Terbit: 14 February 2022 | Diperbarui: 9 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Menopause dapat menjadi saat-saat yang paling mengganggu bagi perempuan. Berbagai masalah fisik dan psikis menghampiri, dari yang ringan hingga mengganggu fungsi tubuh. Beberapa tanaman herbal diyakini dapat mengatasi gejala menopause, salah satunya adalah black cohosh. Namun dibalik manfaat black cohosh terdapat beberapa efek samping, berikut adalah penjelasannya!

Black Cohosh: Kandungan, Manfaat, dan Efek Sampingnya

Apa Itu Black Cohosh?

Nama Latin (Actaea racemosa atau Cimicifuga racemosa) atau black cohosh adalah tumbuhan yang berasal dari Amerika Utara. Tanaman ini juga dikenal dengan nama macrotys, rattleweed, dan snakeroot.

Black cohosh telah digunakan sebagai obat-obatan oleh suku Indian di Amerika Utara sejak berabad silam. Termasuk untuk mengobati demam, pneumonia, masalah menstruasi, serta sakit pada otot dan sendi.

Tanaman herbal black cohosh juga lazim digunakan sebagai pereda PMS atau sakit saat menstruasi karena berefek meningkatkan kadar estrogen. Manfaat black cohosh ini sudah diketahui peneliti sejak tahun 1950-an, tetapi belum ada penelitian yang benar-benar dapat mendukung pernyataan ini. Bagian dari tanaman ini yang dipakai untuk mengatasi gejala PMS adalah akar dan umbinya.

Cohosh hitam juga dikenal di kalangan masyarakat Eropa, walaupun penggunaannya tidak terlalu luas. Di Eropa Actaea racemosa juga digunakan untuk meredakan gejala menopause dan mempermudah proses melahirkan.

Kandungan Black Cohosh

Dilansir dari National Institute of Health atau Departemen Kesehatan dan Pelayanan Publik AS, black cohosh mengandung zat triterpene glycosides, di antaranya actein, deoxyactein, and cimicifugoside. Juga mengandung  resin seperti cimicifuga, serta zat aromatik seperti caffeic, isoferulic, dan asam fukinoli.

Sedangkan Cleveland Clinic menyebutkan tanaman cohosh hitam mengandung tritopen glikosida, alkaloid, flavonoid, tanin, dan fukinolat yang dapat meningkatkan kondisi fisik dan psikis wanita setelah menopause.

Tanaman ini biasa diolah dengan diambil sari akar dan umbinya lalu diekstrak ke bentuk serbuk dalam kapsul atau pil. Ekstrak cohosh hitam juga mengandung fitokimia yang bermanfaat seperti serotonin. Zat inilah yang mampu meredakan hot flashes atau serangan panas yang sering dialami wanita pasca menopause.

Uniknya, tidak semua black cohosh memiliki kandungan enzim yang menghasilkan fitokimia sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahuinya.

Baca Juga: 7 Manfaat Akar Bajakah Kuning, Kandungan, dan Cara Membuat

Potensi Manfaat Black Cohosh bagi Kesehatan

Black cohosh atau cohosh hitam terkenal ampuh dalam mengatasi gejala menopause. Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Neuroscience menunjukkan tanaman ini dapat mengatur suhu tubuh pada tikus betina. Maka efek yang sama juga dianggap dapat terjadi pada manusia.

Gejala menopause yang dapat diatasi dengan konsumsi black cohosh, antara lain:

  • Hot flashes.
  • Keringat berlebihan di malam hari.
  • Kekeringan atau hilangnya elastisitas pada vulva dan jaringan vagina.
  • Sakit saat berhubungan suami istri.
  • Insomnia.
  • Mood swing.
  • Jantung berdebar.
  • Penurunan gairah seks.
  • Vertigo.
  • Tulang keropos setelah masa menopause.
  • Penurunan fungsi jantung dan kondisi mental bermasalah akibat menopause.
  • Telinga berdenging.

Efek Samping Konsumsi Black Cohosh

Mengkonsumsi cohosh hitam bukan tanpa risiko. Wanita hamil dan menyusui dilarang mengkonsumsi tanaman ini. Begitu juga mereka yang memiliki masalah ketidakseimbangan hormon. Konsumsi tanaman ini justru akan memicu terjadinya penyakit hormonal, seperti endometriosis dan kanker rahim.

Penggunaan cohosh hitam pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran. Sedangkan pada wanita menyusui akan mengakibatkan ASI berkurang.

Karena cohosh hitam dapat meningkatkan kadar estrogen, wanita yang memiliki kanker payudara juga dilarang mengkonsumsinya. Estrogen yang tinggi dapat menyebabkan kanker berkembang. Juga akan terjadi flek dan pendarahan serta rasa sakit pada payudara.

Di luar hal-hal di atas, konsumsi tanaman ini relatif aman. Beberapa efek samping mungkin dirasakan, namun tidak berlangsung dalam jangka waktu lama. Seperti:

  • Radang tenggorokan.
  • Mual.
  • Sakit kepala atau kepala terasa berat.
  • Penambahan berat badan.

Masih menurut National Institute of  Health, studi yang telah dilakukan hanya meneliti efek black cohosh dalam jangka pendek, antara 6 bulan dan maksimal 1 tahun. Sehingga belum diketahui efek sampingnya dalam jangka panjang. Namun jika efek samping yang dirasakan cukup mengganggu, sebaiknya hentikan pemakaian.

Jika pengguna mendapati urine yang berwarna gelap dan rasa lelah teramat sangat setelah mengkonsumsi black cohosh, segera hubungi dokter. Tanda tersebut mengindikasikan masalah pada liver.

Mereka yang tidak memiliki masalah liver namun mengalami kelelahan dan urine gelap setelah mengkonsumsi black cohosh juga dianjurkan untuk menghentikan pemakaian dan berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kesimpulan tentang Penggunaan Black Cohosh 

Black cohosh sejak lama digunakan secara tradisional untuk mengatasi efek samping menopause. Tanaman ini juga dapat membantu proses persalinan. Tetapi mereka yang memiliki masalah hormonal, sedang hamil, dan menyusui dilarang mengkonsumsinya.

Black cohosh dapat bereaksi layaknya estrogen di dalam tubuh. Konsumsi tanaman ini akan membuat masalah hormonal berkembang menjadi keluhan yang lebih serius. Misalnya, endometriosis atau bahkan kanker.

Namun dibalik efek samping black cohosh, tanaman herbal ini diklaim bermanfaat untuk meredakan simptom menopause yang sering mengganggu wanita, termasuk masalah mood, sulit tidur, keluhan fisik hingga menurunnya gairah seks.

Penggunaan cohosh hitam hanya untuk jangka pendek, di bawah 1 tahun. Jika ingin mengkonsumsinya lagi hentikan dulu pemakaian selama beberapa minggu. Konsumsi tanaman ini dalam jangka waktu panjang belum diketahui efek sampingnya.

 

  1. Cleveland Clinic. 2021. What Black Cohosh Can (and Can’t) Do for Menopause Symptoms. https://health.clevelandclinic.org/what-is-black-cohosh/. (Diakses pada 6 Februari 2022).
  2. National Institutes of Health. 2020. Black Cohosh. https://ods.od.nih.gov/factsheets/BlackCohosh-HealthProfessional/. (Diakses pada 6 Februari 2022).
  3. WebMD. 2022. Black Cohosh – Uses, Side Effects, and More. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-857/black-cohosh. (Diakses pada 6 Februari 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi