Berbagai macam pilihan makanan dalam kemasan tentu memudahkan kita untuk mengonsumsinya. Sayangnya, dibalik kemudahan yang kita dapatkan, jenis makanan ini justru sering dikaitkan dengan masalah kesehatan termasuk kanker. Lantas, benarkah makanan kemasan bisa memicu kanker?

Keterkaitan antara Makanan Kemasan dan Kanker
Rasanya nikmat serta bentuknya yang praktis membuat makanan kemasan disenangi banyak orang. Perlu diketahui, sebelum akhirnya dijual bebas di pasaran, makanan kemasan perlu melalui berbagai proses. Proses-proses tersebut membuat kandungan nutrisi pada makanan kemasan menjadi berkurang, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari.
Dibalik itu, sebuah penelitian pada tahun 2019 yang dipublikasi dalam British Medical Journal, menunjukan kemungkinan adanya hubungan antara makanan kemasan dan kanker.
Makanan kemasan dikategorikan sebagai makanan dengan kandungan vitamin dan serta yang rendah. Selain itu, jenis makanan ini mengandung kadar gula, lemak trans, dan garam yang tinggi. Sehingga, tidak heran makanan kemasan yang dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa menyebabkan peningkatan berat badan atau obesitas. Pada akhirnya hal ini turut meningkatkan risiko berbagai penyakit berbahaya lainnya seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, hingga kanker.
Baca juga: 10 Bahaya Makan Frozen Food Terlalu Banyak dan Sering
Makanan dalam kemasan biasanya identik dengan bahan pengawet atau sodium benzoat. Memang, sodium benzoat sudah sangat awam ditemui di hampir semua snack, jajanan, dan produk olahan makanan lainnya. Jika sodium benzoat ini berpadu dengan vitamin C, bisa jadi bahan makanan ini menjadi pemicu utama masalah kanker yang membahayakan. Disamping itu, anak-anak yang terlalu sering memakan makanan yang mengandung bahan pengawet juga beresiko menjadi anak yang hiperaktif.
Pemanis buatan atau aspartam yang sering dijumpai pada minuman botolan dan minuman ringan juga dapat memicu kanker. Pemanis buatan berupa sakarin juga memiliki risiko yang sama jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Disamping itu, adanya bahan pengawet daging kemasan agar tahan lama layaknya sodium nitrit juga diyakini dapat memicu kanker lambung.
Lebih buruknya lagi, makanan dalam kemasan ternyata juga mengandung bahan kimia buatan yang terdapat pada pembungkusnya. Padahal, senyawa kimia yang terkandung dalam wadah makanan kemasan dapat larut ke dalam makanan. Parahnya, jika senyawa tersebut ikut masuk ke dalam tubuh, risiko terjadinya kanker menjadi semakin tinggi.
Baca juga: Mewaspadai Gula Tersembunyi, Pemanis yang Bisa Memicu Diabetes
Meski makanan kemasan telah terbukti bisa meningkatkan risiko kanker, Anda sebenarnya tidak dilarang untuk mengonsumsinya. Hanya saja, jumlahnya perlu dibatasi agar tidak berlebihan. Berbagai pakar kesehatan juga menyebutkan bahwa terdapat faktor risiko tertentu yang meningkatkan peluang seseorang untuk terkena kanker.
Faktor Risiko Kanker Lainnya
Sebagai informasi DNA di dalam sel tubuh manusia dapat berubah menjadi tumor jinak, tumor ganas, atau kanker. Hal ini diketahui disebabkan oleh beberapa faktor risiko yang berperan pada terjadinya hal tersebut, yaitu:
- Usia
- Genetik (Keturunan)
- Kebiasaan merokok
- Minum alkohol berlebihan
- Obesitas
- Sering terpapar sinar radiasi atau bahan kimia tertentu.
Makanan kemasan tentu saja akan sangat memudahkan kita dalam memilih makanan apa yang nantinya kita konsumsi. Hanya saja, jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama, maka kondisi kesehatan kita pun beresiko akan terkena beberapa penyakit berbahaya. Ada baiknya kita juga mengimbangi dengan makanan alami yang jauh lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi.