Terbit: 21 December 2020 | Diperbarui: 22 August 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Mitos keguguran sering kali membuat ibu hamil merasa tidak percaya diri dan memiliki perasaan bersalah. Apa saja mitos seputar kehamilan di masyarakat yang hingga kini masih dipercaya? Simak penjelasannya.

12 Mitos Keguguran yang Harus Anda Ketahui Faktanya

Mitos Keguguran di Masyarakat

Terdapat berbagai faktor yang menentukan mengapa seorang wanita bisa mengalami keguguran. Beberapa keguguran tidak dapat dijelaskan, sementara pada kasus yang lain keadaan ini terkait dengan masalah kesehatan yang mendasari.

Berikut adalah beberapa mitos keguguran yang sebaiknya tidak Anda percaya, antara lain:

1. Pernah Keguguran Kemungkinan Besar akan Mengalaminya Lagi

Seorang wanita yang mengalami keguguran untuk pertama kali, tidak akan mengembangkan risiko untuk mengalami keadaan yang sama. Akan tetapi, risiko mengalami peningkatan jika Anda mengalami dua kali keguguran. Saat Anda mengalami keguguran berulang kali, konsultasi dengan dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan (bila diperlukan dapat ke dokter spesialis kandugan dan kebidanan subspesialis kesuburan atau fertility) untuk merencanakan kehamilan berikutnya agar tidak terjadi keguguran yang berulang.

2. Muncul Bercak atau Pendarahan Berarti Mengalami Keguguran

Munculnya bercak darah atau flek saat hamil kerap dianggap sebagai kegagalan pada kehamilan atau keguguran. Padahal, muncul pendarahan saat kehamilan adalah sesuatu yang normal terutama pada trimester pertama. Sekitar 20 hingga 40% wanita hamil mengalami hal ini, bahkan pendarahan ringan juga bisa terjadi selama kehamilan yang sehat.

3. Harus Menunggu 3 Bulan setelah Keguguran untuk Mencoba Hamil Lagi

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa seorang wanita dapat memiliki kehamilan yang cukup bulan dan sehat, bahkan jika Anda hamil hanya dalam 1 bulan setelah keguguran.

Faktanya, dokter biasanya menyarankan untuk menunggu lebih lama jika Anda baru saja menjalani prosedur dilatasi dan kuretase setelah keguguran. 

Sebuah studi mengungkapkan, wanita yang mengalami keguguran dan hamil lagi enam bulan atau kurang setelah keguguran, ternyata lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami keguguran lagi daripada mereka yang menunggu lebih lama.

4. Keguguran Tidak Pernah Bisa Dicegah

Meskipun sebagian besar keguguran terjadi di luar kendali, terdapat penyebab yang berada dalam kendali Anda. Oleh sebab itu, keguguran merupakan kondisi yang sebetulnya dapat dicegah. 

Merokok adalah penyebab keguguran yang dapat dicegah, Jika Anda merokok lebih dari 10 batang per hari, hal itu dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran, bahkan jika pria yang merokok. Langkah terbaik adalah berhenti merokok sebelum mencoba hamil.

5. Keguguran adalah Komplikasi Kehamilan yang Jarang Terjadi

Fakta menunjukkan bahwa pada trimester awal sekitar 20% wanita berisiko mengalami keguguran. Kehamilan yang didiagnosis sedini mungkin dengan tes kehamilan di rumah atau tes darah—sekitar lima hari sebelum haid pertama yang terlewat (sembilan hari setelah pembuahan)—sebenarnya memiliki kemungkinan 30 persen untuk mengalami keguguran.

Menurut National Institutes of Health perkiraan angka keguguran akan lebih tinggi jika memperhitungkan keguguran yang terjadi bahkan sebelum seorang wanita tahu bahwa dirinya hamil.

6. Stres Bisa Menyebabkan Keguguran

Sebagian orang percaya bahwa stres menjadi penyebab utama keguguran. Padahal yang sebenarnya, stres yang sudah berlangsung lama yang lebih berisiko menyebabkan terjadinya keguguran. Data lain menunjukkan bahwa 21% partisipan percaya bahwa percekcokan dapat menyebabkan keguguran. Padahal, tidak dasar biologis yang mendasari klaim tersebut.

Baca juga: 15 Mitos dan Fakta Tentang Kehamilan, Sudah Tahu

7. Berhubungan Seks Menyebabkan Keguguran

Sebuah survei mengungkapkan, banyak wanita di trimester pertama melaporkan ketakutan akan cedera pada janin memengaruhi kebebasan respons fisiknya selama berhubungan. Sebuah studi mengungkapkan, tidak ada kaitan antara aktivitas seksual dan komplikasi kehamilan, termasuk keguguran asal dilakkan dengan aman. Umumnya dokter akan menyarankan agar sperma laki-laki tidak dikeluarkan di dalam rahim perempuan saat berhubungan seks. 

8. Konsumsi Aspirin Bisa Menyebabkan Keguguran

Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa mengonsumsi aspirin selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran. Namun, bukti penyebabnya tidak jelas karena beberapa penelitian tidak menunjukkan kaitan tersebut.

Beberapa dokter bahkan meresepkan aspirin dosis rendah sebagai bagian dari pengobatan keguguran berulang, meskipun bukti kemanjuran pengobatan ini beragam. Pada kasus yang lain, aspirin dosis rendah setiap hari juga dianjurkan untuk mencegah preeklamsia pada wanita hamil yang berisiko tinggi.

9. Mendapatkan Vaksinasi Flu Menyebabkan Keguguran

Mitos keguguran ini sebaiknya tidak Anda percaya karena mendapatkan vaksin flu selama kehamilan berguna untuk kesehatan ibu dan janin. Hal ini menjadi sangat penting karena wanita hamil memiliki risiko kematian yang lebih tinggi akibat flu dibandingkan wanita yang tidak hamil

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan U.S. Department of Health and Human Services (HHS) mengungkapkan bahwa vaksin flu adalah cara yang aman dan efektif untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.

10. Keguguran Disebabkan oleh Penggunaan Alat Kontrasepsi atau Pil KB Sebelumnya

Sebagian besar ibu hamil percaya bahwa penggunaan intrauterine device (IUD) dan pil KB di masa lalu dapat menjadi penyebab keguguran. Penting untuk diketahui, IUD dan pil KB hormonal tidak menyebabkan keguguran.

11. Keguguran Berulang Kali Menandakan Infertilitas

Mitos kehamilan ini tidaklah tepat karena terdapat berbagai alasan kenapa seseorang mengalami keguguran beberapa kali. Bahkan, seorang wanita berusia 35 tahun yang telah mengalami tiga kali keguguran berturut-turut masih memiliki peluang 70 persen untuk berhasil hamil.

Banyak penyebab kesehatan yang mendasari keguguran, seperti masalah tiroid, pertumbuhan rahim yang disebut fibroid rahim, atau gangguan pembekuan darah.

12. Keguguran adalah Sesuatu yang Harus Dirahasiakan

Beberapa orang mungkin ragu untuk membicarakan pengalaman kegugurannya. Namun membicarakan keguguran bisa sangat membantu orang lain.

Sebuah survei yang menanyakan orang-orang apakah mereka pernah mengalami keguguran, 15% mengatakan pernah dan 46% responden lainnya mengatakan bahwa mereka mendapatkan ketenangan dari seorang teman yang mengungkapkan kegugurannya.

Sementara 74% orang yang membicarakan tentang keguguran mengatakan bahwa mereka mendapat dukungan dari dari orang yang mereka ceritakan. Sedangkan kurang dari setengah (45%) mengatakan mereka mendapat dukungan dari tenaga medis.

Nah, itulah berbagai mitos keguguran yang sebaiknya tidak Anda percaya.

  1. Afshar, Yalda. Why Do Miscarriages Happen? 5 Miscarriage Myths We Need to Stop Believing. https://www.self.com/story/why-do-miscarriages-happen. (Diakses pada 5 April 2023).
  2. Almendrala, Anna. 2017. 7 Miscarriage Myths That Are Harmful And Isolating. https://www.huffpost.com/entry/common-miscarriage-myths_n_7241910. (Diakses pada 5 April 2023).
  3. Danielsson, Krissi. 2020. Truths and Myths About Causes of Miscarriage. https://www.verywellfamily.com/truths-and-myths-about-causes-of-miscarriage-2371758. (Diakses pada 5 April 2023).
  4. Freidenfelds, Lara. 2020. 8 myths about pregnancy and miscarriage. https://www.washingtonpost.com/lifestyle/2020/01/02/myths-about-pregnancy-miscarriage/. (Diakses pada 5 April 2023).
  5. Oakley, Colleen. 5 Miscarriage Myths. https://www.webmd.com/baby/features/miscarriage-myths#1. (Diakses pada 5 April 2023).
  6. Pappas, Stephanie. 2016. 6 Myths About Miscarriage. https://www.livescience.com/56609-myths-about-miscarriage.html. (Diakses pada 5 April 2023).

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi