Terbit: 12 October 2023
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Flek saat hamil adalah sesuatu yang umum terjadi, terutama jika hal ini terjadi selama trimester pertama. Akan tetapi karena pendarahan juga bisa pertanda sesuatu yang serius, penting untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya dan melakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan janin dalam keadaan sehat.

Flek saat Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Flek saat Hamil

Pada dasarnya, terdapat banyak penyebab flek saat hamil muda. Berikut adalah berbagai penyebab yang sebaiknya Anda ketahui, di antaranya:

  • Iritasi pada serviks setelah hubungan seksual. Pendarahan ini tidak berbahaya sehingga Anda tidak perlu menghindari untuk melakukan aktivitas seksual bersama pasangan. Selain itu, Anda juga tidak perlu menghindari pemeriksaan panggul bahkan pada awal kehamilan.
  • Pendarahan implantasi. Saat plasenta ditanamkan di dinding rahim, flek coklat saat hamil muda dapat terjadi.
  • Cervical ectropion. Invasi sel di saluran serviks ini menyebabkan sedikit iritasi. Keadaan ini lebih sering terjadi pada wanita yang pernah mengalami persalinan pervaginam dan telah menggunakan pil KB untuk waktu yang lama.
  • Infeksi pada serviks (servisitis). Keadaan ini bisa berupa infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, trikomoniasis, herpes genital, atau infeksi non seksual seperti vaginosis bakterial. Servisitis juga bisa disebabkan oleh iritasi dari diafragma atau alergi terhadap lateks pada kondom.
  • Kehamilan ektopik. Flek bisa terjadi akibat kehamilan ektopik, di mana embrio ditanamkan di tuba falopi. Ini adalah keadaan darurat medis.
  • Gangguan pada plasenta. Kasus ini sebetulnya jarang terjadi, keluarnya flek coklat saat hamil mungkin menjadi pertanda adanya masalah pada plasenta dan serviks seperti infeksi atau plasenta previa. 
  • Keguguran. Pendarahan apa pun pada masa kehamilan bisa merupakan tanda awal keguguran. Biasanya kondisi ini disertai dengan nyeri perut dan punggung, keluar darah dalam jumlah banyak, atau keluar gumpalan dari vagina. 
  • Tanda-tanda persalinan sudah dekat. Keluarnya flek coklat bisa menjadi pertanda tubuh bersiap untuk menghadapi persalinan. Umumnya disebabkan oleh leher rahim yang melepaskan sumbatan lendir berwarna putih kecoklatan yang berfungsi melindungi rahim dari kotoran.

Perlu diketahui juga, ketika flek muncul di akhir kehamilan (pada trimester kedua dan ketiga), sering kali penyebabnya tidak diketahui dan flek tidak menunjukkan adanya masalah. Keadaan yang dapat menyebabkan flek adalah plasenta previa, solusio plasenta, dan labor.

Baca Juga: Penyebab Sesak Napas Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Flek saat Hamil Trimester Pertama

Sekitar 25 persen wanita hamil diperkirakan mengalami bercak selama 12 minggu pertama kehamilan. Sebuah studi mengungkapkan, flek paling sering terlihat pada minggu keenam dan ketujuh. Pada masa ini flek tidak selalu tanda keguguran atau sesuatu yang berbahaya.

Flek selama trimester pertama dapat dikaitkan dengan:

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena pendarahan implantasi tidak sebanyak darah menstruasi dan hanya berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari saja. Jenis bercak darah ringan ini juga tidak akan membahayakan calon bayi.

Bahkan, sebagian besar wanita mengalami pendarahan implantasi akan menjalani kehamilan yang normal dan melahirkan bayi yang sehat. 

Flek saat Hamil Trimester Kedua dan Ketiga

Perdarahan atau flek ringan selama trimester kedua dapat disebabkan oleh iritasi pada serviks, biasanya akibat pemeriksaan serviks atau  berhubungan seks saat hamil.. Keadaan ini biasa terjadi dan umumnya tidak membahayakan. Keadaan ini bisa juga disebabkan karena ‘bloody show’ atau tanda bahwa persalinan akan dimulai.

Polip serviks adalah kemungkinan penyebab perdarahan lain pada trimester kedua. Ini adalah pertumbuhan yang tidak berbahaya pada serviks. Anda mungkin mengalami flek dari area sekitar serviks karena peningkatan jumlah pembuluh darah di jaringan di sekitar serviks.

Jika Anda mengalami pendarahan vagina yang berat seperti periode menstruasi, segera beritahu dokter. Pendarahan hebat pada trimester kedua mungkin merupakan tanda keadaan darurat medis, seperti:

  • Plasenta previa.
  • Persalinan prematur.
  • Keguguran.
  • Rahim robek
  • Luka pada serviks

Perawatan darurat tepat waktu diperlukan untuk keselamatan ibu dan janin. Jika Anda mengalami flek saat hamil yang ringan, evaluasi dari dokter diperlukan untuk memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Baca Juga: Keluar Flek Cokelat Berhari-Hari, Berbahayakah?

Cara Mengatasi Flek saat Hamil

Flek yang keluar selama trimester awal atau dalam kondisi normal biasanya mereda setelah 2-3 hari. Meski demikian, langkah berikut ini bisa Anda terapkan saat mengalami flek, di antaranya: 

  • Jika setelah 2-3 hari flek tidak berhenti atau semakin parah sebaiknya istirahat yang cukup. Dokter biasanya akan menyarankan untuk bedrest agar tubuh tidak terlalu lelah. 
  • Jika flek terjadi pada trimester kedua dan ketiga, dokter biasanya menyarankan untuk bedrest guna mengurangi kontraksi pada rahim. 
  • Hindari membawa barang yang berat.
  • Hindari mandi dengan air terlalu panas, karena dapat menyebabkan kepala pusing.
  • Sebaiknya menghindari berhubungan seksual untuk mengurangi risiko keguguran. 
  • Tetap menggunakan pembalut berukuran kecil atau pantyliner selama 2-3 hari meski flek sudah tidak keluar. 

Tips Mencegah Flek ketika Hamil

Keluarnya flek coklat saat hamil memang tidak terduga, namun ibu tetap bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti berikut: 

  • Mengurangi konsumsi kafein
  • Mengonsumsi makanan bergizi agar nutrisi ibu terjaga
  • Menghindari asap rokok
  • Memperhatikan berat badan selama masa kehamilan
  • Memperbanyak istirahat di  rumah
  • Menghindari pekerjaan berat
  • Rutin memeriksakan diri ke dokter. 

Baca Juga: Seberapa Penting Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil?

Kenali Perbedaan Perdarahan dan Flek saat Hamil

American Pregnancy Association menjelaskan bahwa pendarahan adalah kondisi keluarnya darah dari vagina selama hamil. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, mulai dari masa pembuahan sampai akhir kehamilan. 

Bercak darah yang keluar saat hamil tergolong dalam pendarahan ringan dan hal normal terutama saat trimester pertama kehamilan. Ciri-cirinya yaitu darah yang keluar tidak pekat dan ringan. Bahkan tidak sampai menutupi penuh pantyliner

Sementara pendarahan pada umumnya, merupakan kondisi di mana keluarnya darah yang lebih berat. Biasanya hingga membutuhkan pembalut agar tidak membasahi celana karena kondisinya mirip dengan menstruasi. Apabila ibu hamil mengalami hal ini sebaiknya segera temui dokter. 

Kapan Harus ke Dokter?

Kekhawatiran tentang perdarahan selama kehamilan adalah sesuatu normal, akan tetapi ingatlah bahwa flek ringan sangat bervariasi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, sebaiknya ibu hamil tetap waspada apabila flek atau bercak darah saat hamil terjadi setiap hari dengan warna darah yang semakin mengental. Jika hal tersebut terjadi, penanganan medis harus segera dilakukan.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan vagina untuk melihat pendarahan dan melakukan USG, baik USG perut maupun USG transvaginal.

 

  1. Chertoff, Jane. 2018. What Causes Spotting in Pregnancy?. https://www.healthline.com/health/pregnancy/spotting-in-pregnancy. (Diakses pada 24 Maret 2023).
  2. Geddes, Jennifer Kelly. 2021. Spotting or Bleeding During Pregnancy. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/vaginal-spotting.aspx. (Diakses pada 24 Maret 2023).
  3. Danielsson, Krissi. 2019. Spotting During Early Pregnancy. https://www.verywellfamily.com/spotting-during-pregnancy-questions-and-answers-2371271. (Diakses pada 24 Maret 2023).
  4. American Pregnancy Association.Bleeding During Pregnancy.  https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-complications/bleeding-during-pregnancy/. (Diakses pada 24 Maret 2023) 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi