Perubahan hormon menjadi salah satu hal yang biasa terjadi selama kehamilan. Beberapa hormon mengalami kadar peningkatan, namun ada juga yang baru terbentuk ketika wanita hamil. Untuk itu, Anda perlu mengenali lebih jauh mengenai jenis hormon kehamilan dan fungsi di artikel ini!
Jenis dan Fungsi Hormon Kehamilan pada Wanita
Berikut ini beberapa jenis hormon kehamilan dan fungsinya yang perlu Anda ketahui, terutama selama masa kehamilan:
1. Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
Hormon yang hanya terbentuk selama kehamilan ini berguna untuk menjaga kehamilan atau menebalkan lapisan rahim, serta menghentikan menstruasi. Selain itu, keberadaan hormon hCG juga bisa memicu produksi hormon progesteron dan estrogen.
Human chorionic gonadotropin (hCG) ini dapat ditemukan di darah dan urine pada ibu hamil. Oleh karena itu, keberadaan hCG pada urine dapat dijadikan acuan apakah wanita hamil atau tidak lewat test pack.
Mengingat kadar hCG bisa meningkat selama di trimester pertama. Hormon yang dibentuk oleh plasenta ini dapat menjadi salah satu penyebab wanita hamil mengalami mual dan muntah di awal masa kehamilan.
HCG bisa terbentuk di hari ke-11 setelah terjadi pembuahan. Kemudian memiliki nilai tertinggi di akhir trimester pertama atau ketika usia kandungan 10 minggu.
Kadar hCG bisa tinggi dan rendah. Ketika kadar hCG rendah di usia muda memang normal terjadi. Namun, hal itu bisa menjadi tanda adanya hal berikut:
- Keguguran
- Hamil kosong
- Kematian Bayi
- Kehamilan ektopik atau hamil di luar rahim
Sedangkan, jika kadar hCG terlalu tinggi hal itu juga bisa dikaitkan dengan hal berikut:
- Hamil anggur
- Terjadi kehamilan kembar atau lebih
- Pertumbuhan abnormal yang terjadi pada rahim
Baca juga: Cara Alami Meningkatkan Hormon Progesteron pada Wanita
2. Human Placental Lactogen (hPL)
Hormon berikutnya yang juga diproduksi oleh plasenta dan dapat ditemukan pada wanita hamil adalah human placental lactogen (hPL). HPL juga dapat dikenal dengan sebutan human chorionic somatomammotropin (HCS). Hormon ini biasanya akan mulai diproduksi ketika usia kehamilan mulai menginjak dua minggu.
HPL memiliki fungsi untuk memberikan nutrisi pada janin yang terdapat di kandungan sehingga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, hormon ini juga berkaitan dengan berat badan bayi ketika dilahirkan.
Selain berguna untuk janin, hPL juga dapat membantu mendorong kelenjar susu yang terdapat di payudara sehingga bisa memproduksi air susu ibu (ASI).
3. Oksitosin
Hormon ini memiliki peran penting ketika Anda memasuki masa persalinan. Meningkatnya kadar produksi hormon oksitosin maka otot-otot rahim dan perut akan mulai mengalami kontraksi secara teratur.
Tidak hanya itu, hormon ini juga akan membuat leher rahim menjadi lunak sehingga proses persalinan bisa berjalan mudah.
Kemudian hormon ini juga dapat mendorong produksi ASI dengan cara merangsang kelenjar montgomery. Dengan begitu, si kecil bisa langsung minum ASI setelah bayi lahir.
Selain itu, kombinasi yang terjadi antara oksitosin dan estrogen juga bisa membuat tubuh melepaskan hormon lainnya seperti relaksin dan prostaglandin.
Hormon prostaglandin sendiri dapat membantu melunakkan area leher rahim. Sedangkan relaksin bisa membantu memperluas daerah panggul bawah ibu sebagai persiapan menjelang persalinan.
4. Progesteron
Hormon ini sudah ada sebelum wanita mengalami kehamilan dan akan mengalami peningkatan selama proses kehamilan. Progesteron dapat dihasilkan oleh plasenta dan ovarium.
Di awal masa kehamilan, hormon ini menjadi salah satu hormon yang berguna untuk kehamilan. Progesteron bekerja dengan cara sebagai berikut:
- Membantu pembentukan plasenta
- Meningkatkan aliran darah menuju rahim
- Membantu merangsang penebalan lapisan rahim (endometrium)
Ketika hormon ini diproduksi oleh plasenta di minggu ke-6 sampai usia kehamilan ke-9, fungsi progesteron akan semakin berkembang di anataranya, yaitu:
- Membantu menjaga perkembangan janin
- Mencegah otot rahim agar tidak kontraksi hingga waktu persalinan tiba
- Menjaga pertumbuhan jaringan payudara ibu berbarengan dengan estrogen untuk persiapan menyusui
- Memperkuat otot-otot pada dinding panggul untuk mempersiapkan persalinan
Ketika progesteron mengalami peningkatan, maka akan disertai dengan gejala seperti mual, rasa pusing, mulas, hingga sembelit, serta tumbuh rambut halus di area payudara.
5. Estrogen
Walau hormon satu ini sudah ada dan diproduksi oleh ovarium bahkan saat wanita tidak hamil, namun kadar dari hormon estrogen bisa meningkat selama kehamilan. Hal tersebut dikarenakan hormon ini juga diproduksi di plasenta.
Peningkatan kadar estrogen dapat terjadi secara bertahan selama masa kehamilan. Kemudian akan memuncak di trimester ketiga. Saat terjadi peningkatan hormon ini di trimester pertama, biasanya wanita akan merasakan mual hingga terjadi ketidakstabilan secara emosi.
Hormon estrogen memiliki beberapa fungsi pada ibu hamil di antaranya, yaitu:
- Memastikan agar organ-organ penting di janin seperti hati, paru-paru, ginjal, dan hati bisa berkembang dengan baik
- Membantu memelihara, mengontrol, hingga merangsang produksi hormon kehamilan lainnya.
- Menjaga pertumbuhan jaringan payudara untuk mempersiapkan menyusui
- Merangsang pertumbuhan serta fungsi plasenta
- Membantu meningkatkan aliran darah di rahim sehingga membuat wajah ibu hamil terlihat lebih glowing.
6. Prolaktin (PRL)
Hormon ini dikenal sebagai hormon laktotropin yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan laktasi. Berbarengan dengan hormon progesteron dan estrogen, hormon ini akan merangsang perkembangan pada jaringan susu yang terdapat di payudara untuk membantu produksi ASI.
Tidak hanya itu, hormon ini juga berperan dalam membantu merangsang sel alveoli yang terdapat di payudara untuk membantu memproduksi komponen ASI seperti lipid kasein, dan laktosa.
Ketika wanita melahirkan, kadar hormon prolaktin akan terus meningkat selama masa stimulasi puting lewat isapan bayi. Namun, jika Anda tidak menyusui bayi Anda, maka kadarnya akan menurun sehingga produksi ASI juga akan ikut berkurang.
7. Corticotropin-releasing hormone (CRH)
Hormon ini umumnya terbentuk ketika janin dianggap telah matang dan siap dilahirkan. Fungsi corticotropin-releasing hormone (CRH) juga mematangkan janin tepat sebelum persalinan.
Hormon ini bisa juga diproduksi lebih awal apabila ibu hamil mengalami stres. Saat stres, kadar hormon kortisol juga akan meningkat sehingga mengira janin sudah siap untuk dilahirkan.
Baca juga: Hormon Prolaktin: Fungsi dan Cara Mengendalikannya
Perubahan hormon pada ibu hamil
Saat hamil, perubahan hormon akan dirasakan ibu hamil untuk mendukung kehamilan, termasuk masalah pertumbuhan dan perkembangan janin. Berikut ini urutan perubahan hormon yang biasanya terjadi pada ibu hamil:
- Selama fase luteal, hormon progesteron akan mengalami peningkatan. Kondisi ini terjadi ketika sel telur matang mulai bergerak lewat tuba falopi sampai menuju ke rahim. Pada tahap ini, progesteron akan berperan dalam membantu mempersiapkan rahim agar menerima sel telur yang telah dibuahi.
- Setelah itu dinding rahim akan mengalami penebalan, lalu terisi nutrisi dan cairan yang dapat menopang embrio.
- Kemudian progesteron akan mengentalkan lendir serviks guna melindungi dinding rahim dari sperma dan bakteri. Pada fase tersebut hormon estrogen juga akan meningkat untuk membantu menebalkan dinding rahim bersamaan dengan hormon estrogen. Kedua hormon tersebut juga dapat membantu proses pembesaran saluran susu pada payudara ibu hamil.
- Setelah terjadi pembuahan, maka hormon hCG akan mulai terbentuk. Kemudian hormon hPL yang terbentuk di plasenta akan mulai berperan untuk memberi nutrisi di janin dan merangsang kelenjar susu.
- Selanjutnya, hormon relaksin akan mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Hormon ini dapat membantu pertumbuhan plasenta, implantasi, dan menghentikan kontraksi sehingga tidak terjadi terlalu cepat.
- Ketika persalinan tiba, relaksin akan berperan untuk mengendurkan ligamen yang terdapat di panggul sehingga membantu membuka jalan lahir bayi.
- Setelah melewati persalinan, kadar hormon akan mulai menurun secara perlahan seperti sebelum Anda memasuki kehamilan.
Nah, itulah beberapa jenis hormon kehamilan dan fungsinya yang perlu Anda ketahui. Semoga informasi ini dapat membantu dalam memahami perubahan hormon yang biasa terjadi selama masa kehamilan.
- Anonim. 2022. Human Chorionic Gonadotropin. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22489-human-chorionic-gonadotropin. (Diakses pada 26 Juni 2023).
- Anonim. How hormones and anatomy work together. https://www.birthingrampian.scot.nhs.uk/how-breastfeeding-works/. (Diakses pada 26 Juni 2023).
- Geurdes, Johnny. 2022. Hormonal and Sensory Changes during Pregnancy. https://www.longdom.org/open-access/hormonal-and-sensory-changes-during-pregnancy-91908.html. (Diakses pada 26 Juni 2023).
- Anonim. 2018. Pregnancy hormones: progesterone, estrogen and the mood swings. https://www.nct.org.uk/pregnancy/how-you-might-be-feeling/pregnancy-hormones-progesterone-oestrogen-and-mood-swings. (Diakses pada 26 Juni 2023).
- Anonim. 2021. Hormones of pregnancy and labour. https://www.yourhormones.info/topical-issues/hormones-of-pregnancy-and-labour// Diakses pada 26 Juni 2023).
- Pietrangelo, Ann. 2019. How Do Female Sex Hormones Affect Menstruation, Pregnancy, and Other Functions?. https://www.healthline.com/health/female-sex-hormones#types. (Diakses pada 26 Juni 2023).
- Anonim. What is the role of hormones during pregnancy?. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/staying-healthy-during-pregnancy/hormones-during-pregnancy. (Diakses pada 26 Juni 2023).