Disleksia merupakan salah satu gangguan belajar pada anak. Anak yang mengalami disleksia akan mengalami kesulitan membaca, menulis dan mengeja yang dapat menyebabkan gangguan akademis dan interaksi sosialnya. Mungkinkah mencegah disleksia sejak dalam kandungan?
Penyebab Disleksia
Hingga kini penyebab disleksia belum dapat diketahui secara pasti. Namun, beberapa pakar kesehatan menduga disleksia dipengaruhi oleh adanya faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat disleksia diteliti lebih berisiko mengalami kondisi disleksia juga. Selain itu, beberapa kelainan kromosom juga berkaitan dengan kondisi disleksia. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa disleksia menunjukkan kelainan pada kromosom 1, 15, dan 16.
Akan tetapi, secara pasti penyebab disleksia belum diketahui, sehingga tidak mudah untuk mengetahui risikonya sejak janin.
Mencegah Disleksia Sejak Masa Kehamilan
Karena penyebab utama disleksia belum diketahui secara pasti, maka belum bisa dilakukan pencegahan yang efektif. Namun Anda bisa meminimalisir risiko tersebut dengan menjaga kesehatan selama kehamilan dengan cara:
1. Makan Makanan Mengandung Omega-3
Menurut sebuah penelitian, kekurangan asam lemak omega-3 dapat memengaruhi disleksia. Kekurangan asam lemak omega-3 dapat menyebabkan terjadinya gangguan di saraf pendengaran. Para pakar berpendapat bahwa penderita disleksia tidak dapat mendengar kata-kata yang diucapkan dengan baik karena adanya gangguan di saraf pendengaran tersebut.
Kandungan DHA di dalam omega- 3 berperan penting dalam pembuatan membran sel di saluran pendengaran, yang dikenal dengan sebutan magnosel. Sementara itu, manfaat omega-3 DHA dan EPA yang juga terkandung di dalam asam lemak omega-3 ikut andil dalam membuat selaput tipis di sekitar sel-sel pendengaran, yang fungsinya untuk meneruskan gelombang suara supaya lebih cepat diterima oleh otak. Ibu hamil disarankan untuk memperbanyak asupan omega-3 seperti salmon, kacang-kacangan, serta sayuran.
2. Hindari Stres saat Hamil
Stres yang dirasakan ibu saat hamil juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Dalam jangka panjang, stres saat hamil juga dapat memicu persalinan prematur dan berat badan bayi lahir rendah sehingga dapat meningkatkan risiko disleksia.
Baca juga: Disleksia – Peran Teknologi dan Dukungan Orang-orang di Sekitar
3. Rutin Memeriksakan Kehamilan
Memeriksakan kehamilan secara rutin dapat mengetahui perkembangan kondisi ibu dan janin. Hal ini penting untuk mencegah ibu melahirkan secara prematur. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa bayi yang lahir di usia kehamilan 25 minggu berisiko lebih besar mengalami gangguan belajar dan disleksia.
4. Mengonsumsi Makanan Sehat
Selain menjalani pemeriksaan kehamilan dengan rutin, ibu juga perlu menjaga kehamilan dengan asupan makanan sehat dan bergizi seimbang. Makanan yang baik dikonsumsi selama kehamilan antara lain makanan yang banyak mengandung asam folat seperti sayur-sayuran hijau, buah-buahan seperti alpukat, jeruk, tomat, pepaya dan pisang.
Disleksia tidak dapat dicegah sejak di dalam kandungan. Tetapi, faktor risiko yang bisa memicu disleksia pada masa kehamilan dapat dihindari. Upaya ini juga dinilai dapat membantu mencegah disleksia pada anak kemudian hari.
- National Health Service UK. 2022. Dyslexia. https://www.nhs.uk/conditions/dyslexia/. (Diakses pada 11 Mei 2023)
- Anonim. 2023. What Is Dyslexia?. https://www.webmd.com/children/understanding-dyslexia-basics. (Diakses pada 11 Mei 2023)
- Higuera Valencia. 2022. Dyslexia Causes: Myths, Questions, and Answers. . https://www.everydayhealth.com/dyslexia/causes-myths-questions-answers/. (Diakses pada 11 Mei 2023)