Olahraga merupakan aktivitas fisik yang penting dilakukan secara rutin. Tidak hanya menjaga kebugaran tubuh, aktivitas ini juga dipercaya dapat membantu mencegah hingga mengobati penyakit kanker. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pada dasarnya, pengobatan dapat berjalan optimal jika kanker didiagnosis sejak dini. Beberapa pengobatan kanker mencangkup kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Tindakan-tindakan tersebut bisa membantu menghambat pertumbuhan kanker, bahkan menghilangkannya dari tubuh.
Selain pengobatan yang dilakukan di rumah sakit, penerapan gaya hidup sehat juga penting untuk menunjang keberhasilan pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah berolahraga secara rutin.
Menurut American Cancer Society, sejumlah manfaat olahraga rutin sebelum, selama, dan setelah perawatan kanker, antara lain:
Baca Juga: 6 Jenis Olahraga untuk Menurunkan Risiko Kanker Payudara
Menurut American Cancer Society, rutin olahraga dapat membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker. Pasalnya, olahraga memiliki banyak efek biologis pada tubuh. Berikut penjelasannya:
Olahraga juga dapat membantu menjaga berat badan tetap ideal, bahkan mengurangi bobot tubuh bagi Anda yang kelebihan berat badan.
Penting diketahui, berat badan yang berlebih merupakan salah satu penyumbang sekitar 14-20 kejadian kematian akibat kanker.
Selain itu, menurut Cancer Research UK, berat badan ideal dapat membantu menurunkan risiko 13 jenis kanker.
Saat melakukan aktivitas fisik, tubuh mengatur produksi beberapa hormon yang ikut andil dalam perkembangan kanker. Pengaturan hormon ini nantinya akan membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat.
Hormon yang dimaksud adalah hormon seks seperti estrogen dan hormon pertumbuhan. Keduanya berkaitan dengan peningkatan risiko kanker.
Olahraga untuk cegah kanker berkaitan dengan sistem imun tubuh. Bergerak aktif dapat membantu tubuh mendeteksi dengan baik sel-sel abnormal yang dapat berkembang menjadi kanker, lalu membuang sel-sel tersebut sebelum memicu kerusakan lebih lanjut.
Baca Juga: Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan untuk Cegah Kanker Serviks
Sistem pencernaan yang terjaga dapat membantu menurunkan risiko kanker usus. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga agar sistem pencernaan tetap lancar adalah rutin berolahraga.
Bergerak aktif dapat membantu proses pencernaan makanan di dalam pencernaan menjadi lebih cepat. Dengan begitu, zat berbahaya apa pun yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan tidak akan berlama-lama tinggal di usus.
Peradangan atau inflamasi adalah cara alami tubuh untuk merespons adanya infeksi atau penyakit di dalam tubuh. Namun, bila berlangsung terus-menerus, peradangan bisa memicu sel-sel tumbuh lebih sering sehingga memperbesar risiko kanker.
Rutin olahraga dapat membantu mencapai berat badan ideal dan mengurangi lemak di tubuh. Perlu diketahui, memiliki sedikit lemak di tubuh dapat mengurangi tingkat peradangan.
Olahraga untuk mencegah kanker juga berkaitan dengan kadar insulin tubuh. Tingginya kadar insulin di dalam darah telah dikaitkan dengan kejadian kanker. Peningkatan aktivitas fisik dapat membantu mencegah kadar insulin berlebih sehingga dapat menurunkan risiko kanker.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa manfaat olahraga dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker, di antaranya:
Peningkatan produksi hormon estrogen dan insulin dapat mendorong pembelahan sel-sel payudara. Hal ini dapat memicu kejadian kanker payudara.
Olahraga dapat mencegah produksi hormon tersebut berlebih sehingga dapat mengurangi risiko kanker.
Olahraga dapat membantu mencegah berat badan berlebih. Hal ini turut membantu menurunkan risiko kanker kandung kemih.
Penelitian tahun 2014 membuktikan bahwa orang yang memiliki tingkat aktivitas tinggi memiliki penurunan risiko sebesar 15 persen terhadap kanker kandung kemih, dibandingkan partisipan yang tingkat aktivitasnya rendah.
Sebuah studi menemukan fakta bahwa seorang pria yang rajin berolahraga memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat ketimbang pria yang jarang berolahraga.
Sebuah meta-analisis tahun 2016 yang dilakukan terhadap sebanyak 126 penelitian menemukan, orang yang memiliki tingkat aktivitas tinggi berisiko 19 persen lebih rendah mengalami kanker usus besar daripada mereka yang kurang aktif bergerak.
Baca Juga: Diabetes dan Kaitannya dengan Peningkatan Risiko Kanker
Beberapa telaah studi sudah membuktikan bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan risiko kanker endometrium. Manfaat olahraga untuk mencegah jenis kanker ini bukan merupakan manfaat langsung.
Diduga kuat, penurunan risiko tersebut disebabkan oleh hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab kejadian kanker endometrium.
Olahraga juga diketahui dapat menurunkan risiko kanker kerongkongan. Hal ini berdasarkan studi meta-analisis yang dilakukan terhadap sebanyak 15 penelitian.
Menurut studi tersebut, orang yang aktif memiliki risiko 15 persen lebih rendah terkena adenokarsinoma, yaitu salah satu jenis karsinoma yang merujuk pada kondisi kanker atau tumor ganas yang berasal dari sel pelapis epitel (sel pada bagian terluar organ) dengan tipe sel kelenjar.
Tipe sel kelenjar adalah sel yang menghasilkan zat tertentu dan ditemukan pada hampir seluruh organ tubuh. Salah satu bagian paling umum yang ditemukan pada kondisi tumor ganas adalah kerongkongan.
Manfaat olahraga untuk menurunkan risiko kanker ginjal telah diungkapkan oleh tinjauan tahun 2013 pada sebanyak 19 studi.
Hasilnya ditemukan bahwa orang yang aktif secara fisik memiliki risiko terkena kanker ginjal 12 persen lebih rendah dibandingkan seseorang yang jarang bergerak.
Penelitian mengenai manfaat olahraga untuk cegah kanker perut menemukan bahwa individu yang aktif bergerak secara fisik berisiko 19 persen lebih rendah terkena kondisi ini, dibandingkan mereka yang aktivitas fisiknya terbatas.
Mengetahui sejumlah manfaat olahraga untuk mengobati dan mencegah kanker, sebaiknya Anda mulai rutin untuk melakukannya. Tak perlu olahraga intensitas berat dulu, Anda bisa memulai dengan olahraga ringan hingga sedang.
Lakukan olahraga dengan intensitas sedang selama setidaknya 150 menit per minggu. Setelah rutin melakukannya, Anda bisa secara bertahap menaikkan intensitas olahraga.
Bila perlu, diskusikan kepada dokter mengenai panduan olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat.