Terbit: 8 December 2021
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Dehidrasi adalah kondisi yang umum terjadi saat seorang wanita sedang hamil. Pada sebagian besar kasus, dehidrasi saat hamil adalah sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika kondisi ini masuk kategori berat, hal tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. Lantas, bagaimana tanda ibu hamil kurang minum? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Dampak dan Tanda Ibu Hamil Kurang Minum Air Putih

Mengenali Tanda Ibu Hamil Kurang Asupan Cairan

Sebelum menjelaskan mengenai tanda ibu hamil kekurangan cairan, pada dasarnya membuat tubuh terhidrasi adalah suatu keharusan agar tubuh selalu sehat, terlebih jika Anda sedang hamil.

Saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak air daripada biasanya, selain kebutuhan cairan untuk ibu, air juga dibutuhkan oleh janin. Air memainkan peran penting dalam perkembangan janin yang sehat.

Morning sickness serta kondisi yang menyebabkan muntah berlebihan, mungkin berperan dalam terjadinya dehidrasi.

Baca Juga: 11 Ciri-Ciri Kehamilan Sehat yang Harus Bunda Ketahui

Lantas, bagaimana tanda dehidrasi saat hamil?

Umumnya, tanda pertama dehidrasi adalah rasa haus. Seseorang yang merasa haus setelah berkeringat, menghabiskan waktu lama di tempat panas, atau pergi untuk waktu yang lama tanpa minum sangat mungkin mengalami dehidrasi.

Tanda ibu hamil kurang minum sebenarnya hampir sama dengan tanda orang normal yang mengalami dehidrasi, seperti:

  • Perasaan kering di tenggorokan atau mulut.
  • Bibir kering dan pecah-pecah.
  • Kulit tampak kering.
  • Kulit kurang elastis, terlihat cekung atau tipis.
  • Jarang buang air kecil.
  • Urine berwarna gelap.
  • Tidak berkeringat, bahkan dalam cuaca panas.
  • Merasa lemah atau lelah.
  • Sembelit, tinja keras, dan wasir.
  • Merasa pusing.

Beberapa Bumil mungkin mengalami kontraksi Braxton Hicks (kontraksi palsu) saat mengalami dehidrasi.

Saat dehidrasi semakin parah, rasa haus bisa hilang. Beberapa tanda dehidrasi yang lebih parah selama kehamilan meliputi:

  • Pusing dan kebingungan.
  • Jantung berdetak cepat.
  • Perubahan pola gerak bayi.
  • Tekanan darah rendah, kondisi yang dapat menyebabkan pusing atau pingsan.

Dehidrasi berat dapat menyebabkan syok dan kegagalan organ, kondisi yang dapat membahayakan janin.

Dampak Ibu Hamil Tidak Minum dalam Jumlah yang Cukup

Dehidrasi ringan biasanya tidak berbahaya pada kehamilan selama wanita tersebut dengan cepat mendapatkan cairan. Namun, dehidrasi yang parah bisa berbahaya bagi ibu dan janin.

Dehidrasi dapat menyebabkan penurunan kadar cairan ketuban, di mana hal ini dapat memengaruhi perkembangan bayi, menyebabkan persalinan prematur, dan memengaruhi produksi ASI.

Dehidrasi dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang penting bagi kesehatan ibu dan janin yang sedang berkembang. Namun, dehidrasi bukanlah penyebab utama persalinan prematur. Dehidrasi juga jarang menyebabkan koma atau berakibat fatal.

Baca Juga: Warna Urine Berubah-ubah Selama Hamil, Normalkah?

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Sulit untuk mendiagnosis sendiri apakah Anda dehidrasi ringan atau berat. Jika Anda sudah mengonsumsi air putih atau minuman elektrolit, namun tidak mengurangi gejala yang terjadi, segera hubungi dokter kandungan, bidan, atau pergi ke instalasi gawat darurat.

Beberapa tanda lain yang mengharuskan Anda mendapatkan penanganan dengan segera adalah:

  • Pola gerakan bayi berubah misal bayi menjadi kurang aktif. 
  • Mengalami pendarahan atau keluarnya cairan.
  • Mengalami kontraksi.
  • Telah didiagnosis dengan kondisi medis yang serius, seperti gagal ginjal.
  • Mengalami muntah atau diare lebih dari 12 jam.
  • Berhenti berkeringat meskipun sudah minum.
  • Menghasilkan sangat sedikit atau tidak ada urine serta dengan warna yang lebih pekat. 
  • Pingsan, kejang atau merasa bingung.

Seorang wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum (mual/muntah secara berlebihan) atau kondisi medis lainnya,  disarankan untuk konsultasi dengan dokter jika diperlukan. Jika dokter mencurigai bahwa gejala tersebut merupakan keadaan darurat medis, Anda harus mendapatkan perawatan darurat.

Perawatan untuk dehidrasi mungkin termasuk memberikan cairan melalui jarum di pembuluh darah (IV). Beberapa wanita yang mengalami dehidrasi mungkin juga memerlukan elektrolit seperti natrium dan magnesium, untuk membantu tubuh menyerap cairan dengan baik.

Tips Agar Ibu Hamil Cukup Minum Air Putih

Meski banyak alasan yang mendasari ibu hamil kurang mendapatkan asupan cairan. Namun, Anda bisa mencegah hal tersebut dengan upaya di bawah ini: 

  • Selalu membawa botol minum saat bepergian
  • Mengonsumsi teh herbal yang aman untuk ibu hamil
  • Menyediakan segelas air di dekat tempat tidur 
  • Menambahkan irisan lemon, buah beri, atau mentimun untuk memberikan rasa pada minuman. 
  • Mengonsumsi smoothie supaya mendapatkan asupan nutrisi dari buah dan susu
  • Mengonsumsi buah yang mengandung banyak air seperti pir, semangka, atau melon. 

Selain dapat mengurangi dehidrasi, perlu diingat bahwa air yang diminum ibu hamil mampu membantu pembentukan cairan ketuban serta membawa nutrisi ke janin dalam kandungan. Semoga informasi dan tipsnya bermanfaat, Teman Sehat!

 

  1. Villines, Zawn. 2018. Can Dehydration Affect Pregnancy?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322230. (Diakses pada 11 Mei 2023).
  2. Lewis Rhona. 2020. How Much Water Should a Pregnant Woman Drink?. https://www.healthline.com/health/pregnancy/how-much-water-should-a-pregnant-woman-drink. (Diakses pada 11 Mei 2023) 
  3. Bellefonds de Collen. 2021. How Much Water Should I Drink While Pregnant? https://www.babycenter.com/pregnancy/health-and-safety/how-much-water-should-i-drink-while-im-pregnant_5283. (Diakses pada 11 Mei 2023)

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi