Terbit: 29 July 2018 | Diperbarui: 31 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Apa menu sarapan Anda pagi ini? Sarapan tentu selalu identik dengan waktu makan yang terbatas sehingga menu yang dipilih adalah menu-menu makanan yang praktis. Salah satu jenis menu makanan yang praktis, mengenyangkan dan juga nikmat, adalah mi instan.

Sarapan dengan Mi Instan, Boleh Asal Lakukan 3 Hal Ini Dulu!

Ya, mi instan menjadi salah satu jenis menu makanan yang super praktis dan memiliki rasa yang banyak digemari, sehingga tak ayal mi instan menjadi banyak dipilih untuk menu makan saat sarapan, akan tetapi, sehatkah jika kita sarapan dengan mi instan?

Kandungan gizi dan manfaat mi instan untuk sarapan

Seperti yang sudah kita ketahui, mi instan merupakan salah satu makanan sumber karbohidrat, sehingga mi instan bisa dipilih sebagai salah satu pengganti nasi.

Dalam ¾ porsi atau bungkus mi instan, kandungan karbohidratnya sama dengan kita mengonsumsi 1 porsi nasi atau setara 100 gram nasi.

Hal ini tentu bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat awal pagi hari yang cenderung lebih praktis ketimbang harus menanak nasi, ya.

Selain itu, mi instan juga kerap ditambahkan beberapa zat fortifikasi, yaitu zat gizi yang ditambahkan dalam produk, berupa vitamin A dan B kompleks. Hal ini juga akan menambah manfaat mi instan untuk memenuhi zat gizi awal hari.

Lantas, apa yang perlu kita perhatikan sebelum membuat mi instan untuk sarapan?

Meskipun memiliki manfaat, memilih menu mi instan untuk sarapan ternyata tidak boleh dilakukan dengan asal. Mengapa?

Mi instan untuk sarapan juga memiliki beberapa dampak untuk kondisi kesehatan tubuh jika dikonsumsi secara asal, utamanya di awal hari, diantaranya adalah:

  • Kerap dikonsumsi dalam porsi yang berlebihan
    Mi instan umumnya memiliki jumlah atau kuantitas porsi yang lebih sedikit ketimbang nasi. Hal ini kemudian membuat sebagian orang merasa kurang kenyang jika hanya mengonsumsi mi instan dalam porsi yang sebenarnya sudah setara dengan nasi.Sehingga, kondisi ini kemudian membuat konsumsi mi instan rentan berlebihan. Hasilnya, tentu berdampak pada asupan karbohidrat yang juga tinggi.
  • Memiliki kandungan natrium yang tinggi
    Mi instan sudah sangat umum dilengkapi dengan bumbu kemasan, penggunaan seluruh bumbu kemasan pada mi instan, tentu bisa memberikan dampak berupa asupan natrium yang sudah lebih dari separuh kebutuhan harian, hingga peningkatan tekanan darah.
  • Cenderung tidak disajikan dalam menu sarapan yang seimbang
    Waktu makan yang terbatas membuat kita rentan menyajikan mi instan hanya dengan lauk tunggal, misalnya telur saja. Hal ini yang membuat asupan zat gizi saat sarapan menjadi tidak lengkap dan tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi awal hari, sehingga rentan membuat tubuh menjadi lemas.

Lalu, bagaimana cara sehat menyajikan mi instan untuk sarapan?

Photo Credit: Flickr.com/Stacy Spensley

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar menu mi instan untuk sarapan super sehat:

1. Sajikan sebagai pengganti nasi dalam porsi yang tepat

Seperti yang telah disebutkan, usahakan sajikan mi instan sebagai pengganti nasi, bukan sebagai lauk.

Konsumsi mi instan dalam porsi yang tepat, jika kebutuhan karbohidrat awal hari Anda setara dengan 1 porsi nasi, maka konsumsi mi instan sebanyak ¾ porsi atau bungkus saja karena kandungan karbohidratnya sudah mencukupi.

2. Gunakan bumbu alami, pilih dalam bentuk bubuk agar tetap praktis

Ganti bumbu kemasan yang tinggi natrium dengan bumbu alami yang juga praktis, misalnya bubuk bawang putih, bubuk lada, minyak zaitun atau biji-bijan. Hal ini tidak hanya sehat namun juga tetap memberikan cita rasa yang nikmat pada mi instan.

3. Pilih menu bergizi lengkap yang mudah dibuat

Sajikan mi instan dengan potongan sayuran, misalnya tomat, timun, atau daun selada, tambahkan kacang-kacangan kering agar tekstur dan kandungan gizi mi instan untuk sarapan super unik dan lengkap. Jangan lupa, pilih lauk yang rendah lemak, misalnya telur ceplok air, atau daging rebus, ya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi