Terbit: 29 April 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Munculnya keringat berlebih di malam hari sering kali menjadi tanda adanya masalah kesehatan.  Namun, benarkah sering berkeringat saat tidur menjadi pertanda kanker? Simak penjelasan lengkapnya dalam ulasan berikut.

Keringat Berlebih saat Tidur Menjadi Gejala Kanker, Benarkah?

Kaitan Antara Berkeringat saat Tidur dengan Risiko Kanker

Meski terlihat tidak berkaitan, ternyata ada kemungkinan hubungan antara keringat di malam hari dengan penyakit kanker.

Keringat malam kemungkinan merupakan gejala awal dari berbagai jenis kanker, seperti kanker tulang, leukemia, kanker hati, limfoma, atau mesothelioma.

Sampai saat ini alasan mengapa beberapa jenis kanker menyebabkan keringat di malam hari masih belum jelas. Diduga kuat, hal ini karena tubuh sedang berusaha melawan penyakit.

Selain itu, perubahan tingkat hormon juga dapat menjadi penyebabnya. Saat kanker menyebabkan demam, tubuh akan mengeluarkan keringat secara berlebihan untuk mendinginkan diri.

Tak hanya itu, keringat berlebihan di malam hari pada penderita kanker dapat terjadi karena pengobatan yang sedang dijalankan.

Apabila keringat berlebih saat tidur merupakan tanda kanker, Anda juga mungkin akan mengalami beberapa gejala lainnya, seperti demam dan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.

Baca Juga10 Jenis Kanker yang Bisa Muncul Tanpa Gejala Awal, Jangan Diabaikan

Alasan Keringat Berlebih Bisa Menjadi Gejala Kanker

Keringat berlebih pada penderita kanker ternyata beralasan. Beberapa kondisi yang menyebabkan hal ini, di antaranya:

1. Menderita Jenis Kanker Tertentu

Beberapa jenis kanker diketahui dapat menyebabkan keringat berlebih. Kondisi ini dianggap dapat menjadi gejala awal penyakit ini.

Jenis kanker yang dapat menyebabkan keringat berlebih, antara lain:

2. Infeksi

Pada umumnya, keringat berlebihan penderita kanker terjadi karena adanya infeksi di tubuh. Keringat menjadi reaksi normal tubuh ketika sedang melawan peradangan.

Pada saat proses tersebut berlangsung, tubuh bisa saja mengalami demam. Kondisi ini dapat dialami pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

Penting diketahui, saat melakukan perawatan kemoterapi, sistem imun tubuh berisiko terganggu dan rusak karena sel darah putih di tubuh yang berfungsi untuk melawan infeksi berkurang.

Baca Juga: Mengenali 3 Jenis Keringat yang bisa Dikeluarkan Tubuh

3. Perubahan Hormon di Dalam Tubuh

Selain merupakan reaksi normal tubuh, keringat di malam hari pada penderita kanker juga terjadi karena adanya perubahan hormon di tubuh.

Kanker tertentu akan memengaruhi produksi hormon di dalam tubuh. Begitu juga dengan pengobatan kanker yang sedang dijalani pasien.

Sebagai contoh, pengobatan kanker payudara yang dapat memicu menopause dini. Kondisi ini menyebabkan penderita mengalami gejala hot flashes. Ini adalah kondisi ketika penderita berkeringat berlebih.

Sementara itu, pada pria yang menjalani pengobatan kanker prostat, testosteron berisiko menurun di dalam tubuh. Pada akhirnya, kondisi ini menyebabkan keringat berlebih.

4. Efek Samping Pengobatan Kanker

Keringat berlebih saat tidur dapat terjadi sebagai efek samping dari pengobatan kanker yang sedang dijalani.

Beberapa pengobatan pasien kanker yang dapat menyebabkan keringat di malam hari, di antaranya:

  • Kemoterapi.
  • Terapi hormon.
  • Radioterapi.
  • Obat-obatan tertentu, seperti obat golongan opioid, tricyclic antidepressant, dan steroid.

Kondisi Lainnya yang Menyebabkan Berkeringat Berlebih

Meski keringat berlebih saat tidur bisa menjadi tanda kanker, ada berbagai kondisi lain yang menyebabkan kondisi ini, di antaranya:

1. Usia

Para wanita yang sudah memasuki fase perimenopause atau menopause akan mengalami perubahan hormon yang berimbas pada produksi keringat berlebihan.

Ibu hamil juga mengalami perubahan keseimbangan hormon yang bisa menyebabkan gejala yang sama.

2. Kesehatan Mental

Masalah pada mental ikut memengaruhi produksi keringat di dalam tubuh. Jika sedang dalam kondisi stres parah, mengalami kecemasan, atau ketakutan berlebihan, tubuh akan memproduksi lebih banyak keringat, termasuk saat tidur.

Baca Juga: 13 Gejala Kanker yang Tidak Boleh Anda Abaikan

3. Kondisi Kesehatan Tertentu

Adanya infeksi tertentu di tubuh akan membuat sistem imun tubuh berusaha melawannya dengan menyebabkan demam. Hal ini akan membuat Anda berkeringat saat tidur.

Kondisi kadar gula darah yang terlalu rendah atau hipoglikemia dan gangguan hipertiroidisme juga bisa menjadi penyebabnya.

Selain itu, terkadang hal ini juga disebabkan oleh masalah idiopathic hyperhidrosis, kondisi yang membuat tubuh menghasilkan keringat jauh lebih banyak dari normal.

4. Pengaruh Obat Tertentu

Konsumsi beberapa jenis obat seperti yang diperuntukkan bagi terapi hormon, penurun demam, dan antidepresan bisa saja menyebabkan efek samping berupa keluarnya keringat dengan berlebihan.

5. Pengaruh Alkohol

Konsumsi minuman beralkohol di malam hari atau dekat dengan waktu tidur bisa saja mengalami efek samping berupa munculnya keringat dengan berlebihan. Kualitas tidur juga akan menurun dengan drastis sehingga tubuh akan terbangun dengan rasa lelah dan letih.

Demikian penjelasan seputar hubungan antara keringat berlebih dan penyakit kanker. Meskipun keringat berlebih saat tidur bisa menjadi tanda kanker, jangan kesampingkan berbagai penyebab lain.

Jika Anda kerap kali mengalami keringat berlebih di malam hari, jaga agar kondisi ruangan tetap sejuk. Bila hal ini tidak membantu, segera periksakan kondisi kesehatan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

 

  1. Anonim. 2021. Hot Flashes and Night Sweats (PDQ®)–Patient Version. https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/side-effects/hot-flashes-pdq. (Diakses pada 27 Februari 2023).
  2. Anonim. 2021. Does Cancer Cause Night Sweats? https://www.webmd.com/cancer/lymphoma/night-sweats-causes. (Diakses pada 27 Februari 2023).
  3. McDermott, Annette. 2018. Are Night Sweats a Sign of Cancer? https://www.healthline.com/health/night-sweats-cancer. (Diakses pada 27 Februari 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi