Terbit: 13 January 2024
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Peningkatan kadar kolesterol bisa terjadi saat sedang hamil. Meski begitu, tingginya kadar kolesterol pada Bumil sering kali tidak menunjukkan gejala khusus. Lantas, jika kadar kolesterol dalam tubuh meningkat, apakah konsumsi obat kolesterol untuk ibu hamil aman? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut.

Amankah Penggunaan Obat Kolesterol untuk Ibu Hamil?

Bolehkah Ibu Hamil Minum Obat Kolesterol?

Jika kadar kolesterol tinggi, pembuluh darah dapat terhambat sehingga Anda berisiko terkena serangan jantung atau stroke. Oleh karena itu, pengobatan sebaiknya segera dilakukan jika jumlah kolesterol sudah terlampau tinggi.

Lantas, bagaimana jika ibu hamil kadar kolesterolnya tinggi? Apakah kondisi ini harus segera diatasi dengan penggunaan obat kolesterol?

Sebelumnya, Anda harus mengetahui jika obat antikolesterol yang paling sering digunakan adalah obat golongan statin, seperti simvastatin dan atorvastatin. 

Terkait penggunaan obat ini untuk ibu hamil, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sudah meminta agar statin tidak lagi menjadi kontraindikasi pada kehamilan. Meski begitu, FDA juga merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan statin ketika hamil karena berisiko menyebabkan bayi lahir cacat.

Saat ini terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan obat statin mungkin saja aman untuk ibu hamil. Namun, karena penelitiannya masih terbatas, maka dokter umumnya menganjurkan untuk sebisa mungkin tidak menggunakan obat ini pada ibu hamil kecuali jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Sebuah studi mengungkapkan, penggunaan statin pada trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran.

Obat statin sebaiknya harus dihentikan setidaknya tiga bulan sebelum kehamilan. Dokter biasanya akan merekomendasikan Bumil untuk menghindari statin selama kehamilan (40 minggu) atau ketika Anda berencana untuk menyusui.

Obat kolesterol untuk ibu hamil bisa masuk ke dalam tubuh janin melalui plasenta ibu. Inilah yang dapat memungkinkan munculnya dampak buruk pada janin yang sedang berkembang di dalam kandungan.

Baca JugaAmankah Hati Ayam untuk Ibu Hamil? Cek Faktanya

Kenaikan Kolesterol saat Hamil Termasuk Normal

Menurut National Library of Medicine, jumlah kolesterol normal pada orang dewasa adalah kurang dari 200 mg/dL. Kolesterol tergolong tinggi jika jumlahnya 200-239 mg/dL. Namun, obat antikolesterol biasanya baru akan direkomendasikan jika kadar kolesterol sudah di atas 240 mg/dL.

Penting Anda ketahui, kenaikan kolesterol selama hamil normal terjadi sehingga kebanyakan kasus tidak membutuhkan terapi khusus. Sementara 6 minggu setelah melahirkan, kadar kolesterol tubuh akan kembali normal. Jadi, obat kolesterol untuk ibu hamil sebenarnya tidak dianjurkan.

Saat kehamilan, kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) atau yang kerap kali disebut sebagai kolesterol jahat akan meningkat. Namun, kenaikan LDL tersebut dibarengi dengan kenaikan HDL (high-density lipoprotein) alias kolesterol baik.

Nah, adanya HDL yang meningkat tersebut akan membantu membuang kolesterol jahat. Selain itu, kadar HDL akan meningkat sampai mencapai angka 65 di akhir kehamilan. Sebagai catatan, tingkat kolesterol HDL di atas 60 dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.

Selain itu, kolesterol juga dibutuhkan ibu hamil untuk mendukung perkembangan otak bayi. Kolesterol akan memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Keduanya merupakan hormon penting untuk mendukung kehamilan dan perkembangan janin.

Cara Aman Menurunkan Kolesterol untuk Ibu Hamil

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kolesterol jahat secara alami, di antaranya:

1. Rajin Olahraga

Olahraga dapat membantu meningkatkan kolesterol HDL dalam tubuh. Ketika kolesterol HDL meningkat, maka kolesterol yang berbahaya bagi tubuh, yaitu kolesterol LDL dapat berkurang. 

Jika sebelum hamil Anda sudah rutin olahraga, maka Anda dapat terus melakukan olahraga tersebut. Namun, ingatlah bahwa ibu hamil perlu menghindari olahraga yang memiliki risiko tinggi untuk terjatuh, seperti menunggang kuda, bersepeda, dan mendaki gunung. 

Para Bumil yang tidak pernah olahraga sebelum hamil dapat melakukan olahraga ringan dengan intensitas yang bertahap. Beberapa olahraga yang dapat dilakukan, antara lain jalan cepat, joging, dan yoga hamil. 

Sebelum memutuskan untuk melakukan olahraga, Anda disarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter kandungan terlebih dahulu untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan.

2. Konsumsi Lebih Banyak Serat

Serat merupakan jenis karbohidrat yang baik untuk tubuh. Terdapat dua jenis serat: serat larut dan tidak larut air. Kedua jenis serat ini memiliki manfaat baik untuk kesehatan, salah satunya dapat menurunkan kolesterol.

Serat larut air dapat berubah menjadi gel padat ketika sampai di usus. Serat ini akan memerangkap lemak dari makanan sehingga lemak ini tidak dapat sepenuhnya diserap tubuh. Ketika penyerapan lemak dari makanan semakin sedikit, maka kolesterol darah juga akan menurun.

Makanan yang diketahui mengandung serat dalam jumlah yang tinggi antara lain oatmeal, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. 

Baca Juga11 Cara Menurunkan Kolesterol Tinggi, dari yang Alami hingga Medis

3. Mengurangi Asupan Lemak Jenuh

Konsumsi terlalu banyak lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Oleh sebab itu, membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dapat membantu Bumil menurunkan kolesterol secara alami.

Lemak jenuh merupakan jenis lemak yang banyak ditemukan pada produk hewani seperti daging sapi, susu dan produk olahannya, telur, santan, serta minyak kelapa sawit. 

Selain membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, Bumil juga disarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung lemak baik atau lemak tidak jenuh. 

Makanan yang mengandung lemak tidak jenuh justru akan membantu memperbaiki jumlah kolesterol dalam darah. Beberapa makanan yang baik untuk dikonsumsi Bumil, antara lain alpukat dan kacang-kacangan.

4. Mengurangi Konsumsi Gula

Gula merupakan jenis karbohidrat yang dapat menjadi sumber energi tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi terlalu banyak gula dapat menurunkan jumlah kolesterol HDL dan meningkatkan kolesterol LDL. 

Tidak hanya kolesterol tinggi, terlalu banyak konsumsi gula pada saat hamil juga dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional, penyakit jantung, dan sakit liver. 

Oleh sebab itu, Bumil yang ingin menurunkan jumlah kolesterol perlu membatasi konsumsi makanan yang manis.

Kini Anda sudah mengetahui jika penggunaan obat kolesterol untuk ibu hamil sebaiknya tidak dilakukan. Pasalnya, hal ini bisa berdampak negatif terhadap bayi dalam kandungan.

Pada akhirnya, Bumil harus selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan jika memiliki kadar kolesterol yang tinggi agar dokter dapat memberikan anjuran penanganan yang sesuai.

 

  1. Anonim. 2021. Saturated Fat. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/saturated-fats. (Diakses pada 4 April 2023). 
  2. Anonim. 2021. Does Exercise Lower Cholesterol? https://health.clevelandclinic.org/does-exercise-lower-cholesterol/. (Diakses pada 4 April 2023).
  3. Anonim. 2022. What is High Cholesterol? https://www.nhs.uk/conditions/high-cholesterol/. (Diakses pada 4 April 2023).
  4. Grey, Heather. 2021. Everything You Need to Know About High Cholesterol. https://www.healthline.com/health/high-cholesterol. (Diakses pada 4 April 2023).
  5. Krans, Brian. 2022. Can I Use Statins While I’m Pregnant? https://www.healthline.com/health/pregnancy/statins-while-pregnant#. (Diakses pada 4 April 2023).
  6. Morgan, Jamie. 2021. Pregnancy, Statins, and High Cholesterol: What Women Need to Know. https://utswmed.org/medblog/statins-pregnancy-familial-hypocholesteremia/. (Diakses pada 4 April 2023).
  7. Schaefer, Anna. 2018. How to Manage Your Cholesterol Levels During Pregnancy. https://www.healthline.com/health/pregnancy/manage-cholesterol-levels-during-pregnancy. (Diakses pada 4 April 2023).
  8. Tello, Monique. 2019. Fiber-Full Eating For Better Health And Lower Cholesterol. https://www.health.harvard.edu/blog/fiber-full-eating-for-better-health-and-lower-cholesterol-2019062416819. (Diakses pada 4 April 2023).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi