Terbit: 7 June 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Osteosarkoma adalah salah satu jenis kanker tulang yang umum menyerang remaja. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga pengobatannya selengkapnya di bawah ini.

Osteosarkoma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu Osteosarkoma?

Osteosarkoma (osteosarcoma) adalah jenis kanker tulang yang bermula dari sel-sel pembentuk tulang. Jenis kanker tulang yang satu ini cenderung menimpa anak-anak, remaja, dan dewasa muda.

Biasanya osteosarkoma sering ditemukan pada tulang panjang seperti tulang di kaki atau lengan. Pada kasus yang jarang terjadi, sel kanker dapat tumbuh pada jaringan lunak di luar tulang.

Gejala Osteosarkoma

Beberapa gejala yang dapat muncul akibat kondisi ini, antara lain:

  • Pembengkakan di dekat tulang.
  • Gerakan menjadi terbatas akibat kemunculan tumor atau benjolan.
  • Benjolan di kaki atau tangan terasa hangat dan nyeri ketika tidak sengaja disentuh.
  • Nyeri pada tulang atau sendi.
  • Kulit di sekitar tumor tumbuh tampak kemerahan.
  • Cedera tulang atau patah tulang tanpa adanya penyebab yang jelas.
  • Sebabkan pincang, jika tumor muncul di dekat kaki.
  • Rasa nyeri saat mengangkat tangan apabila tumor muncul di tangan.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami beberapa gejala osteosarkoma yang telah disebutkan di atas. Beberapa gejala penyakit ini mungkin tampak seperti kondisi lain, misalnya cedera karena olahraga. Oleh karena itu, pemeriksaan oleh dokter penting dilakukan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: Penyebab Nyeri Tulang Ekor, Gejala, & Pengobatannya

Penyebab Osteosarkoma

Penyebab kondisi ini belum dapat dipastikan. Namun, penyakit ini bisa terbentuk ketika terjadi perubahan pada DNA di sel-sel tulang yang sehat.

Fungsi DNA ini adalah untuk memerintahkan sel-sel tulang apa yang harus dilakukan. Bila terjadi perubahan, DNA akan memerintahkan sel untuk membentuk tulang baru saat tidak diperlukan.

Akibatnya, terbentuk massa (tumor) pada sel tulang yang akan menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Sel kanker tersebut dapat melepaskan diri ataupun bermetastasis (menyebar) ke seluruh tubuh.

Faktor Risiko Osteosarkoma

Meski penyebabnya belum diketahui dengan jelas, ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker tulang ini, di antaranya:

  • Berusia 10-30 tahun.
  • Memiliki tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak usia sebayanya.
  • Laki-laki.
  • Pernah menjalani terapi radiasi atau radioterapi untuk pengobatan kanker.
  • Memiliki masalah pada tulang yang bersifat non-kanker, misalnya penyakit Paget, hereditary multiple exostoses, dan fibrous dysplasia.
  • Menderita jenis kanker lain, seperti retinoblastoma.
  • Memiliki riwayat genetik atau penyakit bawaan tertentu, seperti sindrom Bloom, sindrom Li-Fraumeni, sindrom Rothmund-Thomson, dan sindrom Werner.

Diagnosis Osteosarkoma

Sebelum menentukan diagnosis, dokter terlebih dahulu akan menanyakan gejala-gejala yang dialami, lalu melakukan pemeriksaan fisik.

Setelah mendeteksi kemungkinan kondisi mengarah pada kanker tulang ini, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti:

1. Tes Pencitraan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memberikan gambaran lokasi yang diduga mengalami pertumbuhan sel-sel kanker. Selain itu, tes pencitraan juga dapat membantu menentukan apakah kanker telah menyebar ke organ tubuh lain.

Beberapa tes pencitraan untuk mendeteksi osteosarkoma, yaitu:

  • X-ray.
  • Computed tomography (CT) scan.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) scan.
  • Positron emission tomography (PET) scan.

2. Biopsi

Setelah hasil tes pencitraan mendeteksi adanya kanker, biopsi bisa dilakukan untuk memastikannya.

Dokter akan mengambil sampel jaringan di tulang yang dicurigai menjadi tempat kanker tumbuh. Setelah itu, dokter akan memeriksanya di laboratorium.

Terdapat dua tipe biopsi yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini yakni core needle biopsy dan surgical (open) biopsy.

3. Tes Darah

Tes dilakukan untuk mengetahui kadar alkaline fosfatase (AFP) dan laktat dehidrogenase (LDH) di dalam darah. Bila kadarnya tinggi, ini tandanya osteosarkoma yang diderita sudah berada di tahap lanjut.

Baca JugaKenali 9 Jenis Kanker yang Rentan Menyerang Anak

Pengobatan Osteosarkoma

Perawatan yang dapat dilakukan mencangkup tindakan operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Berikut penjelasannya:

1. Operasi

Tindakan ini dilakukan untuk mengangkat tumor. Dengan begitu, seluruh kanker yang ada, sekaligus jaringan sehat yang mengelilinginya bisa terangkat.

Bila ada yang tertinggal, kanker berpotensi untuk tumbuh dan membentuk tumor baru. Kanker juga bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.

2. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan cara mengobati osteosarkoma melalui pemberian obat-obatan tertentu. Penanganan ini bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker.

Obat-obatan kemoterapi bisa berupa pil, infus, atau kombinasi keduanya. Pemberian obat-obatan bisa dilakukan sebelum operasi agar sel kanker lebih mudah untuk diangkat.

Selain itu, obat-obatan juga bisa diberikan setelah operasi. Hal ini dilakukan untuk membunuh kanker yang kemungkinan masih tersisa.

3. Radioterapi

Terapi radiasi dilakukan untuk membunuh sel kanker menggunakan sinar X atau partikel berenergi lainnya. Dokter atau tenaga medis akan mengarahkan sinar tersebut ke letak osteosarkoma.

Radioterapi direkomendasikan untuk membunuh sel kanker yang tersisa atau ketika pasien tidak dapat menjalani operasi.

Baca Juga: Mengenali Berbagai Jenis Pengobatan Kanker Tulang

Komplikasi Osteosarkoma

Penyakit dan pengobatan osteosarkoma dapat memicu sejumlah komplikasi yang perlu diwaspadai, di antaranya:

  • Kanker yang awalnya muncul di bagian tulang berpotensi bermetastasis ke bagian tubuh lain, misalnya paru-paru. Hal ini membuat pengobatan dan perawatan akan menjadi lebih sulit.
  • Setelah menjalani operasi, pasien bisa saja mengalami penyembuhan yang lebih lambat atau lebih rentan terhadap infeksi.
  • Kemoterapi dapat menimbulkan sejumlah efek samping yang dapat mengganggu, seperti mual dan muntah serta kerontokan rambut.
  • Sulit beradaptasi dengan kaki palsu setelah menjalani amputasi. Sebagai catatan, dokter dapat menyarankan amputasi untuk mengangkat tumor dan menyelamatkan anggota tubuh lain dari penyebaran kanker.

Sementara itu, hingga kini belum diketahui secara pasti cara mencegah osteosarkoma. Pasalnya, jenis kanker tulang ini tidak berhubungan dengan faktor gaya hidup, seperti kebiasaan merokok.

Meski begitu, diagnosis dini dapat membantu keberhasilan perawatan. Oleh karena itu, bila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada osteosarcoma, segera periksakan kondisi ke dokter.

 

  1. Anonim. 2020. Osteosarcoma. https://www.cancer.org/cancer/osteosarcoma.html. (Diakses pada 9 Maret 2023).
  2. Anonim. 2022. Osteosarcoma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteosarcoma/symptoms-causes/syc-20351052. (Diakses pada 9 Maret 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi