Terbit: 13 May 2019 | Diperbarui: 4 September 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Sindrom HELLP merupakan komplikasi kehamilan yang biasanya dikaitkan dengan preeklamsia – tekanan darah selama kehamilan. Bila tanpa pengobatan, sindrom ini berpotensi mengancam jiwa ibu dan bayi! Selengkapnya simak gejala, penyebab, hingga pengobatannya berikut ini!

HELLP Syndrome: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa itu HELLP Syndrome?

HELLP Syndrome adalah suatu sindrom langka pada ibu hamil yang bisa menyebabkan kematian. Sindrom HELLP biasanya terjadi pada akhir usia kehamilan tetapi bisa juga terjadi setelah melahirkan.

Orang yang memberi istilah Sindrom HELLP adalah adalah Dr. Louis Weinstein. Istilah ini merupakan singkatan dari Hemolisis, ELevated liver enzymes, dan Low Platelets count.

Berikut adalah penjelasan singkat tentang ketiganya:

  • Hemolisis. Kondisi di mana hancurnya sel darah merah sehingga mengganggu distribusi oksigen ke seluruh tubuh.
  • ELevatedliver enzymes. Gangguan fungsi hati yang mengakibatkan peningkatan kadar enzim yang dihasilkan oleh hati.
  • Low Platelets count. Kondisi di mana kadar trombosit rendah sehingga berakibat pada pendarahan yang sulit dihentikan.

Ada anggapan bahwa HELLP Syndrome varian dari kasus preeklamsia tetapi memiliki kategori terpisah. Hal ini dikarenakan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab terkait HELLP Syndrome.

Para ibu hamil perlu mewaspadai sindrom yang cukup serius ini. Semakin cepat dideteksi, maka semakin cepat pula penanganan dilakukan sehingga dapat mencegah kondisi yang berisiko fatal.

Gejala Sindrom HELLP

Sudah disinggung sebelumnya bahwa sindrom ini dianggap sebagai varian preeklamsia. Hal ini dikarenakan gejala awalnya hampir mirip dengan kasus preeklamsia.

Pada umumnya, para ibu hamil telah melaporkan gejala HELLP Syndrome seperti berikut ini:

  • Sakit kepala.
  • Rasa mual dan muntah.
  • Kelelahan atau tidak enak badan.
  • Ketidaknyamanan perut terutama setelah makan.
  • Sakit perut di sisi kanan atas.
  • Nyeri pada bahu saat menarik napas dalam.
  • Terjadi pendarahan dan mimisan yang sulit berhenti.
  • Gangguan penglihatan.
  • Tekanan darah menjadi tinggi.
  • Adanya protein di dalam urine.
  • Edema serebral (pembengkakan).
  • Kenaikan berat badan.

Apabila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, maka segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan segera melakukan tindakan diagnosis untuk memastikan kejadian HELLP Syndrome.

Kapan Harus ke Dokter?

HELLP Syndrome dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah apabila tidak segera ditangani. Jika Anda memiliki gejala, segera hubungi dokter. Jika mengalami gejala yang parah seperti pendarahan hebat atau kejang, hubungi rumah sakit atau bawa ke unit gawat darurat terdekat.

Baca Juga: Preeklamsia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Penyebab HELLP Syndrome

Salah satu hal yang masih misterius pada kasus HELLP Syndrome adalah penyebabnya. Penyebab dari penyakit ini masih belum bisa diketahui oleh para dokter. Namun, ada beberapa kondisi yang meningkatkan peluang terjadinya HELLP Syndrome.

Inilah beberapa faktor risiko dari kejadian HELLP Syndrome:

  • Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun.
  • Sudah pernah melahirkan dua kali atau lebih (Multiparitas).
  • Ras kulit putih (keturunan Eropa).
  • Riwayat kondisi kehamilan yang buruk.
  • Riwayat HELLP syndrome pada kehamilan sebelumnya.

Biasanya ibu hamil yang mengalami penyakit ini memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Akan tetapi, hal ini tidak selalu berlaku karena HELLP Syndrome juga bisa terjadi pada ibu hamil yang memiliki tekanan darah normal.

Tingkatan HELLP Syndrome

Kasus HELLP syndrome diklasifikasikan menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat keparahan jumlah trombosit darah ibu. Klasifikasi ini disebut juga sebagai “klasifikasi Mississippi”.

Inilah tingkatan HELLP Syndrome menurut tingkat keparahan jumlah trombosit darah ibu:

  • Kelas I (trombositopenia berat) – Trombosit di bawah 50.000/mm3.
  • Kelas II (trombositopenia sedang) – Trombosit antara 50.000-100.000/mm3.
  • Kelas III (trombositopenia ringan) – Trombosit antara 100.000-150.000/mm3.

Semakin tinggi tingkatnya, maka semakin tinggi pula komplikasi kehamilan yang dialami oleh ibu hamil. Hal tersebut juga membutuhkan tindakan pengobatan HELLP Syndrome yang lebih kompleks dan serius.

Diagnosis HELLP Syndrome

HELLP Syndrome yang kerap kali ditemukan pada ibu hamil trimester ketiga memiliki kerumitan dalam hal diagnosis. Pada beberapa kasus, diagnosis HELLP Syndrome bahkan terjadi kekeliruan.

Namun, tindakan diagnosis juga sering membantu dokter mendeteksi kejadian HELLP Syndrome secara tepat. Ada beberapa rangkaian tindakan yang akan direkomendasikan dokter untuk menegakkan diagnosis HELLP Syndrome.

Beberapa tindakan diagnosis yang bisa dilakukan untuk mendeteksi HELLP Syndrome adalah pemeriksaan fisik, tes darah, tes urin, dan MRI.

  • Pemeriksaan fisik untuk melihat tanda dan gejala yang dialami pasien.
  • Tes darah untuk memeriksa kondisi eritrosit dan jumlah trombosit.
  • Tes urine untuk mendeteksi adanya protein di dalam urine
  • Magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengetahui ada tidaknya pendarahan pada organ hati.

Ada kemungkinan serangkaian tindakan diagnosis tersebut meminta Anda untuk puasa terlebih dahulu. Ikutilah semua petunjuk yang diarahkan oleh tenaga medis agar hasil diagnosis bisa akurat.

Pengobatan Sindrom HELLP

Tindakan pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kejadian HELLP Syndrome adalah dengan melahirkan bayi lebih cepat (jika kandungan cukup usia). Hal ini dikarenakan HELLP Syndrome akan semakin berisiko jika dalam kondisi sedang hamil.

Di samping itu, gejala HELLP Syndrome biasanya akan berkurang 2-3 hari pasca melahirkan. Setelah melahirkan, ada beberapa tindakan perawatan guna mengatasi gejala yang muncul pada ibu dan bayi. Beberapa terapi tersebut seperti:

  • Obat kortikosteroid agar paru-paru bayi Anda berkembang lebih cepat.
  • Obat penurun tekanan darah pada ibu hamil.
  • Magnesium Sulfat untuk mencegah kejang.
  • Transfusi darah.
  • Bedrest.
  • Tes biofisik, sonogram, tes non stres dan evaluasi gerakan janin guna memantau kondisi janin pasca melahirkan.

Ibu yang memiliki leher rahim yang sehat dan usia kandungan sudah masuk minggu ke-34 akan dipercepat kelahiran secara normal. Akan tetapi, jika usia kandungan ibu kurang dari 34 minggu atau memiliki masalah serviks, maka akan dilakukan persalinan secara sesar guna meminimalisir komplikasi lainnya.

Baca Juga: Risiko Hamil Tua Usia 35 Tahun ke Atas

Komplikasi Sindrom HELLP

Hasil diagnosis yang positif menyatakan pasien mengalami sindrom ini bisa menimbulkan beberapa komplikasi kehamilan yang cukup serius.

Komplikasi HELLP Syndrome pada ibu hamil, yaitu:

  • Kejang.
  • Hati pecah.
  • Stroke.
  • Solusio plasenta.
  • Pendarahan tak henti saat proses persalinan.
  • Kematian.

Peluang terjadinya komplikasi di atas bisa berkurang jika kasus HELLP Syndrome bisa segera dideteksi dan mendapatkan tindakan pengobatan.

Pencegahan HELLP Syndrome

Belum ada cara yang diketahui dapat mencegah penyakit ini. Namun, pastikan Anda untuk mendapatkan perawatan medis untuk ibu hamil (prenatal) secara teratur. Dokter kandungan akan mengawasi tekanan darah Anda dan tanda-tanda penting lainnya untuk mengetahui masalah kesehatan seperti HELLP Syndrome lebih awal.

Dokter mungkin menyarankan agar Anda mengonsumsi aspirin dosis rendah setelah trimester pertama jika Anda berisiko tinggi mengalami HELLP Syndrome. Guna mengurangi risiko sindrom ini, Anda dapat meningkatkan peluang untuk memiliki kehamilan yang sehat dengan cara berikut:

  • Pola makan yang tinggi nutrisi dari biji-bijian, protein tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran.
  • Berolahraga secukupnya atau seperti yang disarankan oleh dokter kandungan Anda.
  • Rutin memeriksakan kehamilan secara teratur.
  • Tidur setidaknya delapan jam setiap malam.
  • Berkonsultasi dengan dokter tentang potensi risiko kesehatan.

Sebaiknya beri tahu dokter  jika Anda pernah mengalami kehamilan berisiko tinggi mengalami HELLP Syndrome, preeklampsia, atau masalah tekanan darah lainnya. Ketahui juga gejalanya dan hubungi dokter secepatnya jika Anda mengalaminya.

 

  1. Anonim. 2021. HELLP Syndrome. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21637-hellp-syndrome (Diakses pada 26 Juli 2023)
  2. Chi, Euna. 2018. HELLP Syndrome. https://www.healthline.com/health/hellp-syndrome (Diakses pada 26 Juli 2023)
  3. Fowler, Paige. 2021. What is HELLP Syndrome?. https://www.webmd.com/women/what-is-hellp-syndrome (Diakses pada 26 Juli 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi