Terbit: 21 March 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pemeriksaan trombosit tentu tidak asing lagi di telinga Anda. Pemeriksaan ini sering dijadikan patokan oleh dokter untuk beberapa penyakit sebagai indikator dilakukannya suatu tindakan tertentu.

Trombosit: Fungsi, Nilai Normal, dan Cara Menaikkannya Bila Rendah

Dalam artikel ini pula Anda diajak untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeriksaan trombosit? Berapakah nilai normal trombosit? Pada kondisi apa sajakah yang berhubungan dengan kelainan trombosit itu sendiri?

Apa itu trombosit?

Keping darah atau trombosit merupakan suatu sel dalam plasma darah yang memiliki bentukan yang kecil dan bundar. Sama halnya dengan sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit), trombosit diproduksi di sumsum tulang dan memiliki peranan yang vital dalam proses pembekuan darah di dalam tubuh.

Apabila terdapat suatu jaringan yang luka atau perdarahan, maka trombosit akan langsung ke bagian tersebut dan membentuk suatu formasi yang dapat menghentikan perdarahan. Ada tiga cara tahapan trombosit di dalam melakukan proses pembekuan darah, antara lain:

  • Dengan menempel langsung pada bagian yang luka
  • Melakukan agregasi/ penggumpalan secara bersama-sama dengan trombosit lainnya
  • Melepaskan suatu senyawa kimia dengan tujuan untuk merangsang agregasi lebih lanjut pada trombosit lainnya.

Pemeriksaan Trombosit

Telah dijelaskan sebelumnya keping darah atau lebih dikenal dengan sebutan trombosit, merupakan suatu sel yang esensial di dalam proses pembekuan darah.

Trombosit ini dibentuk oleh megakariosit, yaitu suatu sel yang besar ukurannya yang diproduksi dalam sumsum tulang, dan apabila sel tersebut telah matang/ dewasa barulah akan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah.

Nah pemeriksaaan trombosit ini merupakan suatu tes untuk mengukur jumlah trombosit yang ada dalam sampel darah pasien. Pemeriksaan ini biasa sering disertakan pula saat dilakukan pemeriksaan darah lengkap/ complete blood count (CBC), yang dimana dilakukan saat pemeriksaan rutin pada tes kesehatan seseorang.

Pemeriksaan ini biasa juga dimintakan oleh dokter apabila seseorang yang memiliki gejala dan tanda-tanda seperti:

  • Memar-memar tanpa sebab yang jelas atau gampang terjadi memar.
  • Pendarahan yang berkepanjangan meskipun dari luka yang sangat kecil sekalipun.
  • Perdarahan pada sistem pencernaan (yang dimana terdeteksi pada pemeriksaan feses lengkap sebelumnya).
  • Mimisan yang masif (banyak)
  • Perdarahan yang masif pada saat menstruasi
  • Terdapat bintik-bintik merah kecil pada kulit (petechiae), dan terkadang terlihat seperti ruam pada kulit.
  • Terdapat bintik-bintik keunguan kecil pada kulit disebut purpura, disebabkan oleh perdarahan di bawah kulit

Pemeriksaan trombosit dapat dilakukan pula ketika seseorang diduga memiliki terlalu banyak trombosit. Kelebihan trombosit dapat menyebabkan pembekuan yang berlebihan atau terkadang pendarahan, jika trombosit tidak berfungsi dengan benar.

Namun, orang dengan terlalu banyak trombosit sering tidak memiliki tanda atau gejala, sehingga kondisinya dapat ditemukan hanya ketika pemeriksaan trombosit dilakukan dan sebagian sering ditemukan pada saat pemeriksaan kesehatan.

Nilai trombosit normal

Trombosit memiliki nilai normal sekitar antara 150.000/mL sampai 450.000/mL. Yang dimana apabila ditemukan nilai trombosit diluar range normal ini, maka seseorang dapat dikatakan sedang memiliki suatu keadaan atau kondisi tertentu.

Nilai trombosit rendah

Nilai trombosit yang rendah (<150.000/mL) atau dalam istilah medis dikenal dengan istilah trombositopenia ini dapat disebabkan dan dikategorikan menjadi dua faktor, yakni:

  • Gangguan di mana sumsum tulang tidak dapat menghasilkan trombosit yang cukup
  • Kondisi di mana trombosit yang digunakan (dikonsumsi) atau dihancurkan lebih cepat dari biasanya

Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan trombosit yang rendah:

  1. Idiopatik Trombositopenia (ITP), juga dikenal juga sebagai immune trombositopenia purpura, merupakan suatu keadaan dimana antibodi menyerang trombosit dalam tubuhnya sendiri.
  2. Infeksi virus, seperti: mononukleosis, hepatitis, HIV atau campak.
  3. Obat-obatan tertentu, seperti aspirin dan ibuprofen, beberapa antibiotik (terutama golongan sulfa), colchicine dan indomethacin, antagonis H-2, hidralazine, isoniazid, quinidine, thiazide diuretik, dan tolbutamid.
  4. Heparin-induced thrombocytopenia (HIT), seseorang yang sedang mendapatkan terapi heparin juga dapat menurunkan nilai trombosit darahnya.
  5. Leukemia, limfoma, atau kanker lain yang telah menyebar (bermetastasis) ke sumsum tulang, seseorang dengan kanker biasa akan sering mengalami pendarahan yang berlebihan karena jumlah trombosit yang menurun secara signifikan
  6. Anemia aplastik, suatu kondisi di mana produksi semua sel darah berkurang secara signifikan termasuk produksi dari trombosit itu sendiri.
  7. Penyakit dengan perdarahan kronis, seperti perdarahan kronis pada tukak lambung
  8. Sepsis, infeksi berat terutama yang disebabkan oleh infeksi bakteri khususnya  bakteri Gram-negatif
  9. Sirosis, kondisi terbentuknya jaringan parut di hati akibat kerusakan hati jangka panjang
  10. Penyakit autoimun, seperti Lupus, dimana sistem imun memproduksi antibodi yang dapat menyerang organ dan jaringan tubuhnya sendiri, sehingga dapat menyebabkan peningkatan kerusakan trombosit.
  11. Kemoterapi atau terapi radiasi, dapat mempengaruhi kemampuan sumsum tulang untuk memproduksi trombosit.
  12. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), thrombocytopenic purpura (TTP) dan hemolytic uremic syndrome (HUS), dapat menyebabkan lebih sedikit trombosit yang bersirkulasi dalam darah
  13. Paparan bahan kimia beracun, seperti pestisida, benzene dan arsenic.

Jika nilai jumlah trombosit turun dibawah 20.000/mL, perdarahan spontan dapat terjadi dan dianggap sebagai risiko yang mengancam jiwa. Seseorang dengan jumlah yang sangat rendah dapat diberikan trombosit konsentrat melalui transfusi sebagai cara menaikkan trombosit.

Nilai trombosit tinggi

Sebaliknya, nilai trombosit yang tinggi dari nilai normal (>450.000/mL), dalam istilah medis juga sering dikenal dengan istilah trombositosis. Keadaan ini juga merupakan hasil kondisi yang ada seperti:

  • Kanker, paling umum kanker pada paru-paru, pencernaan, ovarium, payudara atau limfoma
  • Anemia, khususnya anemia defisiensi besi dan anemia hemolitik
  • Peradangan seperti penyakit radang usus/ inflammatory bowel disease (IBD) atau rheumatoid arthritis
  • Penggunaan pil KB (kontrasepsi oral)

 

 

Sumber:

  1. LabTestsOnline: Platelet Count. https://labtestsonline.org/tests/platelet-count
  2. Unimus: Tinjauan Pustaka (Trombosit). http://repository.unimus.ac.id/1257/3/bab%202.pdf [diakses pada 20 Maret 2019]
  3. Unud: Tinjauan Pustaka (Trombosit). https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/da7e45e1f41fb752553884d48320b2e4.pdf [diakses pada 20 Maret 2019]

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi