Terbit: 21 January 2021
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki berbagai macam, ada yang memengaruhi kondisi mental hingga kondisi fisik. Simak penjelasan selengkapnya mengenai mitos dan fakta seputar wanita hamil yang memiliki anak laki-laki di artikel ini!

Tanda-Tanda Mau Melahirkan Bayi Laki-Laki, Dapatkah Dipercaya?

Apakah Tanda-Tanda Mau Melahirkan Bayi Laki-Laki Akurat?

Saat seorang wanita dinyatakan hamil, rasa penasaran untuk mengetahui jenis kelamin bayi pasti akan dialami. Rasa ingin tahu dari zaman ke zaman ini memunculkan beberapa asumsi hingga mitos tentang meramal jenis kelamin bayi.

Berikut ini adalah berbagai mitos dan fakta mengenai tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki, di antaranya:

1. Morning Sickness

Anda mungkin pernah mendengar bahwa mual parah di pagi hari menandakan bahwa Anda mengandung anak laki-laki, sedangkan saat mengandung anak perempuan, rasa mual relatif lebih ringan.

Namun, penjelasan yang dapat menggambarkan kondisi tersebut adalah lonjakan hormon progesteron pada bayi laki-laki memang lebih banyak daripada bayi perempuan.

Baca Juga: Morning Sickness: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengatasi

2. Kondisi Kulit

Beberapa orang percaya bahwa bayi perempuan akan mencuri kecantikan ibunya. Di sisi lain, saat mengandung anak laki-laki seorang wanita tidak akan berjerawat. Selain itu, kulit bercahaya juga dikaitkan dengan bayi laki-laki.

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut karena kehamilan memengaruhi semua wanita secara berbeda. Wajah lebih bercahaya mungkin dikaitkan dengan peningkatan aliran dan volume darah. Sering mencuci muka dapat membantu mengatasi jerawat.

3. Rambut Lebih Berkilau

Selain kulit, cerita lain mengatakan bahwa mengandung anak laki-laki akan membuat rambut ibu lebih panjang dan lebih berkilau. Padahal, hal tersebut mungkin disebabkan oleh vitamin prenatal yang dikonsumsi dan lonjakan hormon estrogen. Vitamin prenatal mengandung banyak nutrisi penting yang juga mendukung kesehatan rambut dan kuku, seperti zinc, biotin, dan vitamin B.

4. Ngidam

Banyak yang mengatakan, saat seorang wanita hamil anak laki-laki, ia akan menginginkan banyak makanan asin dan gurih. Sementara ketika mengandung anak perempuan, Bumil akan ngidam permen, cokelat, atau sesuatu yang manis.

Sebenarnya, tidak ada penelitian konklusif yang dilakukan untuk mengamati fenomena ngidam makanan sebagai prediktor menentukan jenis kelamin. Ngidam mungkin lebih berkaitan dengan perubahan hormonal, defisiensi nutrisi, zat aktif secara farmakologis (terdapat dalam makanan tertentu), faktor budaya, dan psikososial. Namun, tidak cukup banyak penelitian untuk mendukung hipotesis ini.

5. Denyut Jantung

Salah satu mitos paling populer terkait jenis kelamin bayi adalah terkait denyut jantung. Jika detak per menit di bawah 140, maka bayinya adalah laki-laki. Jika lebih tinggi berarti Anda mengandung anak perempuan.

Sayangnya, meskipun yang ini terdengar lebih ilmiah, tidak ada kebenaran kuat di baliknya. Sebuah studi mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara detak jantung anak laki-laki dan perempuan pada awal kehamilan.

6. Bentuk Perut

Jika bentuk perut saat hamil berada dalam posisi rendah, banyak yang mengatakan bahwa Anda mengandung seorang bayi laki-laki. Faktanya, bentuk perut ibu hamil sangat tergantung pada posisi dan jumlah janin yang Anda kandung. Hal itulah yang memengaruhi penampilan perut bukan jenis kelamin anak.

7. Warna Urine

Selain tampilan fisik yang sering menjadi patokan, banyak orang yang memercayai bahwa warna urine terkait dengan jenis kelamin anak. Apabila urine berwarna kuning cerah maka Anda mengandung anak perempuan, sementara warna yang lebih kusam bisa menunjukkan jenis kelamin laki-laki.

Faktanya, warna, bau, dan volume urine bervariasi sepanjang hari tergantung jumlah cairan dan diet yang sedang Anda jalankan. Oleh karena itu, tidak ada hubungan antara urine dan jenis kelamin bayi.

8. Perubahan Suasana Hati

Tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki yang hingga kini masih dipercaya adalah seorang ibu tidak rentan terhadap perubahan suasana hati. Namun saat hamil perempuan seorang ibu menjadi lebih sensitif.

Faktanya, perubahan suasana hati selama kehamilan kehamilan disebabkan oleh perubahan hormonal dan bukan karena jenis kelamin bayi.

8. Ukuran Payudara

Mengandung anak laki-laki, payudara kanan akan lebih besar dari payudara kiri. Faktanya, perubahan hormonal selama kehamilan meningkatkan aliran darah dan menyebabkan perubahan pada jaringan payudara yang membuatnya terasa lebih besar.

Payudara cenderung membengkak untuk mempersiapkan suplai ASI. Tidak ada bukti bahwa perubahan payudara dikaitkan dengan jenis kelamin bayi.

9. Berat Badan

Saat mengandung anak laki-laki, penambahan berat badan akan terjadi di perut, sementara saat mengandung anak perempuan, berat akan didistribusikan ke seluruh tubuh termasuk wajah.

Faktanya, sebagian besar wanita hamil mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan. Kenaikan berat badan yang cukup besar merupakan bagian penting dari kehamilan yang sehat dan tidak ditentukan oleh jenis kelamin bayi.

Nah, itulah berbagai mitos mengenai tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki. Penting untuk diketahui, sebagian besar kisah dan teori di atas tidak didasarkan pada fakta.

Baca Juga: 10 Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi Tanpa USG, Sudah Coba?

Tes Medis yang Dapat Menunjukkan Jenis Kelamin Bayi

Beberapa prosedur medis standar yang dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin bayi adalah:

1. Ultrasonografi

Ini adalah cara noninvasif untuk menentukan jenis kelamin bayi dan biasanya dilakukan antara minggu ke 18 dan 22. Ultrasonografer mungkin tidak selalu mendeteksi jenis kelamin jika posisi bayi tidak ideal atau kehamilan belum berkembang. Dalam kasus ini, Anda mungkin harus menjalani pemindaian berulang.

2. Fetal DNA Blood Test

Sebuah penelitian mengungkapkan, tes darah sekitar minggu ke 6 hingga 10 dapat membantu mendeteksi jenis kelamin bayi.

Darah ibu membawa jejak DNA janin sehingga dapat membantu menentukan urutan kromosom Y yang dapat mengungkapkan jenis kelamin bayi. Tes ini biasanya tidak dilakukan kecuali Anda berusia di atas 35 tahun dan membutuhkan investigasi genetik.

3. Pengujian Genetik Lainnya

Anda mungkin mengalami amniocentesis or chorionic villus sampling (CVS) selama kehamilan. Tes ini mirip dengan fetal cell DNA blood test, tetapi lebih invasif. Tes ini dapat memberi tahu Anda jenis kelamin bayi, tidak sedini mungkin.

CVS biasanya dilakukan antara minggu ke 10 dan 12. Amniosentesis dilakukan antara minggu ke 15 dan 18. Tes ini hanya direkomendasikan untuk wanita yang lebih tua atau pasangan yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi genetik tertentu.

Nah, itulah mitos dan fakta mengenai tanda-tanda akan melahirkan bayi laki-laki hingga tes medis yang bisa dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin bayi Anda. Daripada Anda memercayai mitos yang ada, lebih baik Anda melakukan pemeriksaan medis atau mempersiapkan diri untuk menjalani persalinan atau pun menyambut buah hati Anda kelak.

  1. Marcin, Ashley. 2016. Myths vs. Facts: Signs You’re Having a Baby Boy. https://www.healthline.com/health/pregnancy/signs-of-having-a-boy#finding-out-earlier. (Diakses pada 21 Januari 2021).
  2. Malachi, Rebecca. 2020. Symptoms Of Baby Boy During Pregnancy: Are They Reliable. https://www.momjunction.com/articles/noticeable-symptoms-of-baby-boy-during-pregnancy_00381639/#Citation8. (Diakses pada 21 Januari 2021).
  3. Perry, Christin dan Kameelah Phillips. 2020. Signs You’re Having a Boy: Old Wives’ Tales vs. Science. https://www.parents.com/pregnancy/signs/symptoms/boy-pregnancy-symptoms-old-wives-tales-gender/. (Diakses pada 21 Januari 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi