Salah satu kekhawatiran yang sering dialami oleh ibu hamil adalah risiko melahirkan secara prematur. Perlu Anda ketahui, bahwa kelahiran prematur sendiri terjadi oleh beberapa faktor. Lantas, apa saja penyebab bayi lahir prematur? Simak penjelasannya di bawah ini.
Berbagai Penyebab Bayi Lahir Prematur
Sebelum menjelaskan mengenai penyebab bayi prematur, perlu Anda ketahui bahwa kelahiran dikatakan prematur apabila terjadi sebelum minggu ke-37 usia kehamilan. Semakin dini kelahiran, semakin tinggi juga risiko kesehatannya.
Selain berpatokan dengan waktu kelahiran, bayi prematur juga bisa didefinisikan oleh berat lahir. Berat lahir rendah ekstrem (kurang dari 1000 gram), berat lahir sangat rendah (kurang dari 1500 gram) dan berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram).
Berikut ini adalah penyebab kelahiran prematur yang wajib diketahui ibu hamil, di antaranya:
1. Infeksi
Penyebab bayi lahir prematur yang pertama adalah infeksi. Infeksi sendiri menjadi penyebab sebagian besar kasus dari semua kasus kelahiran prematur. Sejumlah pakar menduga bahwa infeksi dapat menyebabkan peradangan sehingga terjadi pelepasan hormon prostaglandin yang memicu proses kelahiran.
Dugaan lain menyebutkan bahwa bakteri pada saluran kelamin yang terkena infeksi dapat membuat membran di sekitar cairan ketuban melemah sehingga menyebabkan peluruhan lebih awal.
Selain itu, infeksi lainnya yang bisa menjadi penyebab melahirkan sebelum waktunya adalah penyakit menular seksual seperti gonore, klamidia, dan trikomoniasis, serta infeksi saluran kemih yang tidak disertai gejala. Pemeriksaan urine diperlukan untuk mendeteksi bakteri.
2. Komplikasi saat Kehamilan
Penyebab bayi lahir prematur berikutnya adalah komplikasi selama kehamilan. Beberapa komplikasi saat kehamilan seperti tekanan darah tinggi, preeklampsia serta masalah pada plasentanya seperti plasenta previa dan abrupsio plasenta dapat menyebabkan bayi harus segera dilahirkan lebih awal.
3. Usia saat Hamil
Usia yang terlalu muda untuk hamil (sebelum 20 tahun) dan usia yang terlalu matang untuk hamil (lebih dari 35 tahun) juga dapat menjadi penyebab kelahiran prematur karena penurunan fungsi organ reproduksi.
4. Konsumsi Minuman Beralkohol dan Obat-obatan Terlarang
Zat kimia yang terkandung dalam minuman beralkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang dapat menembus plasenta dan menyebabkan kelahiran lebih awal. Oleh karenanya, jangan sekali-kali mengonsumsi beberapa zat tersebut.
Selain menembus plasenta, konsumsi zat-zat berbahaya tersebut bisa mengganggu fungsi pembuluh darah plasenta yang menyuplai nutrisi maupun oksigen bagi janin. Dampaknya berat badan lahir rendah hingga risiko keguguran.
5. Faktor Genetik
Pada beberapa kasus, penyebab bayi lahir prematur cenderung terjadi pada wanita hamil yang memiliki hubungan darah dengan wanita yang pernah mengalami prematur. Faktor genetik dianggap sebagai faktor yang memiliki peran penting terhadap kondisi bayi prematur.
6. Kelainan Serviks
Ibu hamil yang memiliki mulut rahim yang terus terbuka dapat mendorong terjadinya bayi prematur. Pada umumnya dokter akan melakukan penguatan mulut rahim supaya janin tidak keluar.
7. Kondisi Kesehatan Ibu
Jika Bumil mengalami tekanan darah tinggi, hal ini bisa menjadi penyebab bayi lahir prematur. Selain itu, bayi prematur juga bisa terjadi apabila ibu hamil memiliki diabetes, anemia, asma, sindrom antifosfolipid, lupus, gangguan tiroid, dan peradangan usus besar.
Selain itu, beberapa kondisi selama kehamilan juga bisa menjadi faktor penyebab bayi lahir prematur seperti solusio plasenta, inkompetensi serviks (leher rahim yang lemah), atau menjalani operasi di rongga perut selama mengandung.
Baca Juga: Kangaroo Mother Care, Perawatan yang Efektif untuk Bayi Lahir Prematur
8. Jarak Antar Kehamilan
Periode kehamilan yang hanya berjarak enam sampai sembilan bulan antara kelahiran satu bayi dengan awal kehamilan berikutnya diketahui meningkatkan risiko bayi prematur. Beberapa pakar menyarankan waktu terbaik antar kehamilan adalah 18 bulan agar Anda memiliki kehamilan yang sehat.
9. Kehamilan Kembar
Kelahiran prematur berisiko tinggi dialami apabila Anda mengandung anak kembar. Semakin tinggi kelipatan kembar maka risiko akan lebih tinggi.
Sebuah penelitian mengungkapkan, rata-rata usia kelahiran dari kehamilan kembar terjadi di periode kelahiran prematur lambat yaitu 34-36 minggu usia kehamilan. Kondisi ini terjadi akibat terjadinya awal persalinan spontan dan kelahiran prematur iatrogenik.
10. Abnormalitas Leher Rahim
Meski kondisi ini jarang terjadi, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa abnormalitas leher rahim memiliki kaitan dengan keguguran di pertengahan trimester ketiga.
Faktor risiko inkompetensi serviks semakin tinggi jika Anda memiliki riwayat operasi leher rahim, keguguran atau aborsi di trimester kedua. Selain itu, penyebab bayi lahir prematur meningkat pada wanita memiliki leher rahim pendek usai menjalani operasi rahim.
11. Stres Fisik
Peningkatan kelahiran bayi prematur lebih tinggi pada ibu hamil yang mengalami stres di tempat kerja. Penyebab bayi lahir prematur adalah stres fisik seperti berdiri lama atau mengangkat beban berat. Jika Anda mampu mengatur tingkat stres di tempat kerja, maka risiko kelahiran prematur tidak akan terjadi.
12. Ketuban Pecah Dini
Hampir sepertiga kasus ketuban pecah dini bertanggung jawab terhadap kejadian bayi prematur. Dalam waktu 24 jam setelah kantung ketuban pecah, pada umumnya bayi akan lahir.
Selain itu, air ketuban yang pecah lebih awal lebih berisiko terjadi jika rahim dan kantung ketuban terlalu tegang. Hal tersebut diakibatkan oleh jumlah janin dalam kandungan lebih dari satu atau volume cairan ketuban yang terlalu banyak.
13. Vaginosis Bakterialis
Terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina ternyata bisa menyebabkan vaginosis bakterialis. Dampak lanjutan dari kondisi ini adalah meningkatnya kelahiran prematur terutama pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
14. Bayi Tabung
Sebuah penelitian mengungkapkan, penyebab bayi lahir prematur lebih tinggi jika janin adalah hasil dari program bayi tabung. Meski begitu penjelasan terkait penelitian ini belumlah jelas, sehingga penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Baca Juga: 10 Cara Merawat Bayi Prematur di Rumah (Orang Tua Harus Tahu!)
15. Kondisi Mental
Peristiwa traumatik yang terjadi pada ibu hamil ternyata memiliki kaitan dengan kelahiran prematur. Agar kondisi ini tidak terjadi, suami dan orang-orang terdekat harus memberikan dukungan pada ibu hamil.
Selain traumatik, kelahiran prematur juga bisa disebabkan oleh depresi. Ibu hamil yang mengidap depresi baru atau depresi kambuhan memiliki peningkatan risiko 30-40 persen.
Cara Mencegah Kelahiran Prematur
Setelah mengetahui beberapa penyebab terjadinya bayi lahir prematur, Anda tetap bisa melakukan tindakan pencegahan. Hal ini tentu berguna untuk Anda yang memiliki risiko tinggi mengalami kelahiran prematur.
Berikut tips mencegah bayi lahir secara prematur yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
1. Mengonsumsi Suplemen Hormon
Jika Anda memiliki riwayat melahirkan bayi secara prematur sebelumnya ada kemungkinan Anda diberikan suplemen progesteron oleh dokter kandungan. Suplemen ini digunakan untuk mencegah terjadinya keguguran dan bayi terlahir prematur.
2. Cervical Cerclage
Apabila kondisi kesehatan Anda berisiko menyebabkan bayi terlahir secara prematur, misalnya karena memiliki serviks yang pendek, dokter mungkin perlu melakukan prosedur bedah.
Prosedur ini dilakukan dengan cara menjahit serviks agar dapat menyokong rahim. Nantinya, jahitan akan dilepas ketika sudah tiba waktunya melahirkan. Namun, lagi-lagi prosedur ini hanya dilakukan jika dokter Anda merekomendasikannya.
Nah, itulah beberapa penyebab bayi lahir prematur yang harus Anda kenali. Selain melakukan tindakan pencegahan, selama hamil lakukanlah pemeriksaan ke dokter secara rutin sejak awal kehamilan hingga persalinan.
- Anonim. 2022. Premature Labor. https://www.webmd.com/baby/guide/premature-labor. (Diakses pada 24 Maret 2023)
- Anonim. Premature Birth. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-birth/symptoms-causes/syc-20376730. (Diakses pada 24 Maret 2023)
- Rice, Calhoun Sandy. 2016. Premature Infant. https://www.healthline.com/health/pregnancy/premature-infant. (Diakses pada 24 Maret 2023)