Terbit: 8 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Saat hamil, gangguan kehamilan dapat muncul tidak terduga, salah satunya adalah hipersalivasi. Kondisi di mana produksi air liur menjadi lebih banyak dari biasanya. Hal ini sebenarnya tidak berbahaya, namun mungkin akan menggangu aktivitas sehari-hari. Lantas, apa yang jadi penyebab hipersalivasi saat hamil? 

Hipersalivasi saat Hamil, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengenal Hipersaliva saat Hamil

Dalam keadaan normal, kelenjar ludah menghasilkan sekitar 1,5 liter air liter per hari, namun Anda tidak menyadarinya karena terus-menerus ditelan. Sementara saat hamil, air liur menjadi lebih banyak sehingga terus-menerus meludah. Air liur sendiri diproduksi oleh kelenjar saliva yang ada di dalam rongga mulut. 

Hipersalivasi bisa menjadi terjadi secara konstan atau terputus-putus tergantung pada penyebabnya. Kondisi ini juga bisa bersifat sementara maupun kronis, sehingga tidak jarang mengakibatkan kecemasan sosial bagi penderitanya, misalnya tidak percaya diri atau membuat aktivitas jadi kurang nyaman. 

Namun, sampai saat ini penyebab pasti hipersalivasi belum diketahui secara pasti. Dalam kasus ibu hamil, hipersaliva sering dikaitan dengan rasa mual dan muntah yang terjadi pada wanita yang sedang hamil. Rasa mual dan muntah yang terjadi akan membuat ibu hamil merasa kesulitan menelan air liur mereka, sehingga sering kali mereka meludah untuk menghilangkannya.

Umumnya keluhan ini akan dirasakan selama trimester pertama kehamilan. Namun, ibu hamil tidak perlu khawatir, hipersalivasi biasanya akan mereda ketika rasa mual sudah berkurang yaitu sekitar minggu ke-12 hingga minggu ke-14 kehamilan. Meski demikian, pada beberapa kasus hipersalivasi pada ibu hamil bisa terjadi sepanjang masa kehamilan, bahkan bisa lebih lama. 

Baca juga: 7 Penyebab Tidur Ngiler yang Penting Anda Ketahui, Perlukah Waspada?

Penyebab Hipersaliva saat Hamil

Selain mual, dan muntah ada beberapa kemungkinan penyebab hipersalivasi  terjadi pada kehamilan, di antaranya adalah: 

1. Perubahan Hormon 

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa para ahli kesehatan belum bisa mengetahui secara pasti mengapa ibu hamil mengalami produksi air liur berlebih. Tetapi, tingginya kadar hormon esterogen dan progesteron dalam tubuh selama masa kehamilan akan menstimulasi kelenjar ludah sehingga produksi air liur menjadi berlebih.

2. Hiperemesis Gravidarum

Wanita yang mengalami kondisi hiperemesis gravidarum saat hamil, umumnya lebih sering mengalami hipersalivasi atau produksi air liur berlebih. Hiperemesis gravidarum adalah kondisi wanita hamil yang menderita mual muntah yang tergolong ekstrem jika dibandingkan dengan morning sickness biasa.  Kondisi ini bisa sebabkan dehidrasi, gangguan metabolisme, hingga penurunan berat badan secara signifikan jika tidak ditangani dengan baik. 

3. Gangguan Pencernaan

Hipersalivasi saat hamil dapat juga disebabkan oleh adanya gangguan pencernaan hiperaditas yang ditandai dengan naiknya asam lambung selama masa kehamilan. Keadaan bisa memicu iritasi pada kelenjar ludah, sehingga mulut lebih banyak mengeluarkan air liur. Selain itu, tubuh cenderung akan menghasilkan lebih banyak air liur untuk melarutkan asam dan mengurangi rasa mual. 

Cara Mengatasi Hipersaliva saat Hamil

Meski tidak membahayakan, beberapa perawatan mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi ini. Berikut langkah yang bisa Anda lakukan ketika selama kehamilan mengalami hipersalivasi di antaranya adalah: 

  • Minum air putih minimal delapan gelas per hari untuk menggantikan cairan yang hilang. 
  • Mengonsumsi makanan bernutrisi secara rutin, dengan porsi yang kecil tetapi lebih sering.
  • Mengonsumsi buah-buahan yang renyah seperti apel atau pir untuk mengatur produksi air liur.
  • Mengunyah permen karet bebas gula guna mengurangi produksi air liur. 
  • Rutin menyikat gigi 2 – 3 kali sehari  menggunakan pasta gigi beraroma mint.

Nah, itulah penyebab hipersaliva selama kehamilan beserta cara mengatasinya. Jika Anda sedang mengalami kondisi ini, tidak ada salahnya mencoba beberapa langkah perawatan di atas. Namun, jika di rasa kondisi tidak kunjung membaik, segera periksakan diri ke dokter untuk nantinya diketahui penyebabnya. 

  1. Anonim. Excessive Saliva in Pregnancy. https://www.nct.org.uk/pregnancy/worries-and-discomforts/common-discomforts/excessive-saliva-pregnancy.  (Diakses pada 15 Mei 2023) 
  2. Suzuk Shunjii, M Igarasi, Et al. 2009. Ptyalism gravidarum. North American Journal of Medical Sciences 1(6): 303-304. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3364630/. (Diakses pada 15 Mei 2023) 
  3. Millard Elizabeth. 2021. Excess Saliba during Pregnancy. https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/excessive-saliva-during-pregnancy_9454. (Diakses pada 15 Mei 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi