Terbit: 16 June 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Siapa sangka, ternyata bentuk penis dapat memberitahu banyak tentang kondisi kesehatan Anda. Kondisi penis yang melengkung atau bengkok ketika ereksi diduga menjadi indikasi adanya masalah kesehatan serius seperti kanker. Kenapa dua hal tersebut saling dikaitkan? Simak penjelasan lengkapnya di sini.

Penis Bengkok saat Ereksi Lebih Berisiko Terkena Kanker?

Benarkah Penis yang Bengkok Tanda Kanker?

Beberapa pria mungkin mengalami kondisi penis yang bengkok. Kondisi ini ditandai dengan penis yang melengkung dari posisi normal, bisa ke atas, ke samping, atau ke bawah.

Penis yang melengkung biasanya baru akan diketahui ketika pria mendapatkan rangsangan seksual atau mengalami ereksi. Penis yang bengkok ini umum dialami pria karena adanya sifat alami tubuh yang tidak simetris. 

Namun, pada beberapa kasus, lengkungan yang terjadi bisa sangat ekstrem dan membuat sakit saat penetrasi. Salah satu penyebab dari penis yang bengkok adalah penyakit peyronie. 

Penyakit peyronie merupakan kondisi bukan kanker yang disebabkan oleh berkembangnya jaringan parut berserat pada area penis. Jaringan ini kemudian akan menyebabkan penis melengkung ketika ereksi dan terasa menyakitkan.

Penelitian yang dilakukan Baylor College of Medicine mengungkapkan terdapat hubungan antara penyakit peyronie dan peningkatan risiko kanker. Penelitian ini melibatkan sekitar 48 ribu pria dengan peyronie dan lebih dari 1 juta pria yang mengalami disfungsi ereksi.

Penelitian ini menemukan bahwa jika dibandingkan dengan pria dengan disfungsi ereksi, individu yang mengalami penyakit peyronie memiliki risiko 10 persen lebih tinggi untuk terkena semua jenis kanker.

Baca Juga: Ukuran Penis Normal dan Berbagai Faktor yang Memengaruhinya 

Dari penelitian ini diketahui bahwa pria dengan penyakit peyronie 43 persen lebih mungkin terkena kanker perut, 39 persen lebih mungkin terkena kanker testis, serta 19 persen lebih mungkin untuk terkena kanker kulit melanoma.

Sayangnya, hingga saat ini belum diketahui secara pasti kaitan antara penyakit peyronie dengan kanker. 

Para peneliti juga belum mengetahui secara pasti penyebab dari penyakit peyronie, tetapi faktor genetik memiliki peran didalamnya.

Penyakit ini juga cenderung muncul akibat kerusakan dari pembuluh darah kecil; dapat terjadi akibat berhubungan seks ekstrem, trauma saat olahraga, prosedur operasi, atau kecelakaan lainnya. 

Sementara itu, American Urological Association menyatakan bahwa belum diketahui derajat lengkungan pada penis untuk menentukan seseorang terkena penyakit peyronie. 

Namun, jika Anda menyadari adanya lengkungan pada penis yang muncul tiba-tiba atau lengkungan bertambah parah, segera lakukan konsultasi dengan dokter. 

Ketika Anda mendapatkan diagnosis penyakit ini, tidak selalu berarti akan terkena kanker. Namun, Anda tetap perlu memperhatikan kesehatan, dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan dengan rutin.  

Baca JugaPria Wajib Tahu, Ini 7 Manfaat Vitamin E untuk Penis

Pengobatan Penyakit Peyronie

Jika lengkungan pada penis tidak bertambah parah, tingkat sakit rendah, dan tidak mengganggu hubungan seksual dan buang air kecil, maka dokter akan mengamati perubahan paling tidak selama 12 bulan.

Berikut ini beberapa cara yang dapat mengobati penyakit peyronie, di antaranya:

1. Perubahan Gaya Hidup

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit peyronie. Namun, perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan keparahan gejala.

Anda disarankan untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat, seperti makan makanan yang bergizi seimbang, mengurangi konsumsi minuman beralkohol, berhenti merokok, dan melakukan olahraga secara rutin.

2. Terapi

Beberapa pasien dengan penyakit peyronie mengaku mengalami perbaikan ketika menjalani beberapa terapi pengobatan.

Beberapa terapi yang dijalani, antara lain:

  • Terapi gelombang kejut. Terapi ini akan memecah jaringan parut dalam penis.
  • Penile traction therapy. Terapi ini menggunakan alat yang dipasang pada penis selama beberapa waktu dan menarik penis bengkok ke arah berlawanan.
  • Injeksi penis. Dokter akan menyuntikkan xiaflex ke penis untuk memecah jaringan parut dan mengurangi produksinya.

3. Operasi

Jika lengkungan yang terjadi parah dan mengganggu pasien untuk melakukan hubungan seks, maka dokter mungkin akan melakukan operasi. 

Beberapa prosedur operasi yang mungkin dilakukan, antara lain:

  • Memperpendek satu sisi penis. Memperpendek penis yang tidak ada plak dapat menghentikan lengkungan selama ereksi.
  • Memperpanjang satu sisi penis. Dokter bedah akan membuang jaringan parut dan menambal jaringan yang sudah diambil. Namun, risiko prosedur ini lebih tinggi daripada memperpendek penis.
  • Implan. Dokter bedah akan memasang implan ke jaringan untuk membuat aliran darah lebih lancar selama ereksi. 

Pada akhirnya, penis yang bengkok sedikit merupakan kondisi yang normal akibat tubuh yang memang tidak simetris.

Namun, lengkungan juga bisa menjadi tanda adanya penyakit peyronie. Penelitian menyatakan bahwa penyakit ini bisa meningkatkan risiko kanker. Namun, bukan berarti bahwa jika terkena penyakit ini maka Anda sudah pasti akan terkena kanker. 

 

  1. Anonim. 2021. Peyronie’s Disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peyronies-disease/symptoms-causes/syc-20353468. (Diakses pada 10 Maret 2023).
  2. Newman, Tim. 2017. Curved Penis May Increase Cancer Risk. https://www.medicalnewstoday.com/articles/319960. (Diakses pada 10 Maret 2023).
  3. Newman, Tim. 2022. What is Peyronie’s Disease? https://www.medicalnewstoday.com/articles/242682. (Diakses pada 10 Maret 2023).
  4. Sgobba, Christa. 2017. The Curve In Your Penis Might Be a Sign of Cancer. https://www.menshealth.com/health/a19540968/peyronies-disease-and-cancer/. (Diakses pada 10 Maret 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi