Terbit: 6 April 2023 | Diperbarui: 8 August 2023
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Setiap orang pasti pernah menahan buang air besar (BAB), namun jika hal ini sering dilakukan maka hal tersebut bisa memicu masalah pada pencernaan. Apa bahaya jika Anda terlalu sering menahan BAB? Simak penjelasannya di bawah ini. 

Jangan Disepelekan, Ini 15 Bahaya Menahan BAB Terlalu Sering

Berbagai Masalah Kesehatan Akibat Menahan BAB

Mungkin Anda pernah menahan buang air besar (BAB) karena alasan tertentu, entah karena tidak tersedianya toilet ataupun karena kondisi yang tidak memungkinkan. Akan tetapi, jika Anda terlalu sering melakukannya hal tersebut dapat membahayakan kesehatan.

Berikut ini adalah berbagai bahaya menahan BAB terlalu sering, di antaranya:

1. Sembelit

Bahaya sering menahan BAB adalah sembelit atau sulit buang air besar. Masalah kesehatan yang satu ini mungkin sangat umum dialami oleh banyak orang yang disebabkan karena kurangnya konsumsi makanan berserat. Ternyata, efek menahan BAB juga bisa menyebabkan sembelit.

Feses yang ditahan untuk keluar akan menumpuk di usus besar, akibatnya feses akan mengeras dan membentuk fecalith (feses batu). Akibat dari sembelit ini, Anda harus menggunakan tenaga ekstra untuk bisa mengeluarkannya. Dalam kasus yang parah, tindakan medis mungkin diperlukan.

2. Ambeien

Ambeien terjadi berawal dari sembelit. Kebiasaan menunda buang air besar hingga terlalu lama akan menyebabkan pembesaran pembuluh darah anus; yang dalam dunia medis dengan hemoroid.

Kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan seperti rasa sakit pada anus, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

3. Obstruksi Usus

Mengerasnya feses di dalam usus akibat seringnya menahan BAB dapat menyebabkan obstruksi usus.

Penyakit ini biasanya akan mengganggu saluran pencernaan karena semua yang masuk ke usus tidak dapat dicerna dengan baik. Kondisi ini juga bisa disebabkan karena adanya komplikasi dari perlengketan usus, kanker usus besar, dan hernia.

4. Kanker Usus Besar

Kondisi ini bisa terjadi karena feses yang lama tertahan di dalam usus berkontak lama dengan sel-sel permukaan mukosa di usus besar.

Kanker usus besar adalah penyakit berbahaya yang harus segera mendapatkan penanganan medis, seperti tindakan bedah atau pemasangan kantong feses (kolostomi), serta dilanjutkan dengan pengobatan kemoterapi.

5. Komplikasi Pencernaan

Dalam kasus yang jarang terjadi, sering menahan buang air besar dapat menyebabkan masalah peredaran darah, masalah jantung, dan kram.

Komplikasi ini paling sering terjadi pada orang tua atau seseorang yang jarang bergerak atau beraktivitas, terutama yang menggunakan obat opioid berat.

Jika kondisinya parah dan tidak segera mendapatkan penanganan, kemungkinan buruknya akan menyebabkan kematian.

6. Fisura Ani

Semakin sering Anda menahan BAB terlalu lama, akan semakin sulit Anda untuk mengeluarkan feses. Kebiasaan ini dapat menyebabkan fisura ani, robekan kecil dan luka pada jaringan tipis yang lembap (mukosa) yang melapisi lubang anus.

Kondisi ini dapat menyebabkan sedikit perdarahan dan kejang pada cincin otot di ujung anus (anal sphincter).

Pemberian obat atau tindakan pembedahan mungkin diperlukan, terutama jika luka sudah terinfeksi akibat terkena feses dan menimbulkan abses perianal, suatu kondisi di mana terdapat nanah di rongga rektum dan sekitar anus.

Baca Juga: BAB Keras? Hindari 14 Makanan Penyebab Sembelit Ini

7. Impaksi Feses

Penumpukan tinja dalam pencernaan akibat menahan buang air besar juga dapat menyebabkan impaksi feses (fecal impaksi), kondisi di mana tinja yang keras dan kering tersangkut di usus besar atau dubur.

Tinja yang tidak bergerak ini akan menghambat pencernaan dan menyebabkan penumpukan. Jika tidak ada penanganan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang parah. Segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

8. Infeksi Bakteri

Penumpukan feses yang terjadi karena menahan BAB mengakibatkan pencernaan tidak mampu membuang racun. Penumpukan kotoran tubuh ini juga berisiko menginfeksi usus, terutama karena racun yang menumpuk dalam pencernaan. Akibatnya usus mengalami peradangan.

9. Prolaps Rektum

Saat Anda mengalami sembelit kronis akibat menahan BAB, rektum (bagian terakhir dari usus besar yang berakhir di anus) dapat meregang dan menonjol keluar anus. Terkadang hanya sebagian dari rektum menonjol keluar.

Prolaps rektum bisa menyakitkan dan bisa menyebabkan pendarahan. Terkadang sulit untuk membedakan apakah Anda mengalami prolaps rektum atau wasir; karena kedua kondisi ini menyebabkan rektum menonjol keluar dari anus namun keduanya berbeda.

10. Megarectum

Megarectum adalah kondisi di mana rektum membesar sebagai akibat dari konstipasi kronis. Perawatan untuk kondisi ini biasanya menggunakan obat pencahar. Dalam kasus tertentu, pembedahan atau operasi mungkin diperlukan.

11. Peritonitis

Peritonitis adalah istilah untuk radang peritoneum, yaitu selaput tipis yang melapisi bagian dalam perut dan membungkus organ di dalamnya.

Jaringan dapat meradang apabila terkena cairan tubuh yang mengiritasi atau terinfeksi. Kondisi ini biasanya terjadi ketika sesuatu di dalamnya bocor atau pecah. Penyebab peritonitis yang paling umum adalah infeksi.

Tindakan operasi harus segera dilakukan karena kondisi ini dapat mengancam nyawa.

12. Wasir

Wasir atau juga disebut hemoroid adalah kondisi di mana pembuluh darah membengkak di anus dan rektum bagian bawah. Wasir dapat terjadi di dalam rektum (wasir internal) atau di bawah kulit di sekitar anus (wasir eksternal).

Hampir tiga dari empat orang dewasa dapat mengalami wasir seiring waktu. Wasir memiliki sejumlah penyebab, namun sering kali penyebabnya tidak diketahui.

Baca Juga: 12 Cara Melancarkan BAB yang Keras dengan Cepat dan Alami

13. Perforasi Intestinal

Perforasi gastrointestinal adalah kondisi yang terjadi ketika lubang terbentuk di sepanjang perut, usus besar, atau usus kecil.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh sejumlah penyakit yang berbeda, termasuk radang usus buntu, divertikulitis, atau terjadi akibat trauma seperti luka sayat atau luka tembak.

Kondisi ini mudah berkembang menjadi komplikasi serius yang dapat mengakibatkan kematian. Untuk itu, deteksi dan pengobatan dini adalah sesuatu yang sangat penting.

14. Inkontinensia Tinja

Inkontinensia tinja adalah ketidakmampuan mengontrol pergerakan usus. Tinja atau feses bocor dari rektum tanpa peringatan.

Kebocoran tinja bisa terjadi sesekali saat mengeluarkan gas hingga hilangnya kontrol usus sepenuhnya. Kondisi ini kadang-kadang disebut inkontinensia usus.

Penyebab umum inkontinensia tinja adalah diare, sembelit, dan kerusakan otot atau saraf. Kerusakan otot atau saraf terkait dengan penuaan atau melahirkan.

15. Radang Usus Buntu

Radang usus buntu atau disebut apendisitis adalah pembengkakan usus buntu yang menyakitkan. Usus buntu adalah kantong kecil dan tipis dengan panjang sekitar 5 sampai 10 cm—dan terhubung ke usus besar, tempat kotoran terbentuk.

Radang usus buntu adalah keadaan darurat medis yang hampir selalu membutuhkan pembedahan sesegera mungkin.

Tips Menahan BAB saat Kondisi Darurat

Jika Anda sedang rapat, bertemu orang, atau kesulitan mencari toilet untuk buang air besar, Anda bisa mengendalikan otot-otot pencernaan untuk menahan buang air besar.

Berikut ini cara menahan BAB dalam keadaan darurat:

  • Kencangkan kedua sisi bokong. Cara ini dapat membantu menjaga otot rektum tetap tegang.
  • Hindari jongkok. Cobalah untuk berdiri atau berbaring saja. Posisi ini mengelabui tubuh Anda agar tidak BAB.
  • Tetaplah tenang dan jangan panik. Biasanya seseorang akan panik ketika ingin buang air besar. Jika tidak mampu mengendalikan kepanikan, justru keinginan untuk BAB akan meningkat.

Penting untuk diingat, beberaa tips di atas hanya boleh Anda lakukan ketika keadaan darurat. Setelahnya keadaan terkendali, segera ke toilet untuk membuang kotoran.

Nah, itulah berbagai bahaya menahan BAB bagi kesehatan. Mulai sekarang cobalah buang air besar secara teratur dan hindari menahannya terlalu lama.

 

  1. Anonim. 2021. How Chronic Constipation Affects Your Body. https://www.webmd.com/digestive-disorders/chronic-constipation-affects-body/. (Diakses 14 April 2021).
  2. Anonim.2022. Peritonitis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17831-peritonitis (Diakses pada 20 Februari 2023)
  3. Anonim. 2021. Appendicitis. https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-appendicitis (Diakses pada 20 Februari 2023)
  4. Anonim. 2022. Fecal incontinence. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fecal-incontinence/symptoms-causes/syc-20351397. (Diakses pada 20 Februari 2023)
  5. Anonim. 2021. Hemorrhoids. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemorrhoids/symptoms-causes/syc-20360268 (Diakses pada 20 Februari 2023)
  6. Anonim. 2021. Oops! Don’t hold your poop or face these side effects. https://www.healthshots.com/preventive-care/self-care/4-side-effects-of-controlling-poop/
  7. Caporuscio, Jessica. 2020. Why people should not hold in their poop. https://www.medicalnewstoday.com/articles/is-it-bad-to-hold-your-poop#is-it-bad. (Diakses 14 April 2021).
  8. Frothingham, Scott. 2019. Holding in Your Poop. https://www.healthline.com/health/how-to-hold-in-poop. (Diakses 14 April 2021).
  9. Huizen, Jennifer. 2019. Normal time between poops. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325431. (Diakses 14 April 2021).
  10. Natalie, Phillips. 2018. Gastrointestinal Perforation. https://www.healthline.com/health/gastrointestinal-perforation (Diakses pada 20 Februari 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi