Salah satu pengobatan yang diyakini cukup efektif dalam mengatasi kanker adalah kemoterapi. Sayangnya, terapi ini dapat menimbulkan efek samping yaitu kerontokan rambut. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut.
Rambut Rontok Setelah Kemoterapi, Kenapa?
Menurut dr. Wim Panggarbesi, SpB (K) Onk, zat kimia yang masuk ke dalam tubuh saat menjalani prosedur kemoterapi bisa merusak sel yang sedang melakukan pembelahan. Salah satu dari sel yang sedang melakukan pembelahan ini adalah sel-sel kanker.
Sayangnya, bahan yang disebut sebagai antimitosis atau anti pembelahan diri saat kemoterapi tak hanya menyerang sel kanker, namun juga menyerang berbagai sel tubuh termasuk sel rambut. Sel-sel rambut ini akhirnya rusak dan memicu kerontokan yang cukup parah.
Meski kerontokan rambut berlangsung perlahan, efek kemoterapi membuat rambut tak lagi tumbuh. Oleh karena itu, menentukan jenis pengobatan yang tepat untuk menghilangkan sel kanker adalah sesuatu yang penting, terutama jika Anda tidak ingin rambut rontok setelah kemoterapi.
Faktor yang Memengaruhi Rambut Rontok Selama Kemoterapi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, obat-obatan yang digunakan pada kemoterapi dapat menyerang sel-sel dan jaringan tubuh yang normal, termasuk sel yang berada di folikel atau akar rambut. Hal inilah yang menjadi penyebab rambut rontok saat kemoterapi.
Kebotakan rambut akibat kemoterapi tidak hanya terjadi pada rambut di kepala, melainkan juga pada alis, bulu mata, bulu ketiak, rambut di area kemaluan, dan rambut di sekujur tubuh lainnya.
Tingkat keparahan rambut rontok karena kemoterapi juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Dosis obat kemoterapi.
- Frekuensi kemoterapi.
- Jenis dan cara pemberian obat.
- Kombinasi obat yang digunakan.
Baca Juga: 12 Efek Samping Kemoterapi yang Perlu Anda Waspadai
Kapan Pasien Kemoterapi Mulai Mengalami Kerontokan Rambut?
Kerontokan rambut yang terjadi pada pasien kemoterapi biasanya mulai terjadi sekitar 2-4 minggu atau bahkan sejak pertama kali kemoterapi dilakukan. Pada kasus tertentu, efek samping mungkin baru muncul dalam waktu 1-2 bulan setelah pasien menjalani terapi.
Rambut yang rontok terlebih dahulu biasanya rambut yang berada di kepala, kemudian diikuti oleh kerontokan di sekitar wajah, tubuh, dan kemaluan. Tidak jarang, kulit kepala akan terasa sakit dan melunak sebelum rambut mulai rontok.
Kerontokan rambut kemungkinan besar akan terus berlanjut selama kemoterapi dilakukan hingga beberapa minggu setelah terapi tersebut dihentikan.
Mungkinkah Rambut Pasien Tumbuh Kembali?
Kebotakan rambut akibat efek samping kemoterapi dapat tumbuh kembali 2-6 bulan setelah semua sesi kemoterapi berakhir. Rambut yang baru tumbuh akan terasa sangat halus dan tipis, serta dapat memiliki tekstur atau warna yang berbeda dari rambut sebelumnya.
Akan tetapi, perubahan yang terjadi pada rambut biasanya bersifat sementara. Seiring berjalannya waktu, sel-sel rambut dan kulit yang mengandung pigmen akan berfungsi kembali. Hal ini ditandai dengan rambut baru yang tumbuh akan terlihat seperti rambut sebelumnya.
Bagi kebanyakan pengidap kanker yang menjalani kemoterapi, rambut akan sepenuhnya tumbuh dalam waktu 6-12 bulan kemudian. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa membutuhkan waktu lebih lama hingga bertahun-tahun.
Baca Juga: Tanda Kemoterapi Anda Berhasil dan Cara Mengetahuinya
Adakah Cara Mencegah Rambut Rontok Karena Kemoterapi?
Hingga saat ini tidak ada cara yang dapat mencegah kerontokan rambut akibat kemoterapi. Sementara itu, beberapa pasien ada yang memakai topi pendingin (cooling cap) selama menjalani kemoterapi untuk mengurangi kerusakan pada akar rambut.
Topi ini bekerja dengan cara mengurangi aliran darah ke kulit kepala, sehingga obat kemoterapi yang masuk ke dalam folikel rambut di kepala menjadi lebih sedikit.
Selain itu, dokter mungkin akan merekomendasikan pasien untuk melakukan beberapa hal untuk mengurangi kerontokan, antara lain:
- Menggunakan sisir berbulu lembut dan lebar
- Menghindari penggunaan hair dryer, alat catok, bahan pengeriting, pelurus, atau pewarna rambut.
- Mengoleskan minyak atau pelembap ke kulit kepala, jika kulit kepala terasa gatal dan terkelupas.
- Menggunakan produk perawatan rambut yang berbahan kimia lembut, seperti sampo atau kondisioner khusus untuk bayi.
- Menggunakan pelindung kepala (topi, syal, atau scarf) saat berada di luar ruangan.
Pada akhirnya, sebelum Anda menjalani prosedur kemoterapi untuk mengobati kanker, pastikan untuk konsultasi pada dokter mengenai proses hingga kemungkinan efek samping yang mungkin ditimbulkan.
- Anonim. Hair Loss (Alopecia) and Cancer Treatment. https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/side-effects/hair-loss. (Diakses pada 20 Maret 2023)
- Anonim. Chemotherapy and Hair Loss: What to Expect during Treatment. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/chemotherapy/in-depth/hair-loss/art-20046920. (Diakses pada 20 Maret 2023)
- Herndon, R. Jamie. 2022. Chemotherapy Drugs That Cause Hair Loss. https://www.verywellhealth.com/the-chemotherapy-drugs-that-cause-hair-loss-430147.(Diakses pada 20 Maret 2023)