Terbit: 2 May 2019
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Dari sekian banyak jenis hormon yang diproduksi oleh tubuh, hormon oksitosin adalah salah satu hormon yang menarik untuk dibahas. Hormon oksitosin kerap disebut sebagai ‘hormon cinta’, dan memiliki sejumlah fungsi penting bagi kelancaran kerja tubuh. Lantas, apa itu hormon oksitosin, apa fungsi hormon oksitosin? Mengapa hormon oksitosin disebut ‘hormon cinta’?

10 Fungsi Hormon Oksitosin, Si “Hormon Cinta” (No. 5 Seru!)

Apa Itu Hormon Oksitosin?

Hormon oksitosin adalah hormon yang berada di dalam otak, tepatnya di bagian hipotolamus. Hormon oksitosin dihasilkan oleh kelenjar pituitari yang ada di dasar otak.

Oksitosin, dalam kaidah ilmu kimia, tergolong sebagai peptida dan mengandung 9 zat asam amino. Sedangkan klasifikasi biologi menempatkan oksitosin ke dalam golongan neuropeptide dengan fungsi sebagai senyawa organik yang mengirimkan sinyal pada otak.

Fungsi Hormon Oksitosin bagi Tubuh

Hormon oksitosin atau ‘hormon cinta’ memiliki banyak fungsi di dalam tubuh, mulai dari yang berkaitan dengan sistem reporoduksi hingga fungsi emosional. Berikut ini adalah fungsi hormon oksitosin yang perlu Anda ketahui.

1. Membantu Proses Kelahiran

Fungsi oksitosin yang umum diketahui adalah membantu ibu hamil ketika melahirkan. Oksitosin yang dihasilkan otak berperan aktif dalam menstimulasi Rahim untuk berkontraksi di fase-fase akhir masa kehamilan, mendekati waktu kelahiran. Tubuh seorang wanita akan melepaskan hormon oksitosin sebagi efek dari melebarnya Rahim dan vagina.

Tak hanya oksitosin alami yang dihasilkan oleh otak, pemberian obat yang mengandung oksitosin juga kerap dilakukan oleh dokter terhadap ibu hamil saat hendak melahirkan. Tujuannya sama, yaitu untuk merangsang kontraksi otot Rahim dan vagina ketika proses melahirkan berlangsung.

Selain itu, pemberian oksitosin juga diklaim dapat menghentikan perdarahan yang terjadi saat proses persalinan.

2. Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu (ASI)

Hormon oksitosin juga disebut-sebut memiliki fungsi hormon oksitosin untuk meningkatkan produksi air susu ibu (ASI). Lebih tepatnya, oksitosin berperan untuk mengeluarkan ASI yang sudah diproduksi.

Saat bayi Anda mengisap puting susu, isapan tersebut lantas memberikan stimulan yang akan diteruskan menuju hipotalamus untuk selanjutnya diproduksi hormon oksitosin. Setelah itu, oksitosin akan memicu otot-otot halus di sekitar area alveoli untuk berkontraksi sehingga ASI bisa mengalir.

Akitivitas yang dinamakan sebagai refleks ASI (let down reflect) tersebut dihasilkan ketika ibu melihat, menyentuh, dan mencium sang buah hati dengan penuh kasih sayang.

3. Mempererat Ikatan Batin Ibu dan Anak

Mempererat ikatan batin antara ibu dan anak adalah fungsi hormon oksitosin selanjutnya yang perlu Anda ketahui. Saat seorang ibu merasakan ‘koneksi’ batin dengan buah hati kandungnya, maka hal tersebut disebabkan oleh aktivitas hormon oksitosin di dalam otak.

Seorang ibu hamil yang kadar oksitosinnya tinggi di trimester pertama usia kehamilan akan memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan anaknya begitu lahir nanti.

4. Mempererat Hubungan dengan Pasangan

Selain dengan anak kandung, fungsi hormon oksitosin juga untuk mempererat hubungan Anda dengan pasangan, menciptakan rasa kasih sayang di antara keduanya. Itu mengapa hormon ini disebut juga sebagai ‘hormon cinta’.

Rasa saling terikat yang Anda dan pasangan rasakan menunjukkan bahwa hormon oksitosin sedang melakukan ‘tugasnya’. Kadar oksitosin yang tinggi pun akan semakin membuat Anda berdua tidak kerasan untuk tidak bersama.

5. Meningkatkan Gairah Seks

Sesi bercinta juga tak lepas dari aktivitas pelepasan hormon oksitosin di dalamnya. Fungsi hormon oksitosin dalam konteks ini adalah untuk semakin meningkatkan gairah seksual, meningkatkan keintiman antara Anda dan pasangan, dan membantu mencapai orgasme.

Hormon oksitosin yang dihasilkan saat melakukan hubungan intim juga membuat pergerakan Rahim mengalami peningkatan sehingga secara tidak langsung membantu sperma untuk dapat menjangkau sel telur (ovum).

6. Mengatasi Stres

Hormon okstisosin juga memiliki fungsi untuk mengatasi rasa stres yang sedang menghinggapi. Sebagai contoh, saat Anda sedang berhubungan seks dengan pasangan, yang notabene aktivitas tersebut diiringi oleh terjadinya pelepasan oksitosin, secara efektif mampu menghilangkan rasa stres yang melanda. Sentuhan, ciuman, yang kemudian diakhiri dengan orgasme, dijamin membuat stres lenyap seketika!

7. Memperbaiki Mood

Suasana hati atau mood seseorang sangatlah dinamis. Ada kalanya mood terasa bagus, namun tak jarang tiba-tiba mood menjadi sangat buruk. Penyebab mood ‘jelek’ tentunya ada banyak, mulai dari rasa stres hingga hal-hal yang tidak menyenangkan datan menghampiri.

Fungsi hormon oksitosin salah satunya untuk memperbaiki mood yang ‘hancur’ tersebut. Dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang memicu produksi oksitosin, mood Anda akan kembali menjadi baik seperti sedia kala.

8. Membuat Tidur Terasa Nyenyak

Bagi Anda yang memiliki kualitas tidur yang buruk alias tidak bisa tidur nyenyak, bisa jadi ada yang tidak beres dengan produksi hormon oksitosin di otak Anda. Pasalnya, fungsi hormon oksitosin ini salah satunya adalah membuat tidur terasa nyenyak.

Oksitosin si ‘hormon cinta’ ini bertugas untuk melawan cortisol, senyawa yang turut andil dalam menimbulkan rasa stres. Jadi, baiknya periksakan diri ke dokter guna menyelesaikan permasalah tidur yang Anda alami tersebut.

9. Meningkatkan Social Skill

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwasanya fungsi hormon oksitosin juga mencakup pengembangan kemampuan bersosialisasi (social skill) bagi sejumlah orang, terutama mereka dengan kondisi kejiwaan yang mengakibatkan sulitnya berinteraksi dengan orang lain.

Beberapa kondisi kejiwaan yang mengakibatkan seseorang sulit untuk berkomunikasi antara lain autisme, depresi, dan trauma.

Namun demikian, masih sedikitnya penelitian yang dilakukan terkait hal ini membuat validitas fungsi hormon oksitosin untuk meningkatkan social skill (terutama pada pengidap autisme) tersebut belum bisa diklaim secara total.

10. Menghentikan Efek Kecanduan Narkotika

Studi yang dirilis oleh Progress in Brain Research pada tahun 1999 mengungkapkan bahwasanya oksitosin dinilai ampuh untuk menghambat bahkan menghentikan candu terhadap obat-obatan terlarang atau narkotika.

Cara Meningkatkan Hormon Oksitosin

Oksitosin adalah hormon yang membangkitkan rasa cinta, kasih sayang, dan perasaan bahagia. Tak heran jika hormon satu ini mendapat julukan sebagai ‘hormon cinta’. Oleh sebab itu, cara meningkatkan produksi hormon oksitosin ini tentu saja dengan melakukan sejumlah aktivitas yang bisa memicu timbulnya perasaan cinta dan kesenangan, seperti:

1. Berpelukan

Sebuah penelitian mengatakan jika aktivitas berpelukan, baik itu dengan pasangan, anak, keluarga, teman, atau siapapun itu, terbukti dapat memancing pelepasa hormon oksitosin secara alami.

2. Berhubungan Intim

Melakukan hubungan intim dengan suami atau istri Anda juga efektif memicu pelepasan hormon oksitosin secara alami, sehingga fungsi hormon oksitosin dapat dirasakan, yakni memberikan efek bahagia dan rasa cinta yang dalam terhadap pasangan.

3. Melakukan Aktivitas Pemacu Adrenalin

Melakukan aktivitas yang memacu adrenalin, seperti bungee jumping, arung jeram, dan sebagainya oleh sejumlah penelitian dianggap mampu meningkatkan kadar oksitosin di dalam otak.

4. Aktif di Media Sosial

Aktif bersosialisasi di media sosial menjadi cara meningkatkan hormon oksitosin lainnya yang patut untuk Anda coba. Hal ini juga yang lantas melahirkan istilah ‘oksitasi digital’. Namun, bermain media sosial juga harus bijak, ya.

Itu dia informasi mengenai fungsi hormon oksitosin atau ‘hormon cinta’ yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi