Terbit: 7 July 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Menerapkan diet untuk penderita diabetes melitus bertujuan agar kadar gula darah (glukosa) di dalam tubuh senantiasa terkendali. Simak penjelasan lengkap mengenai diet khusus diabetes berikut ini!

Diet untuk Diabetes: Makan Kenyang, Gula Darah Terkendali

Diet untuk Diabetes, Mengapa Perlu?

Diabetes adalah penyakit yang terjadi ketika kadar gula darah di dalam tubuh sangat tinggi. Tingginya kadar gula darah ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi insulin atau jumlah insulin yang diproduksi kurang dari ideal. Padahal, insulin inilah yang berfungsi untuk mengontrol gula darah agar tetap seimbang.

Bagi Anda yang sudah telanjur mengidap diabetes, baik itu diabetes tipe 1 maupun tipe 2, menerapkan diet untuk diabetes tentunya menjadi sangat penting. Pasalnya, pola makan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kadar glukosa semakin bertambah tinggi. Jika sudah begitu, maka nyawa Anda pun jadi taruhannya!

Baca juga: Diet Vegetarian untuk Penderita Diabetes, Benarkah Bermanfaat?

Diet untuk Diabetes, Makanan Apa Saja yang Dikonsumsi?

Lantas, apa saja makanan yang dapat dikonsumsi saat Anda menerapkan diet khusus diabetes melitus ini?

1. Ikan

Makanan pertama yang bisa Anda masukkan ke dalam daftar menu diet diabetes adalah ikan. Jenis ikan yang dimaksud antara lain:

  • Ikan salmon
  • Ikan sarden
  • Ikan makarel
  • Ikan teri
  • Ikan haring

Bukan tanpa alasan mengapa Anda sangat disarankan untuk mengonsumsi ikan-ikan tersebut jika ingin kadar glukosa tetap terkendali. Ikan salmon, sarden, makarel, teri, dan haring kaya akan kandungan asam lemak omega-3 yakni DHA dan EPA.

Asam lemak omega-3 berfungsi untuk menjaga agar organ jantung tetap sehat dan berfungsi baik. Pasalnya, penderita diabetes juga sangat mungkin menderita penyakit jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya yakni stroke.

Ikan-ikan tersebut juga menurut penelitian diperkaya oleh protein. Hal ini tentu saja penting karena protein sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses metabolisme tubuh.

2. Sayuran

Makanan selanjutnya yang patut Anda jadikan salah satu menu diet untuk mengendalikan diabetes adalah sayur, terutama sayuran berdaun hijau seperti daun bayam dan kale. Keduanya diklaim mengandung karbohidrat dalam jumlah rendah sehingga tidak menyebabkan lonjakan kadar glukosa di dalam tubuh.

Selain itu, daun bayam dan kale mengandung vitamin C. Menurut penelitian, vitamin C efektif dalam mengendalikan kadar gula darah serta mengatasi peradangan pada penderita diabetes tipe dan dan hipertensi.

Selain itu, sayuran berdaun hijau juga mengandung zat antioksidan seperti lutein dan zeaxanthin yang berdasarkan sejumlah penelitian dapat melindungi mata dari degenerasi makula dan katarak. Kedua penyakit mata tersebut diketahui merupakan salah satu komplikasi dari diabetes.

3. Telur

Mengonsumsi telur secara wajar juga disarankan bagi para penderita diabetes yang sedang menjalani diet untuk diabetes melitus. Ya, faktanya telur tidak hanya bermanfaat untuk membantu mengendalikan kadar lemak LDL alias kolesterol ‘jahat’, tetapi juga gula darah.

Menurut sebuah penelitian, penderita diabetes—khususnya diabetes tipe 2—yang mengonsumsi 2 butir telur setiap hari mampu mengendalikan glukosanya ketimbang mereka yang tidak. Selain itu, sama seperti sayuran hijau, telur juga diperkaya oleh lutein dan zeaxanthin yang berfungsi untuk mencegah komplikasi diabetes pada mata berupa katarak dan degenerasi makula.

4. Yogurt

Menu diet diabetes melitus selanjutnya adalah yogurt, khususnya Greek Yoghurt. Berdasarkan penelitian, mengonsumsi yogurt efektif menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh.

Selain itu, yogurt juga diklaim mampu menurunkan risiko penyakit jantung di masa mendatang. Membantu menurunkan berat badan juga menjadi manfaat lainnya yang bisa didapat dari makanan satu ini.

5. Kacang-kacangan

Makanan untuk diet diabetes melitus lainnya adalah kacang-kacangan. Hal ini dikarenakan kacang kaya akan serat yang mana serat ini perannya sangat krusial dalam mengendalikan kadar gula darah.

Jenis kacang-kacangan yang dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus adalah sebagai berikut:

  • Almond
  • Hazelnut
  • Walnut
  • Kacang Brazil
  • Kacang mete
  • Kacang Macadamia

Menurut sejumlah studi, mengonsumsi kacang terbukti mampu menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh, pun kadar kolesterol sehingga kacang ini juga bisa meminimalisir risiko penyakit kardiovaskular.

6. Brokoli

Brokoli menjadi jenis makanan yang juga sebaiknya tidak luput dari daftar menu diet untuk diabetes Anda. Sayuran yang satu ini kaya akan berbagai kandungan nutrisi seperti karbohidrat, vitamin C, dan magnesium.

Menurut sejumlah studi, brokoli efektif dalam menurunkan kadar glukosa. Selain itu, brokoli juga mengandung zat antioksidan yang mampu meminimalisir risiko penyakit mata berupa katarak dan degenerasi makular yang tak lain merupakan komplikasi dari diabetes.

7. Stroberi

Buah berwarna merah ini juga cocok untuk dijadikan menu diet diabetes. Pasalnya, stroberi mengandung zat antioksidan bernama anthocyanins.

Berdasarkan sejumlah studi, anthocyanins terbukti dapat menurunkan gula darah pada penderita diabetes. Selain itu, zat ini juga diklaim efektif meminimalisir risiko penyakit jantung yang juga kerap menghantui pengidap diabetes tipe 2.

Baca juga: Sering Minum Soda Diet Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

Makanan Apa Saja yang Harus Dihindari dalam Diet untuk Diabetes?

Jika tadi kita membahas mengenai makanan apa saja yang dikonsumsi saat menjalani diet untuk diabetes, kini Anda harus tahu makanan apa yang sebaiknya dihindari guna mencegah melonjaknya kadar glukosa.

Apa saja makanan yang dimaksud? Ini dia informasinya!

1. Makanan yang Mengandung Gula Tinggi

Penderita diabetes sejatinya masih diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung gula, akan tetapi tidak dalam kadar yang tinggi. Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula hanya akan memperparah penyakit. Contoh makanan yang mengandung gula tinggi antara lain nasi putih, teh manis dengan gula, es krim, dll.

2. Makanan Mengandung Lemak Jenuh

Diabetes sangat erat kaitannya dengan penyakit jantung. Oleh sebab itu, Anda juga disarankan untuk menghindari jenis-jenis makanan yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung.

Makanan berlemak adalah salah satunya. Mengonsumsi makanan berlemak seperti daging utuh atau daging olahan (sosis, bakso, dsb.) dalam jumlah berlebih hanya akan membuat risiko Anda terkena penyakit jantung semakin besar.

Pasalnya, makanan-makanan tersebut mengandung lemak jenuh. Sebagaimana diketahui, lemak jenuh merupakan salah satu faktor pemicu utama penyakit jantung.

3. Makanan Mengandung Lemak Trans

Selain lemak jenuh, lemak trans juga harus dihindari guna mencegah penyakit bertambah parah. Contoh makanan yang mengandung lemak trans adalah:

  • Makanan yang dimasak dengan cara dipanggang
  • Gorengan
  • Margarin
  • Krimer
  • Biskuit kaleng

Baca juga: The Zone Diet: Konsep Dasar dan Panduan Menjalaninya

Panduan Menu Diet untuk Diabetes

Berikut ini adalah panduan menu untuk diabetes yang bisa Anda terapkan sehari-hari:

  • Sarapan: 1 butir telur, 1 ons kacang almond, 1 gelas susu rendah lemak, 1 potong buah.
  • Makan Siang: Sayur bayam, 1 tangkap roti gandum, 1 buah apel, air putih.
  • Camilan: 1 gelas Greek yoghurt dan buah pisang.
  • Makan Malam: Ikan, kentang rebus, 1 cangkir teh tawar, air putih.

Menu di atas hanyalah rekomendasi. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai pola diet untuk diabetes yang tepat sesuai dengan kondisi.

 

  1. Anonim. Diabetes Diet: Create Your healthy-eating Plan. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/in-depth/diabetes-diet/art-20044295
  2. Anonim. What is a Healthy, Balanced Diet for Diabetes? https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/enjoy-food/eating-with-diabetes/what-is-a-healthy-balanced-diet (Diakses pada 7 Juli 2020)
  3. Spritzler, F. 2017. The 16 Best Foods to Control Diabetes. https://www.healthline.com/nutrition/16-best-foods-for-diabetics (diakses pada 7 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi