Terbit: 14 October 2019 | Diperbarui: 16 November 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Sex education atau pendidikan seks di Indonesia belum banyak diberikan pada sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan. Materi ini masih dianggap tabu sehingga peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengenalkan seks yang aman dan benar. Lebih lanjut ketahui cara mengenalkan alat kontrasepsi di bawah ini.

7 Cara Aman dan Benar Mengenalkan Alat Kontrasepsi pada Anak

Materi Seks Masih Sangat Tabu

Selama ini remaja hanya tahu materi seks dari internet atau mungkin dari buku pelajaran yang membahas sistem reproduksi. Sayangnya materi itu tidak terlalu cukup karena tidak membahas segalanya dengan detail termasuk alat kontrasepsi yang digunakan oleh mereka yang sudah menikah.

Orang tua juga jarang membahas hal ini lantaran dianggap masih tabu dan anak akan tahu sendiri setelah menikah. Sebenarnya mengajarkan hal-hal terkait seks yang aman hingga masalah kontrasepsi yang aman kalau orang tua ikut menjelaskan. Apalagi kalau anak sampai salah persepsi.

Kalau anak sampai salah persepsi, hal ini akan terus akan dibawa sampai dewasa. Tugas orang tua adalah menjelaskan hal-hal terkait dengan seks. Paling terpenting dari semua, harus ada penjelasan tentang kontrasepsi yang saling berkesinambungan.

Baca Juga: 5 Pendidikan Seks yang Harus Diterima Remaja dari Orang Tua

Cara Mengenalkan Alat Kontrasepsi pada Anak

Kalau Anda ingin mengenalkan seks khususnya yang berkaitan dengan alat kontrasepsi, lakukan dengan beberapa cara berikut ini:

1. Membahas Penyakit Menular Seksual

Remaja dengan usia 12 tahun ke atas biasanya sudah tahu tentang seks meski hanya dasarnya saja. Mereka tahu kalau seks dilakukan dengan melakukan kontak antar kemaluan dengan lawan jenis atau kemaluan dengan mulut. Namun, mereka jarang tahu kalau seks juga memiliki risiko yang cukup besar.

Sebelum mengajarkan tentang alat kontrasepsi, penting pula untuk mengajarkan tentang penyakit menular seksual dan bahayanya. Dari sini, anak juga diajarkan bagaimana penyakit menular dengan cepat melalui aktivitas seks. Nah, dari sinilah alat kontrasepsi diajarkan khususnya kondom yang bisa mencegah penularan penyakit.

Disadari atau tidak pergaulan anak zaman sekarang cukup mengkhawatirkan. Kalau mereka sudah memahami masalah penyakit menular seks dan juga dampaknya pada tubuh, kemungkinan besar mereka akan berpikir berkali-kali sebelum melakukan seks pranikah yang berbahaya.

2. Mengenalkan Pencegahan dan Pengendalian Kehamilan

Selain digunakan untuk mencegah penyakit menular seksual, orang tua juga harus mengajarkan pada anak tentang pengendalian kehamilan. Pasangan yang sudah menikah biasanya mengendalikan kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Alat ini dipasang pada serviks, penis, disuntikkan, atau diminum.

Jelaskan juga tentang pentingnya pengendalian kehamilan dari sisi pria dan wanita. Kalau wanita terus hamil dengan jarak yang dekat, ada kemungkinan gangguan pada vagina dan risiko lainnya seperti kematian. Meski masih remaja, anak harus tahu hal ini dengan baik.

Edukasi ini harus benar-benar ditekankan pada anak mengingat berbagai kasus kehamilan pada remaja banyak terjadi. Selain itu risiko pada calon ibu yang besar saat persalinan juga harus digarisbawahi agar anak baik pria atau wanita paham dengan risiko yang didapatkan kalau sampai melakukan kesalahan.

3. Membicarakan Detail Alat Kontrasepsi

Bicarakan alat kontrasepsi dengan detail mulai dari kelebihan dan efek sampingnya. Mungkin bisa dimulai dari kondom yang bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit seks dan kehamilan. Sayangnya kondom mudah sekali robek sehingga penggunaannya harus hati-hati.

Selanjutnya KB dengan IUD kerap membuat pasangan tidak nyaman saat seks karena seperti tertusuk di dalam. Selanjutnya KB jenis hormonal seperti pil dan suntik juga memiliki efek samping berupa kegemukan. Beberapa wanita mengalami kenaikan berat badan yang signifikan setelah melakukan KB.

Berbagai hal terkait dengan kontrasepsi ini sering diketahui saat pria atau wanita akan menikah. Sebelum itu mereka hanya tahu sekilas saja dari materi pelajaran. Mengetahui detail, manfaat, hingga risikonya sangat penting agar anak mengetahui banyak hal.

Baca Juga: 5 Tahapan dan Ciri Pubertas pada Anak Laki-Laki

4. Membicarakan Bahaya dari Seks Bebas

Karena membicarakan seks memiliki sisi positif dan juga negatif, orang tua juga harus menjelaskan bahaya seks bebas. Mereka tidak boleh menyepelekan hal itu hanya karena banyak gerakan untuk menyetop seks bebas. Bicarakan langsung pada anak untuk tidak melakukan seks bebas.

Seks yang dilakukan dengan bebas sebelum menikah cukup berbahaya. Dengan atau tanpa kontrasepsi sekalipun, tetap memberikan efek negatif khususnya pada wanita. Oleh karena itu, selalu tekankan pada anak untuk menjaga dirinya hingga memang sudah siap melakukannya di kemudian hari.

Orang tua tidak disarankan hanya melarangnya saja tanpa ada penjelasan yang masuk akal. Apalagi usia remaja yang semuanya butuh alasan agar rasa penasarannya hilang.

5. Mendengarkan Pemahaman Anak Terkait Kontrasepsi

Setelah membicarakan seks dengan anak, ada baiknya orang tua mendengarkan pendapat dari anak. Terkadang mereka memiliki pertanyaan yang susah dipecahkan sendiri dan butuh jawaban dari orang tua.

Dari apa yang dikatakan oleh anak ini kita jadi tahu seperti apa sebenarnya pemahaman anak. Kalau pemahaman dari anak belum benar, Anda sebagai orang tua harus meluruskannya. Dengan begitu, pendidikan seks bisa berjalan dengan baik.

Baca Juga: 7 Cara Mencegah Pelecehan Seksual Anak, Orang Tua Harus Tahu!

6. Jelaskan Metode Kontrasepsi Kondom

Metode penghalang kontrasepsi termasuk kondom pria dan kondom wanita (diafragma). Pastikan anak mengetahui cara menggunakan kontrasepsi penghalang akan meningkatkan kemanjurannya.

Misalnya, hanya satu kondom yang boleh dipakai dalam satu waktu untuk mencegah kerusakan, tanggal kedaluwarsanya penting, dan menggunakannya agar ada sedikit ruang di ujungnya adalah hal yang perlu dilakukan. Selain itu, penggunaan kondom atau diafragma sebelum foreplay merupakan bagian penting dalam mencegah kehamilan yang tidak disengaja.

Apa pun metode lain yang digunakan, kondom sangat penting bagi setiap pasangan seksual pria untuk mengurangi penyebaran infeksi atau penyakit menular seksual.

7. Jelaskan Kontrasepsi Bisa untuk Tujuan Sekunder

Selain mencegah kehamilan, jelaskan pada anak bahwa kontrasepsi hormonal sering kali berperan penting dalam mengatasi kondisi seperti kram parah dan nyeri haid (dismenore), perdarahan menstruasi berat atau perdarahan uterus abnormal lainnya, jerawat, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kontrasepsi hormonal juga dapat membantu mengatur menstruasi yang tidak teratur.

Dalam hal ini, metode kontrasepsi hormonal dapat digunakan lebih dari sekadar mencegah kehamilan. Hal ini merupakan pilihan yang efektif dan layak untuk remaja yang mengalami berbagai kondisi yang diuraikan di atas. Jika anak mengalami salah satu gejala di atas, konsultasikan dengan dokter mengenai perawatan yang tepat.

Demikianlah ulasan tentang cara mengenalkan alat kontrasepsi pada anak yang benar dan tepat sasaran. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2007. Contraception and Adolescents. https://pediatrics.aappublications.org/content/120/5/1135. (Diakses pada 14 Oktober 2019)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. What Are the Goals of Sex Education For Youth?. https://www.plannedparenthood.org/learn/for-educators/what-are-goals-sex-education-youth. (Diakses pada 14 Oktober 2019)
  3. Anonim. 2022. Sex education: Talking to your teen about sex. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/sexual-health/in-depth/sex-education/art-20044034. (Diakses pada 14 Oktober 2019)
  4. B Bullough dan V Bullough. 1991. Contraceptives for teenagers. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1919998. (Diakses pada 14 Oktober 2019)
  5. Gould, Wendy R. 2020. How to Talk to Your Kids About Birth Control. https://www.verywellfamily.com/how-to-talk-to-your-kids-about-birth-control-4797885 (Diakses pada 16 November 2023)
  6. Marshall, Amy S 2017. Teenage Sex Education: Sex Ed in the Real World. https://blog.uvahealth.com/2017/05/03/teenage-sex-education/. (Diakses pada 14 Oktober 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi