Terbit: 24 May 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Air susu ibu atau ASI mengandung sejumlah nutrisi penting yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Tak hanya itu, penelitian bahkan menemukan bahwa ASI dapat membunuh sel kanker. Simak fakta menariknya melalui penjelasan berikut.

Benarkah ASI Bisa Membunuh Sel Kanker?

Fakta ASI Dapat Membunuh Sel Kanker

ASI memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Tak hanya bisa mendukung perkembangan fisik sekaligus kecerdasan bayi dengan maksimal, ASI juga memiliki kemampuan menyembuhkan.

Penelitian tahun 1995 di Swedia menemukan fakta menarik mengenai kemampuan ASI dalam membunuh sel kanker. Menurut penelitian yang dipimpin oleh Profesor Catharina Svanborg, potensi khasiat ini berasal dari komponen ASI.

Para peneliti mengujinya dengan mengoleskan ASI pada sel sehat dan sel kanker. Hasilnya, sel kanker yang diolesi ASI ditemukan hancur. Sementara pada sel sehat, olesan ASI tidak menimbulkan dampak negatif.

Selain itu, Prod Chatharina juga mengklaim bahwa uji laboratorium yang telah dilakukan oleh dia dan timnya telah terbukti. Hasil temuan tersebut adalah mencangkup efek ASI pada berbagai jenis sel kanker dan efek terapeutik pada hewan yang terkena tumor otak, kanker usus besar, dan kandung kemih.

Potensi ASI dalam membunuh sel kanker diduga berasal dari kandungan alfa-laktalbumin, suatu zat yang hanya terkandung di dalam ASI. Kompleks alfa-laktalbumin dan asam lemak (biasanya asam oleat) di dalam ASI dikenal sebagai Alpha-Lactalbumin Made Lethal to Tumour Cells atau HAMLET.

Baca Juga7 Manfaat Akar Bajakah untuk Kesehatan, Benarkah Bisa Obati Kanker?

Para peneliti di Rumah Sakit Universitas Motol, Praha tahun 2007 menemukan, sebanyak 8 dari 9 pasien yang diberikan obat sintesis kompleks alfa-laktalbumin mengeluarkan sel tumor melalui urine setelah 2 jam pemberian obat.

Penelitian lainnya juga mengungkap hal serupa. Sebanyak 40 partisipan yang merupakan penderita kanker kemih diberi obat kompleks alfa-laktalbumin. Hasilnya, 20 peserta mengeluarkan sel tumor melalui urine.

Bisakah HAMLET Menjadi Obat Kanker?

Mengetahui potensi ASI dapat membunuh sel kanker, lantas apakah HAMLET bisa menjadi obat kanker di masa depan?

Mengenai hal ini, HAMLET sudah diujicobakan untuk menjadi obat anti-kanker.

Menurut Lori Feldman-Winter dari Cooper University Hospital, New Jersey, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa manfaat ASI tidak hanya sebatas kanker, melainkan juga berpotensi untuk menyembuhkan kanker.

Bila nantinya ASI atau sel HAMLET sudah digunakan untuk pengobatan kanker, ketersediaan ASI tentunya harus menjadi perhatian.

Baca JugaMengenal Imunoterapi, Metode untuk Mengobati Berbagai Jenis Kanker

Menurut Dr. Deborah Tuttle dari Bank ASI di Rumah Sakit Christiana, Newark, Delaware, ada kekhawatiran tersendiri mengenai hal itu. Pasalnya, jumlah yang terbatas membuat sediaan ASI hanya diprioritaskan bagi bayi prematur dan bayi yang rentan.

Belum lagi ada produk-produk yang mengklaim dapat digunakan untuk terapi kanker. Hal ini juga sebaiknya tidak luput dari perhatian.

Nah, demikian fakta seputar ASI yang dapat membunuh sel kanker. Ternyata, aktivitas menyusui tidak hanya bermanfaat untuk memberikan nutrisi bagi Si Kecil dan membangun bonding ibu dengan anak.

Lebih dari itu, ASI memiliki potensi yang cukup menjanjikan untuk mengobati kanker. Meski begitu, penelitian mengenai penggunaan ASI atau sel HAMLET masih memerlukan penelitian tinjauan lebih lanjut.

 

  1. Centers for Disease Control and Prevention. 2021. Breastfeeding Benefits Both Baby and Mom. https://www.cdc.gov/nccdphp/dnpao/features/breastfeeding-benefits/index.html. (Diakses pada 28 Februari 2023).
  2. Do Carmo França-Botelho A., dkk. 2012. Breastfeeding and Its Relationship with Reduction of Breast Cancer: A Review. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23317179/. (Diakses pada 28 Februari 2023).
  3. Walls, Donna. 2019. Breastmilk: Research Shows It Can Destroy Cancer Cells! https://icea.org/breastmilk-research-shows-it-can-destroy-cancer-cells/. (Diakses pada 28 Februari 2023).


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi