Terbit: 7 June 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT adalah perbuatan yang tidak dibenarkan karena memberikan dampak buruk bagi pasangan. Faktor ekonomi adalah salah satu dari sekian yang menjadi penyebab KDRT. Sebagai upaya pencegahan, yuk, cari tahu penyebab lain hingga cara pencegahannya di bawah ini!

Kenali 7 Penyebab Terjadinya KDRT dan Pencegahannya

Apa yang Menjadi Penyebab KDRT?

Kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT adalah pola perilaku dalam hubungan yang digunakan untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan serta kendali atas pasangan atau anak.

Bentuk dan tingkat KDRT bisa sangat beragam. Jenis KDRT yang paling umum adalah kekerasan fisik, verbal, seksual, emosional, dan finansial.

Sebagian besar korban KDRT adalah perempuan dan dampaknya bisa bertahan lama. Meski alasan seseorang melakukan perbuatan ini beragam, akan tetapi yang paling umum adalah faktor ekonomi.

Berikut ini berbagai penyebab KDRT di antaranya:

1. Kekuasaan yang tidak seimbang

Kekuasaan suami sebagai kepala rumah tangga terbentuk karena adanya unsur-unsur kultural di mana ada norma-norma dalam kebudayaan tertentu yang menguntungkan suami. Misalnya, terdapat gagasan bahwa suami memiliki kuasa dari pada istri.

Pandangan ini terbangun karena kaum lekaki memandang istri adalah pelayan suami, objek seks, atau apa pun yang diinginkan suami harus dituruti.

2. Ketergantungan finansial istri pada suami

Finansial istri biasanya bergantung pada suami dengan alasan istri yang tidak bekerja menjadi salah satu faktor yang memicu suami bertindak seenaknya, bahkan melakukan kekerasan pada istri.

Terkadang kemandirian finansial istri juga dapat menjadi penyebab KDRT karena munculnya kecemburuan dan curiga dari suami pada istri. Suami merasa curiga terhadap perselingkuhan ketika istri bekerja atau suami merasa tersaingi yang mengakibatkan hilangnya anggapan bahwa suami tulang punggung keluarga.

3. Pasangan muda

Pengasuhan yang tidak terduga atau di usia muda sering kali mengarah pada bagaimana mendidik dan membesarkan anak.

Hal tersebut dapat menyebabkan orang tua stres, agresi, kemarahan, kecemasan, frustrasi, dan depresi dengan banyak dari tindakan ini dilampiaskan pada pasangan atau anak.

Penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua muda berisiko lebih tinggi untuk ketidakstabilan keuangan dan pendidikan yang lebih rendah. Akibatnya, hal ini mempersulit situasi stres yang sudah ada sebelumnya.

4. Metode penyelesaian masalah

Contoh kasus utama bagaimana dinamika kekuasaan bertindak dalam KDRT adalah proses berpikir bahwa kekerasan dan pelecehan bisa membantu menyelamatkan suatu hubungan.

Meskipun sangat keliru, pelaku KDRT berpikir bahwa kekerasan adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan pasangannya. Ini adalah faktor penyebab KDRT yang mungkin sering terjadi.

5. Pendidikan rendah

Umumnya, semakin tinggi pendidikan yang dimiliki wanita, semakin siap ia untuk melawan hal-hal yang tidak diinginkan dan bujukan seksual berbahaya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan dengan pendidikan menengah memiliki risiko lebih rendah mengalami KDRT, hal itu karena ia mampu melarikan diri dari situasi yang kejam dan bertahan dengan kemandiriannya.

Baca Juga: Penting, Ketahui 8 Manfaat Konseling Pernikahan

6. Rasa percaya diri yang rendah

Terdapat faktor internal dan eksternal penyebab KDRT. Ini mungkin ada hubungan antara harga diri yang rendah dan risiko menjadi pelaku KDRT atau seseorang yang terkena dampak perilaku ini.

Seseorang yang mengalami pelecehan biasanya percaya bahwa dirinya tidak pantas untuk dicintai. Oleh karena itu, korban lebih cenderung mencoba menanggung pelecehan dengan harapan pelaku KDRT akan berubah.

Pelaku kekerasan, di sisi lain, biasanya berusaha menutupi harga dirinya yang rendah dengan merendahkan orang lain.

7. Penyakit mental

Peran penyakit mental dalam siklus kekerasan dalam rumah tangga adalah hal yang lazim. Seseorang yang telah didiagnosis dengan penyakit mental, seperti gangguan bipolar atau skizofrenia, mungkin mengalami ketidakmampuan mengendalikan kemarahannya. Kondisi ini membuatnya mungkin menjadi pelaku KDRT.

Sementara, seseorang mengalami depresi atau gangguan mood lainnya sering kali menjadi korban.

Baca Juga: Dampak Kekerasan pada Anak: Timbulkan Masalah Fisik hingga Mental

Bagaimana Cara Mencegah KDRT?

Menurut Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN), sebanyak 18,3% perempuan yang telah menikah dengan jenjang usia antara 15-64 tahun mengalami kekerasan fisik atau seksual.

Setelah mengenali penyebab terjadinya KDRT, penting bagi Anda untuk mengambil langkah pencegahan.

Berikut ini cara mencegah KDRT:

  • Mempelajari dan mengembangkan keterampilan hubungan yang sehat dengan program pembelajaran sosial-emosional untuk remaja dan program hubungan yang sehat untuk orang dewasa.
  • Melibatkan orang dewasa dan teman sebaya yang berpengaruh untuk mengajar dalam program dan pendidikan keluarga.
  • Mengikuti program keterampilan mengasuh anak dan perawatan untuk anak-anak.
  • Membentuk lingkungan yang protektif dengan memperbaiki suasana sekolah, suasana tempat kerja, dan lingkungan sosial.
  • Memperkuat dukungan ekonomi bagi keluarga melalui program ketenagakerjaan dan program keamanan finansial.

Dukung para penyintas untuk meningkatkan keselamatan dan mengurangi bahaya dengan membangun layanan dukungan korban, program perumahan, dan perlindungan hukum perdata dan responden pertama.

Banyak dari langkah pencegahan tersebut dimaksudkan untuk bekerja dengan populasi berisiko untuk mengubah dan mendukung lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat guna mendorong rangkaian keterampilan keluarga yang sehat dan protektif.

Faktor penting dalam masyarakat yang membentuk pencegahan KDRT, berikut di antaranya:

  • Koordinasi sumber daya dan layanan di antara lembaga-lembaga lokal.
  • Akses ke bantuan ekonomi dan keuangan.
  • Akses ke perawatan medis dan bantuan kesehatan mental.
  • Akses ke perumahan yang aman dan stabil
  • Rasa keterhubungan antar anggota masyarakat.

Pada akhirnya, mengenalkan hubungan yang sehat dan tanpa kekerasan adalah hal penting untuk mengurangi kasus KDRT.

 

  1. Anonim. 2018. Perempuan Rentan Jadi Korban KDRT, Kenali Faktor Penyebabnya. https://kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1742/perempuan-rentan-jadi-korban-kdrt-kenali-faktor-penyebabnya. (Diakses pada 7 Juni 2022)
  2. Anonim. 2022. Korban Akibat Tindak Kekerasan Fisik Dalam Rumah Tangga. https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=650:korban-akibat-tindak-kekerasan-fisik-dalam-rumah-tangga&catid=101&Itemid=181. (Diakses pada 7 Juni 2022)
  3. Anonim. 2o22. Causes and Types of Domestic Violence – Essential Guide 2022. https://www.planstreetinc.com/causes-and-types-of-domestic-violence-essential-guide-2022/. (Diakses pada 7 Juni 2022)
  4. Anonim. What Is Domestic Abuse?. https://www.un.org/en/coronavirus/what-is-domestic-abuse. (Diakses pada 7 Juni 2022)
  5. Faubion, Darby. 2022. What Are The Causes Of Domestic Violence. https://www.betterhelp.com/advice/domestic-violence/what-are-the-causes-of-domestic-violence/. (Diakses pada 7 Juni 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi