Ibu hamil membutuhkan sejumlah nutrisi penting untuk mendukung kesehatan dan perkembangan janin di kandungannya. Salah satu nutrisi penting yang tidak boleh terlewatkan adalah kolin. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai manfaat dan dampak negatif kolin pada ibu hamil, yuk simak artikel ini!
Manfaat Konsumsi Kolin untuk Ibu Hamil
Kolin mengandung senyawa yang larut dalam lemak dan air sehingga mudah diserap tubuh secara berbeda berdasarkan bentuknya. Kolin yang larut dalam lemak biasanya berasal dari sumber makanan dan lebih mudah diserap di saluran pencernaan.
Sedangkan kolin yang larut dalam air lebih mudah diserap di hati, sebelum diubah menjadi sejenis lemak yang disebut lesitin. Konsumsi kolin selama hamil memiliki beberapa manfaat yang baik untuk mendukung kesehatan janin di kandungan.Berikut ini beberapa manfaat yang bisa diperoleh ibu hamil jika mengonsumsi kolin:
1. Mendukung Perkembangan Otak
Kolin merupakan nutrisi penting yang dapat membantu mendukung otak dan sumsum tulang belakang bayi agar berkembang dengan baik. Bahkan beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa kolin bisa melindungi bayi dari cacat tabung saraf.
2. Membantu Pertumbuhan Plasenta
Selama trimester pertama kehamilan, plasenta akan berkembang untuk menyediakan nutrisi dan melindungi janin. Struktur sel organ ini dibentuk oleh kolin.
Untuk itu, kolin membantu mendukung plasenta melakukan tugasnya, mendorong pembentukan pembuluh darah di plasenta, dan memperlancar jalan transportasi oksigen dan nutrisi ke janin.
3. Mencegah Autisme
Berdasarkan penelitian, mengonsumsi kolin selama kehamilan dalam jumlah yang cukup bisa membantu mengatasi gangguan spektrum autisme.
Selain itu, kolin juga dapat mempromosikan perkembangan otak yang sehat dan mengurangi defisit sosial dan kecemasan. Asupan kolin juga membantu membentuk hippocampus, yang bertanggung jawab atas memori dan pengaturan emosi.
Baca Juga: Penting, Ini 7 Ciri-ciri Ibu Hamil Kekurangan Asam Folat
Dampak Negatif Kekurangan Kolin Pada Ibu Hamil
Apabila ibu hamil tidak mendapatkan asupan kolin yang cukup hal ini akan berdampak pada janin, yaitu fungsi otak janin terganggu. Hal ini telah terbukti lewat studi yang dilakukan oleh University of Illinois dan telah dipublikasikan dalam Division of Nutritional Science.
Selain itu, penelitian lain yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology juga telah membuktikan bahwa ibu hamil yang kekurangan kolin juga akan berisiko tinggi terjadinya kelainan tabung saraf pada janin, seperti anencephaly atau spina bifida.
Dampak negatif lainnya adalah kandungan kolin yang ditemukan pada ASI akan mengurangi sumber nutrisi pada ASI saat diberikan pada bayi, sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi tidak maksimal.
Untuk mencegah dampak negatif tersebut, sebaiknya Anda memenuhi asupan kolin selama hamil. Jika pada wanita biasa, asupan kaolin yang dibutuhkan sekitar 435 mg (miligram). Maka pada wanita hamil, asupan kolin meningkat menjadi 450 mg.
Demi memenuhi asupan kaolin harian, Anda bisa mengonsumsi vitamin prenatal yang mengandung kolin atau makanan. Beberapa makanan yang mengandung kolin di antaranya, yaitu:
- Kentang
- Beberapa biji-bijian, seperti Quinoa
- Sayuran, seperti Brussels Sprouts, Brokoli, dan Kembang Kol
- Beberapa Kacang-kacangan, seperti Kacang Tanah
- Daging Sapi Tanpa Lemak, dan Unggas
- Produk Susu, seperti Telur. (Kuning kuning telur besar mengandung sekitar 147 mg kolin)
- Ikan, seperti Salmon. (Tidak lebih dari 12 ons per minggu)
Nah, itulah pembahasan mengenai manfaat kolin untuk ibu hamil hingga dampaknya jika ibu hamil kekurangan kolin yang perlu diketahui. Semoga informasi ini bisa membantu ya!