Terbit: 30 January 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Beberapa wanita yang matanya minus kerap mempertanyakan perihal bahaya melahirkan secara normal, salah satunya kebutaan! Benarkah wanita dengan mata minus tidak boleh melahirkan normal? Simak ulasannya berikut ini.

Benarkah Ibu Bermata Minus Tidak Boleh Melahirkan Normal?

Bahaya Melahirkan Normal bagi Penderita Mata Minus

Ibu hamil yang memiliki miopi atau mata minus berisiko tinggi mengalami komplikasi pada matanya apabila melahirkan normal. Berikut ini bahaya yang mungkin terjadi jika melahirkan normal dengan mata minus, di antaranya:

1. Ablasio Retina

Ablasio retina adalah terpisahnya retina atau lapisan tipis dari jaringan pendukung di belakang mata. Kondisi ini dapat disebabkan oleh tekanan yang tinggi karena mengejan saat persalinan.

Risiko ablasi retina pada wanita yang mengalami miopia (rabun jauh) dan kelainan fundus mata  sangat meningkat selama persalinan normal karena fluktuasi tekanan darah yang besar.

Oleh sebab itu, operasi caesar menjadi pilihan apabila persalinan normal tidak memungkinkan atau berbahaya bagi ibu dan bayinya.

Alasan yang agak sering untuk operasi caesar adalah kasus distrofi retina–sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan degenerasi berbagai bagian retina. 

2. Perdarahan Retina

Saat menjalani persalinan normal,  pembuluh darah baru pada retina berisiko pecah hingga munculnya perdarahan retina.

Kerusakan pada struktur retina yang sebelumnya terjadi dapat menyebabkan robekan di retina saat melahirkan.

Itulah alasan mengapa dokter kandungan dan dokter mata menyarankan ibu hamil dengan mata minus untuk melahirkan melalui operasi caesar.

Baca Juga: Setelah Persalinan Caesar, Bisakah Wanita Melahirkan Normal?

Bolehkah Wanita dengan Mata Minus Melahirkan Normal?

Setiap wanita yang memiliki masalah mata memiliki pertanyaan apakah dia dapat melahirkan normal atau menjalani operasi caesar. Tidak ada jawaban sederhana untuk pertanyaan ini. Itu sangat tergantung pada sejumlah aspek.

Misalnya, kondisi fundus mata dan retina, kondisi umum, umur, dan lain sebagainya. Operasi caesar adalah operasi yang dilakukan untuk mengeluarkan bayi melalui sayatan pada dinding perut bagian depan dan rahim.

Kemungkinan hidup dan kesehatan wanita yang menjalani operasi caesar 12 kali lebih tinggi dibandingkan melahirkan normal. Oleh karena itu caesar dipilih hanya jika wanita hamil diindikasikan memiliki mata minus.

Apabila wanita hamil memiliki mata minus lebih dari 5, melahirkan secara normal tidak disarankan. Dokter atau bidan akan merekomendasikan ibu melahirkan secara caesar.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, wanita yang bermata minus dikhawatirkan mengalami ablasio retina saat melahirkan.

Ketika wanita melahirkan, retina mata bisa lepas dan menyebabkan kebutaan. Untuk itulah ahli kandungan selalu berhati-hati merekomendasikan metode melahirkan agar ibu dan anak sama-sama selamat.

Baca Juga: 20 Perlengkapan Bayi Baru Lahir yang Harus Disiapkan Orang Tua

Meski di Indonesia menerapkan standar mata minus lebih dari 5, penelitian menyebutkan kalau wanita dengan mata minus 4,5-11 masih aman melahirkan secara normal. Komplikasi persalinan seperti gangguan mata bisa saja terjadi, tetapi rasionya kecil.

Penelitian terbaru memang menunjukkan data yang lebih detail, namun kan lebih baik dan bijak kalau suami dan istri berkonsultasi ke ahli kandungan dan mata sebelum memutuskan memilih metode persalinannya. Dokter akan memberikan rekomendasi apakah proses melahirkan bisa dilakukan secara normal atau dengan caesar.

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Eyesight and Pregnancy. https://en.excimerclinic.ru/press/beremennost/ (Diakses pada 2 Mei 2023)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Gene Therapy for Inherited Retinal Dystrophy (Luxturna®). https://www.chop.edu/treatments/gene-therapy-inherited-retinal-dystrophy-luxturna (Diakses pada 2 Mei 2023)
  3. Anonim. 2023. Retinal Dystrophies. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK564379/ (Diakses pada 2 Mei 2023)
  4. Anonim. Tanpa Tahun. Eyesight and Pregnancy. http://www.eyeclinic.com.gr/en/suxnes-erwtiseis/item/13-orasi-kai-egkymosyni/13-orasi-kai-egkymosyni.html (Diakses pada 2 Mei 2023)


DokterSehat | © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi