Terbit: 23 August 2019 | Diperbarui: 30 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Belakangan ini anak muda di Indonesia menganggap kopi sebagai salah satu gaya hidup. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya kafe-kafe yang menyediakan kopi berkualitas di berbagai tempat. Hanya saja, ada anggapan yang menyebut ada kaitan erat antara minum kopi dengan risiko stroke di usia muda. Apakah anggapan ini memang benar?

Kopi dan Hipertensi Bisa Picu Stroke di Usia Muda?

Kaitan antara kopi, hipertensi, serta risiko stroke di usia muda

Minum kopi sebenarnya bisa memberikan manfaat bagi kesehatan. Kandungan antioksidan di dalamnya misalnya, bisa mencegah datangnya beberapa jenis kanker. Bahkan, minum kopi juga disebut-sebut terkait dengan menurunnya risiko terkena diabetes. Hanya saja, masih banyak orang yang tidak memilih kopi yang tepat atau mengonsumsinya dengan berlebihan sehingga justru mendapatkan efek samping bagi kesehatan.

Sebagai contoh, jika kopi yang dikonsumsi adalah kopi instan atau kopi yang diberi tambahan gula, susu, atau krimer, bisa jadi kandungan kalori pada kopi ini sangatlah tinggi. Terlalu sering mengonsumsinya tentu berpotensi akan menyebabkan kenaikan berat badan, diabetes, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Selain itu, jika kita mengonsumsinya dengan berlebihan, bisa jadi akan menyebabkan dampak buruk seperti masalah susah tidur, jantung yang berdebar-debar, gangguan pencernaan, hingga peningkatan tekanan darah. Khusus untuk dampak terakhir, hal ini disebabkan oleh kemampuan kafein di dalam tubuh yang bisa membuat pembuluh darah menyempit dengan signifikan.

Jika sebelumnya di dalam pembuluh darah telah mengalami penumpukan plak atau memiliki kadar kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh darah ini tak hanya akan membuat tekanan darah meningkat, namun juga penyumbatan aliran darah. Jika kondisi ini terjadi di pembuluh darah yang ada di otak, maka risiko terkena stroke pun akan meningkat.

Melihat fakta ini, kopi memang secara tidak langsung terkait dengan stroke, namun bukan berarti kita harus menghindarinya. Asalkan kopi yang dikonsumsi adalah yang tepat seperti kopi hitam dan konsumsinya tidak berlebihan, maka risiko untuk terkena stroke atau masalah kesehatan lainnya bisa ditekan.

Berbagai pemicu stroke yang sebaiknya kita waspadai

Alih-alih terlalu mengkhawatirkan kopi, pakar kesehatan menyarankan kita untuk lebih cermat dalam mewaspadai berbagai macam penyebab stroke.

Berikut adalah berbagai hal yang bisa menyebabkan stroke tersebut.

  1. Kebiasaan merokok

Selain minum kopi, banyak orang yang juga terbiasa untuk merokok. Meski dianggap bisa menghilangkan stres, dalam realitanya merokok bisa menyebabkan dampak kesehatan yang sangat buruk. Termasuk di antaranya adalah peningkatan risiko stroke. Hal ini disebabkan oleh kemampuan asap rokok dalam merusak pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan plak yang bisa memicu stroke dan serangan jantung.

Sebagai informasi, berhenti merokok ternyata bisa menurunkan risiko stroke hingga 12 persen. Karena alasan inilah kita sebaiknya tidak lagi mengisapnya.

  1. Stres

Stres bisa meningkatkan peradangan di dalam tubuh, termasuk di dalam pembuluh darah. Selain itu, stres juga bisa meningkatkan risiko hipertensi, salah satu faktor utama dari stroke. Karena alasan inilah sebaiknya kita lebih cermat dalam mengendalikan stres seperti dengan melakukan meditasi, rekreasi, atau setidaknya latihan pernapasan.

  1. Makanan tidak sehat

Makanan tidak sehat seperti gorengan, makanan cepat saji, hingga makanan bersantan bisa menurunkan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Jika kita sering mengonsumsinya, risiko terkena stroke bahkan bisa meningkat hingga 19 persen.

  1. Kurang olahraga

Kurang olahraga bisa meningkatkan tekanan darah dan risiko terkena stroke hingga 48 persen. Hal ini disebabkan oleh kemampuan olahraga dalam membuat sirkulasi darah menjadi lancar.

  1. Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko terkena stroke dengan signifikan. Karena alasan inilah kita sebaiknya menjaga berat badan tetap ideal demi mencegah datangnya masalah kesehatan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi