Tidak semua janin bisa berkembang dengan baik di dalam rahim. Dalam beberapa kasus, janin yang tidak berkembang dapat berakhir dengan keguguran. Apa kondisi yang menyebabkan hal ini dan bagaimana cara mencegahnya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Gejala / Ciri-ciri Bayi Tidak Berkembang
Istilah janin tidak berkembang sebenarnya tidak ada dalam istilah medis. Dunia medis hanya mengenal kehamilan kosong bila tidak ada zigot yang berkembang pada awal kehamilan. Namun, istilah janin tidak berkembang sering mengarah kepada janin tumbuh lambat.
Ciri-ciri utama dari janin yang tumbuh lambat adalah janin memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran yang seharusnya dialami pada usia kehamilan tertentu.
Setelah memasuki usia kehamilan 20 minggu, umumnya janin memiliki tinggi yang sesuai dengan jumlah minggu kehamilan. Kekurangan tinggi sebesar 4 cm atau lebih dari yang seharusnya dapat dikategorikan sebagai janin yang tumbuh lambat atau dikenal juga dengan janin tidak berkembang.
Saat kelahiran, bayi dianggap sebagai bayi yang tumbuh lambat jika memiliki berat badan kurang dari 2,5 kg. Namun, tidak semua bayi yang lahir kecil mengalami janin tumbuh lambat.
Pada kelahiran cukup bulan, gejala janin yang tidak berkembang, antara lain:
- Bayi berukuran kecil atau kurang gizi
- Kulit tipis, pucat, kurus, dan kulitnya kering
- Tali pusat (tali pusar) tipis dan disertai dengan mekonium.
Penyebab Janin Tidak Berkembang Normal (Terhambat) dalam Kandungan
Janin tidak berkembang dalam rahim dapat disebabkan oleh gaya hidup hingga berbagai kondisi tertentu. Berikut adalah beberapa hal yang membuat kenapa janin tidak berkembang, di antaranya:
1. Kebiasaan Gaya Hidup yang Buruk
Gaya hidup yang dilakukan ibu hamil berdampak bagi pertumbuhan janin. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ibu, seperti kekurangan asupan makanan, penyalahgunaan obat-obatan, merokok atau minum alkohol, dan tidak mengonsumsi suplemen asam folat dapat memperbesar kemungkinan janin tidak berkembang dengan baik.
2. Infeksi
Ketika janin terkena infeksi yang ditularkan dari ibu seperti sifilis (infeksi bakteri menular seksual), cytomegalovirus (infeksi virus yang memiliki dampak signifikan ketika kekebalan tubuh menurun selama kehamilan), toxoplasmosis (infeksi parasit yang ditularkan melalui daging yang dimasak kurang matang), dan rubella, maka kemungkinan dapat menjadi penyebab pertumbuhan janin terhambat.
3. Pre-eklampsia
Mengapa memeriksa tekanan darah selama kehamilan adalah sesuatu penting? Perlu diketahui, peningkatan tekanan darah dapat menjadi indikasi utama pre-eklampsia atau sering disebut pregnancy-induced hypertension (PIH).
Pre-eklampsia dapat menyebabkan pembuluh darah mengerut. Kondisi ini akan memengaruhi pertumbuhan janin karena adanya hambatan aliran darah ke plasenta. Janin yang kekurangan suplai oksigen dan kekurangan suplemen bisa menyebabkannya tidak berkembang.
Baca Juga: Janin Sering Aktif Bergerak di Malam Hari, Normalkah?
4. Insufisiensi Plasenta
Plasenta adalah organ penting di dalam rahim yang berfungsi menyuplai nutrisi dan oksigen agar janin berkembang dengan baik. Jika plasenta mengalami insufisiensi dan berkembang tidak sempurna, janin tidak bisa berkembang dengan baik dan kemungkinan besar terjadi komplikasi.
Insufisiensi plasenta bisa terjadi karena ibu menderita diabetes, anemia, pernah menggunakan narkoba, dan merokok.
5. Kelainan Kromosom
Saat sperma bertemu dengan ovum, pembuahan terjadi dan peleburan kromosom berlangsung. Jika kromosom yang terbentuk pada embrio jumlahnya terlalu sedikit atau terlalu banyak, gangguan bisa saja terjadi salah satunya adalah terhambatnya pertumbuhan.
6. Kekurangan Air Ketuban
Jumlah air ketuban yang optimal diperlukan untuk perkembangan janin. Jumlah air ketuban dapat berkurang di bawah normal (oligohidramnion) karena berbagai alasan, konsumsi obat tertentu, kondisi kesehatan ibu, solusio plasenta, hingga kantung ketuban sedikit pecah. Kondisi tersebut bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang.
Baca Juga: Manfaat Mengelus Perut saat Hamil Bagus untuk Perkembangan Janin
7. Kelainan Tali Pusat
Tali pusat berbentuk seperti tabung panjang yang menghubungkan janin dengan plasenta ibu yang menyuplai oksigen dan nutrisi dari tubuh ibu ke janin.
Garis pusat biasanya mengandung dua arteri pusat dan satu vena pusat; yang menyalurkan darah antara plasenta dan janin. Terkadang, apabila tali pusat hanya memiliki satu arteri, maka hal ini akan menyebabkan bayi pertumbuhannya terhambat di dalam janin.
Selain beberapa faktor seperti di atas, hal lainnya yang menyebabkan janin tidak berkembang dengan baik, antara lain:
- Diabetes stadium lanjut.
- Tekanan darah tinggi atau penyakit jantung.
- Penyakit ginjal atau penyakit paru-paru.
- Malnutrisi atau anemia.
- Anemia sel sabit.
Mencegah Risiko Janin Tidak Berkembang dalam Rahim
Meskipun IUGR dapat terjadi bahkan ketika kondisi ibu sangat sehat, ada beberapa hal yang dapat dilakukan ibu untuk mengurangi risiko sekaligus meningkatkan kesehatan janin, antara lain:
- Jadwalkan janji dengan dokter kandungan. Mendeteksi potensi masalah sejak dini memungkinkan calon ibu mengobatinya sedini mungkin.
- Waspadai gerakan bayi dalam rahim. Bayi yang tidak sering bergerak atau berhenti bergerak mungkin memiliki masalah. Jika Anda melihat perubahan pada gerakan janin, hubungi dokter Anda.
- Periksa obat yang sedang dikonsumsi. Terkadang obat yang diminum ibu untuk masalah kesehatan lainnya dapat menyebabkan gangguan pada janin.
- Konsumsi makanan sehat. Makanan sehat dan kalori yang cukup membantu menjaga gizi bayi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Bunda juga perlu menghindari makanan penyebab janin tidak berkembang, seperti memasak daging kurang matang.
- Perbanyak istirahat. Istirahat akan membantu Bumil merasa lebih baik dan membantu perkembangan janin. Tidurlah selama delapan jam atau lebih setiap malam. Istirahat satu atau dua jam di siang hari juga baik untuk Anda dan janin.
Baca Juga: Detak Jantung Janin Bisa Terdengar di Usia Kehamilan Berapa Minggu?
Apa yang Terjadi Jika Pertumbuhan Janin Terhambat?
Pertumbuhan janin yang lamban berisiko menyebabkan masalah kesehatan selama kehamilan, persalinan, dan setelah kelahiran, seperti:
- Bayi memiliki berat badan lahir rendah.
- Kesulitan menangani tekanan persalinan pervaginam.
- Jumlah oksigen menurun dalam kandungan.
- Hipoglikemia (gula darah rendah).
- Resistensi rendah terhadap infeksi.
- Jumlah APGAR tes rendah (tes yang dilakukan segera setelah lahir untuk mengevaluasi kondisi fisik bayi baru lahir dan menentukan perawatan medis khusus).
- Aspirasi mekonium (terhirupnya feses saat berada di dalam rahim), yang dapat menyebabkan masalah pernapasan.
- Kesulitan menjaga suhu tubuh.
- Jumlah sel darah merah sangat tinggi.
Apabila tidak mendapatkan penanganan, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan bayi dalam jangka panjang. Sementara dalam kasus yang paling parah, IUGR menyebabkan bayi lahir mati.
- Anonim. 8 Possible Causes Of Slow Fetal Growt. https://www.beingtheparent.com/8-possible-causes-of-slow-fetal-growth/. (Diakses pada 30 Maret 2023).
- American International Medical University. 2018. Intrauterine growth restriction (IUGR): Symptoms, Causes, Diagnosis, Management, Complications & Prevention. https://www.aimu.us/2018/01/15/intrauterine-growth-restriction-iugr-symptoms-causes-diagnosis-management-complications-prevention/. (Diakses pada 30 Maret 2023).
- Dunkin, Mary Anne. 2022. Intrauterine Growth Restriction (IUGR). https://www.webmd.com/baby/iugr-intrauterine-growth-restriction. (Diakses pada 30 Maret 2023).