Terbit: 25 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Rainbow baby merupakan istilah yang mendeskripsikan bayi yang lahir sehat setelah sebelumnya ibu mengalami kehilangan bayi. Simak mengenai fenomena ini dalam penjelasan berikut!

Mengenal Rainbow Baby, Bayi yang Lahir Setelah Keguguran

Mengenal Rainbow Baby Lebih Dalam

Rainbow baby adalah istilah yang merujuk pada bayi yang terlahir sehat setelah sebelumnya ibu mengalami kehilangan bayi, baik akibat keguguran, bayi lahir mati, maupun kematian neonatal.

Istilah rainbow yang berarti pelangi biasanya muncul setelah hujan. Dengan kata lain, rainbow baby memiliki makna harapan baru setelah terjadinya badai atau hal buruk dalam kehidupan.

Bayi yang terlahir setelah ibu mengalami kehilangan bayi sebelumnya dihubungkan dengan keajaiban. Perumpamaan ini dianggap sangat tepat karena dampak lahirnya bayi rainbow dapat membantu pemulihan setelah kehilangan sebelumnya.

Mengapa Rainbow Baby Spesial?

Peristiwa keguguran atau kehilangan anak karena stillbirth atau hal lainnya dapat mengguncang kondisi kejiwaan orang tua. Banyak pasangan yang harus berjuang keras untuk menghadapi kesedihan tersebut hingga mau memulai kembali untuk punya anak.

Kehilangan bayi dapat menjadi pengalaman traumatis bagi orang tua atau keluarga. Sering kali, peristiwa ini sulit untuk dipercaya atau diterima. Bahkan, sebagian besar orang tua mungkin merasa marah, bingung, dan sedih yang berlarut-larut.

Ketika orang tua berhasil melewati kesedihannya dan menumbuhkan semangat untuk mencoba memiliki anak lagi hingga akhirnya berhasil, hal ini menjadi pengalaman tersendiri bagi orang tua.

Intinya, kehadiran rainbow baby di tengah-tengah keluarga menjadi sangat spesial. Pasalnya, si Kecil seakan menjadi simbol harapan setelah orang tua mengalami kehilangan.

Baca Juga8 Faktor Penyebab Keguguran Berulang dan Tips Mencegahnya

Apa yang Harus Diperhatikan Orang Tua?

Setelah orang tua mulai pulih dari kehilangan dan sedang menantikan rainbow baby, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan, di antaranya:

1. Munculnya Emosi yang Campur Aduk

Menantikan kehadiran rainbow baby menghadirkan emosi yang campur pada orang tua. Perasaan duka, rasa bersalah, senang, lega, dan gembira bercampur menjadi satu.

Jika ibu mengalaminya, tidak perlu khawatir secara berlebihan karena hal ini wajar terjadi. Mintalah dukungan pasangan, keluarga, orang terdekat, atau orang lain dengan pengalaman serupa.

Bila perlu, Anda bisa berkonsultasi kepada psikolog mengenai kemunculan emosi yang ekstrem selama kehamilan.

2. Waspadai Kecemasan Hingga Depresi

Pengalaman yang tidak menyenangkan sebelumnya mungkin saja menghantui. Jadi, wajar jika ibu merasa takut atau khawatir akan kondisi si Kecil.

Akan tetapi, jika dibiarkan berlarut-larut, wanita yang pernah mengalami kehilangan bayi sebelumnya rentan mengalami kecemasan dan depresi setelah persalinan (postpartum depression).

Oleh sebab itu, penting untuk menanamkan pikiran positif bahwa ibu dan si Kecil akan menjalani kehamilan yang sehat hingga proses kelahiran nanti.

Jangan lupa lakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala sesuai jadwal. Janganlah segan untuk meminta dukungan dari pasangan, keluarga, atau orang terdekat.

Baca JugaIngin Hamil Setelah Keguguran? Ini Cara dan Waktu Tepatnya

3. Hindari Memasang Target Secara Berlebihan

Riwayat kehilangan sebelumnya mungkin membuat orang tua menjadi terobsesi untuk mendapatkan kehamilan yang sehat. Tidak jarang, orang tua pada akhirnya memasang target yang berlebihan, misalnya ketika olahraga saat hamil.

Olahraga memang baik untuk mendukung kesehatan ibu dan perkembangan si Kecil. Namun, pastikan Anda menyesuaikan dengan kemampuan tubuh. Hindari olahraga berlebihan hingga membuat Anda merasa terbebani.

Tidak cukup sampai di situ, kehadiran rainbow baby dalam sebuah keluarga dapat mengubah sikap orang tua pada bayi sejak dalam kandungan. Selain bersyukur, umumnya orang tua akan lebih protektif pada anak karena khawatir akan kehilangan anak seperti peristiwa sebelumnya.

Namun, jangan sampai Anda menjadikan rasa sedih atau rasa bersalah sebagai acuan untuk memasang target berlebihan nantinya, ya.

4. Ceritakan Keluh Kesah Anda

Ibu yang tengah mengandung rainbow baby memerlukan lebih banyak dukungan emosional selama kehamilan dan kelahiran. Pasalnya, bayang-bayang kehilangan sang buah hati bisa saja menghantui hingga memicu kecemasan dan ketakutan.

Cobalah untuk mencari tempat bagi ibu untuk bercerita. Selain pada pasangan, Anda juga bisa menceritakan keluh kesah Anda kepada keluarga, kerabat, atau orang terdekat yang dipercaya.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk menuangkan perasaan Anda adalah menuliskan jurnal. Biarkan rasa khawatir dan cemas tertuang dalam setiap kalimat yang Anda tuliskan.

Baca Juga12 Mitos Keguguran yang Harus Anda Ketahui Faktanya

5. Periksakan Kandungan Secara Rutin

Pemeriksaan kandungan sebaiknya dilakukan secara rutin, apalagi bagi Anda yang tengah mengandung rainbow baby. Tindakan ini bisa membantu kehamilan berjalan dengan lancar hingga proses persalinan.

Tidak hanya memantau kondisi kehamilan, cek kandungan rutin juga dapat membantu mendeteksi adanya masalah pada janin sejak dini sehingga risiko komplikasi kehamilan bisa menurun. Biasanya, dokter akan merekomendasikan serangkaian tes untuk dijalani.

Ketika bayi rainbow lahir, sikap overprotektif orang tua pada anak mungkin masih akan terbawa. Hal ini dikhawatirkan akan berpengaruh pada perkembangan anak kelak.

Oleh karena itu, sebaiknya para orang tua tetap rajin melakukan konsultasi pada psikoloog atau dokter anak mengenai perkembangan anak. Semoga bermanfaat!

 

  1. Barrell, Amanda. 2022. What is A Rainbow Baby and Why are They Special? https://www.medicalnewstoday.com/articles/rainbow-baby. (Diakses pada 24 Juli 2023).
  2. Chertoff, Jane. 2018. What Is a Rainbow Baby? https://www.healthline.com/health/pregnancy/rainbow-baby. (Diakses pada 24 Juli 2023).
  3. de Bellefonds, Colleen. 2023. What It Means to Have A Rainbow Baby. https://www.babycenter.com/pregnancy/your-life/rainbow-baby_40007952. (Diakses pada 24 Juli 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi