Diet yoyo dianggap tidak menyehatkan karena membuat berat badan naik-turun dalam waktu singkat. Namun di balik itu, diet ini juga punya manfaat tertentu untuk tubuh. Yuk, kenali manfaat diet yoyo dalam ulasan berikut!
Apa itu Diet Yoyo?
Diet yoyo adalah program penurunan berat badan yang dilakukan secara asal-asalan. Layaknya permainan yoyo, berat badan Anda dibawa naik-turun tidak menentu.
Diet ini dikenal juga sebagai siklus berat badan. Jadi, ketika menjalani diet, Anda bisa menerapkan pola makan yang sehat atau bahkan rutin berolahraga. Namun, di waktu lain, Anda cenderung makan secara sembarangan dan malas melakukan aktivitas fisik.
Menurut penelitian, diet ini sudah dilakukan oleh sebanyak 10% pria dan 30% wanita.
Padahal, selain bisa membuat program penurunan berat badan menjadi tidak maksimal, diet yoyo juga bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Kenali Dampak Buruk dari Diet Yoyo
Sebelum mengetahui efek merugikan dari diet yoyo, penting untuk mengetahui hormon utama yang berperan dalam naik-turunnya berat badan.
Hormon tersebut yaitu leptin, ghrelin, dan insulin. Ketiganya bekerja sama untuk memberikan sinyal untuk tubuh, memberitahu kapan dan berapa banyak makanan yang akan dikonsumsi.
Selama melakukan diet ini, lemak yang hilang bisa menurunkan kadar hormon leptin. Akibatnya, nafsu makan bisa meningkat saat tubuh mencoba memasok cadangan energi yang hilang.
Selain itu, menurut sejumlah penelitian, diet yoyo dapat menyebabkan lonjakan lemak yang lebih tinggi. Hal ini akan membuat Anda lebih sulit untuk menurunkan berat badan.
Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Kelebihan dan Kekurangan Diet GOLO
Diet ini juga dapat membuat sistem metabolisme tubuh menurun dengan signifikan. Alhasil, proses pencernaan pun tidak lagi mampu menyerap makanan dengan efisien.
Saat Anda kembali mengonsumsi makanan dengan porsi yang normal, sistem metabolisme dan sistem pencernaan sudah terlanjur menurun dan pada akhirnya berakhir dengan masalah sembelit.
Selain masalah sembelit, masalah kesehatan lain yang bisa terjadi adalah munculnya bau mulut.
Bagaimana tidak, diet yoyo akan membuat porsi makanan berkurang secara drastis, tetapi pada akhirnya memaksa tubuh untuk memecah lemak lain pada tubuh agar membakar kalori.
Alhasil, proses ini akan memproduksi keton yang akan memicu bau mulut yang sangat tidak sedap.
Penurunan berat badan drastis akibat diet ini juga dapat menyebabkan beberapa hal berikut:
- Kehilangan otot.
- Perlemakan pada hati.
- Diabetes.
- Tekanan darah meningkat.
Manfaat Melakukan Diet Yoyo yang Jarang Diketahui
Meskipun diet ini tidak direkomendasikan karena cenderung ekstrem, ada manfaat diet yoyo yang tidak bisa Anda kesampingkan.
Menurut studi terbaru dalam Journal of Physiology—Endocrinology and Metabolism, diet yoyo dapat memengaruhi cara tubuh beradaptasi dengan penurunan berat badan yang berulang.
Penelitian tersebut diujicobakan pada tikus. Para peneliti mengamati 4 siklus berat badan tikus dalam setahun.
Begitu tikus mengalami penurunan berat badan, hewan pengerat tersebut akan diizinkan makan sebanyak yang diinginkan hingga berat badan kembali ke semula.
Baca Juga: Mengenal Flexitarian, Diet Semi-Vegetarian Tapi Boleh Makan Daging
Para peneliti mengamati tikus yang menjalani diet yoyo dalam setahun, lalu membandingkannya dengan tikus lain yang menjalani pola makan bebas (bisa makan apa saja dan kapan saja sesuai keinginan).
Hasilnya, berat badan tikus yang menjalani diet yoyo memang naik setiap siklusnya. Namun, berat badan tikus tersebut naik lebih sedikit daripada tikus yang tidak menjalani diet serupa.
Sementara itu, setelah berat badan tikus yang menjalani diet kembali ke berat badan awal, kadar tiga hormon utama yang memengaruhi berat badan (leptin, ghrelin, dan insulin) tidak berbeda jauh dari semula.
Mengetahui fakta di atas, diet yoyo bukan merupakan hal yang buruk. Hanya saja, penelitian yang membuktikan manfaat diet ini masih sebatas pada hewan pengerat. Jadi, efeknya belum diketahui pada manusia.
Namun yang jelas, jika ingin menurunkan berat badan, Anda bisa berkonsultasi dulu kepada dokter atau ahli gizi untuk menentukan diet yang cocok dengan kondisi kesehatan Anda. Semoga bermanfaat!
- Hendricks, K, & Herbord, N, H. 1998. Diet, Activity, and Other Health-Related Behaviors in College-Age Women. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/9564178/. (Diakses pada 13 September 2022).
- Holmer, Brady. 2019. The Surprising Health Benefits of ‘Yo-yo’ Dieting. https://ispyphysiology.com/2019/11/20/the-surprising-health-benefits-of-yo-yo-dieting/. (Diakses pada 13 September 2022).
- Strohacker, Kelley, dkk. 2009. Consequences of Weight Cycling: An Increase in Disease Risk? https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4241770/. (Diakses pada 13 September 2022).
- Thrope, Matthew. 2017. 10 Solid Reasons Why Yo-Yo Dieting Is Bad for You. https://www.healthline.com/nutrition/yo-yo-dieting. (Diakses pada 13 September 2022).