-paru.

Selain itu, alkohol juga mengandung kadar gula yang tinggi. Hal ini bisa memicu kegemukan pada pria. Oleh karena itu, kurangi atau hentikan konsumsinya sesegera mungkin. 

Meski bagi alkoholik menghentikan kebiasaan ini terbilang sulit pada awalnya, bukan berarti Anda tidak bisa berhenti. Berusahalah dengan keras dengan mengingat berbagai dampak kebiasaan ini, termasuk dalam menyebabkan kanker paru.

Baca Juga: Melihat Harapan Hidup Penderita Kanker Paru Berdasarkan Stadiumnya

4. Menghindari Paparan Racun

Berbagai paparan zat beracun berisiko meningkatkan risiko kanker paru, misalnya radon. Gas ini dihasilkan dari pemecahan alami uranium yang ada di dalam tanah.

Tak hanya itu, paparan asbes juga menjadi salah satu pemicu kanker paru. Beberapa jenis abses yang dapat memicu kanker paru yaitu arsenik, nikel, dan kromium.

Jika Anda sulit untuk menghindari paparan, ada baiknya untuk selalu menggunakan masker dan alat pelindung lainnya. Dengan cara ini, paparan racun di udara akan tersaring dengan baik sehingga risiko kanker paru-paru bisa menurun.

5. Perbanyak Konsumsi Buah dan Sayur

Memperbanyak konsumsi buah dan sayur dapat membantu menurunkan risiko kanker, termasuk kanker paru-paru.

Buah dan sayur mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, konsumsinya akan membantu menunjang kesehatan secara keseluruhan.

Selain itu, kandungan serat yang tinggi di dalamnya juga tak kalah penting. Makanan tinggi serat akan membantu memperlancar proses pencernaan sehingga Anda akan terhindar dari sembelit dan tumpukan racun di tubuh.

6. Lakukan Olahraga Secara Teratur

Gaya hidup sehat ikut memegang peran penting dalam penurunan risiko kanker paru bagi pria dan wanita. Selain memperhatikan asupan makanan sehari-hari, Anda juga sebaiknya rutin berolahraga.

Aktivitas fisik dapat membantu menjaga tubuh tetap bugar sehingga tubuh Anda tidak mudah terserang penyakit, termasuk kanker paru. Jadi, mulai sekarang jadwalkanlah waktu olahraga Anda.

Baca Juga: Beragam Jenis Pemeriksaan untuk Mendeteksi Kanker Paru-paru

7. Perhatikan Suplemen yang Dikonsumsi

Penggunaan suplemen dianggap sebagai pilihan praktis untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tertentu. Maka dari itu, sebagian orang akan langsung memilih untuk mengonsumsinya.

Padahal, anggapan tersebut kurang tepat. Menurut penelitian, suplemen vitamin A (beta karoten) dapat meningkatkan risiko kanker pada perokok.

Bisa dibilang, memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral harian lewat sumber alami alias makanan adalah cara menurunkan risiko kanker paru yang aman.

8. Dapatkan Tidur yang Cukup dan Berkualitas

Tidur yang cukup dan berkualitas bisa membuat Anda terhindar dari kanker yang muncul di paru. Hal ini berkaitan dengan ritme sirkadian di dalam tubuh.

Gangguan ritme sirkadian berkaitan dengan peningkatan risiko kanker, terutama yang berkaitan dengan organ pencernaan dan paru-paru.

Dapatkan tidur yang cukup yaitu sekitar 6-8 jam setiap harinya. Biasakan juga untuk tidur di waktu yang sama setiap harinya. Dengan begitu, kesehatan tubuh akan senantiasa terjaga. 

Nah, itu dia beberapa cara untuk turunkan risiko kanker paru yang bisa Anda coba. Dari beberapa tips di atas, mana saja yang sering Anda lakukan atau belum Anda lakukan sama sekali?

 

  1. Anonim. Lung Cancer. https://www.cancer.org/cancer/lung-cancer/. (Diakses pada 24 Februari 2023).
  2. Anonim. 2022. Basic Information About Lung Cancer. https://www.cdc.gov/cancer/lung/basic_info/. (Diakses pada 24 Februari 2023).
  3. Anonim. 2022. Lung Cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lung-cancer/symptoms-causes/syc-20374620. (Diakses pada 24 Februari 2023).
  4. Ardesch, F.H., dkk. 2020. The Obesity Paradox in Lung Cancer: Associations with Body Size Versus Body Shape. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fonc.2020.591110/full. (Diakses pada 24 Februari 2023).
  5. Eldridge, Lynne. 2022. Lung Cancer in Men. https://www.verywellhealth.com/lung-cancer-in-men-2249258. (Diakses pada 24 Februari 2023).
  6. Howley, Elaine, K. 2018. Is There a Connection Between Sleep and Lung Cancer? https://health.usnews.com/health-care/patient-advice/articles/2018-02-28/is-there-a-connection-between-sleep-and-lung-cancer. (Diakses pada 24 Februari 2023).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi