Mual dan muntah akibat morning sickness yang terjadi di awal kehamilan sering dikaitkan dengan anggapan akan memiliki anak dengan Intelligence Quotients (IQ) tinggi. Namun, apakah hal itu benar? Yuk, simak pembahasan mengenai hubungan antara morning sickness dengan IQ yang tinggi pada anak di artikel ini!

Hubungan antara morning sickness dengan kecerdasan anak
Sebagian besar wanita hamil umumnya mengalami morning sickness, terutama selama tiga bulan pertama kehamilan. Kondisi tersebut terjadi akibat adanya peningkatan hormon dalam darah, salah satunya adalah human chorionic gonadotropin (HCG). Hormon ini berperan dalam mempertahankan kehamilan sehingga mengurangi risiko keguguran, berat janin lahir rendah, dan risiko cacat janin.
Di samping itu, terdapat penelitian yang dilakukan di Toronto dan menyatakan bahwa morning sickness ini berkaitan dengan kecerdasan anak. Penelitian tersebut mengamati ibu hamil yang mengalami morning sickness dan melakukan pengamatan ulang pada 3-7 tahun berikutnya.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sebanyak 21 persen anak memiliki IQ dengan nilai 130 atau lebih. Umumnya anak-anak memiliki kecerdasan pendengaran, daya ingat yang baik, pemahaman bahasa dan kemampuan verbal yang lebih baik jika dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari ibu yang tidak mengalami morning sickness.
Namun penelitian tersebut masih butuh penelusuran lebih lanjut. Pasalnya kecerdasan anak ditentukan oleh banyak hal, mulai dari faktor lingkungan, pola asuh, dan banyak lagi. Selain itu para ahli juga mempertanyakan mengenai metode penelitian yang berubah seiring perkembangan waktu dan mencari tahu apakah akan ada hasil yang berbeda jika penelitiannya menggunakan metode yang berbeda.
Baca Juga: Mengenal Mitos dan Fakta terkait Morning Sickness
Waspadai Penyakit Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah (morning sickness) yang terjadi di trimester pertama adalah hal yang wajar. Namun, jika ibu hamil mengalami mual dan muntah yang cukup parah hal itu disebut hiperemesis gravidarum.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan ibu hamil mengalami penurunan berat badan dan mengalami dehidrasi, serta ketidakseimbangan elektrolit. Selain itu, penelitian lain juga mengungkapkan bahwa wanita hamil yang mengalami kondisi ini juga bisa berpengaruh terhadap fungsi saraf anak.
Apabila hiperemesis gravidarum tidak diatasi secepat mungkin, hal ini juga bisa meningkatkan risiko gangguan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) atau keterlambatan bicara pada anak. Untuk itu, sebaiknya Anda segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ketika mengalami mual dan muntah yang ekstrem.
Namun bagi Anda yang tidak mengalami morning sickness saat hamil, Anda tidak perlu berkecil hati atau khawatir karena anak Anda tidak memiliki IQ setinggi anak yang mengalami morning sickness.
Pasalnya, penelitian mengenai hubungan morning sickness dan kecerdasan anak masih butuh penelitian lebih lanjut. Yang terpenting, ibu tetap harus memastikan anak tercukupi kebutuhan gizinya dan mendapat stimulasi yang baik untuk perkembangan kecerdasannya.
- Sheen, Frances. 2019. It’s official! Mums who get bad morning sickness have kids with HIGH IQs. https://www.practicalparenting.com.au/morning-sickness-gives-kids-better-iq. (Diakses pada 5 April 2023).
- Anonim. Morning sickness ‘ups baby IQ. https://www.nicswell.co.uk/health-news/morning-sickness-ups-baby-iq. (Diakses pada 5 April 2023).
- Anonim. Hyperemesis Gravidarum. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=hyperemesis-gravidarum-90-P02457. (Diakses pada 5 April 2023).