Terbit: 22 December 2021 | Diperbarui: 30 March 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Micromanagement adalah istilah negatif yang mengacu pada gaya manajemen seorang atasan. Gaya kepemimpinan ini membuat seorang atasan secara dekat mengamati dan mengendalikan segala sesuatu yang dilakukan bawahan atau karyawan. Simak penjelasan mengenai ciri-ciri orang dengan karakter ini hingga dampaknya bagi pekerja, selengkapnya di bawah ini.

Micromanagement: Pengertian, Ciri-ciri, dan Dampak Buruknya

Apa itu Micromanagement?

Micromanagement adalah gaya manajemen yang ditandai dengan kontrol berlebihan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan atau karyawan.

Seorang atasan yang memiliki gaya manajemen ini umumnya menghindari memberikan wewenang pada bawahannya untuk mengambil keputusan, dan biasanya terlalu terobsesi dengan pengumpulan informasi.

Kenapa Seseorang Melakukan Micromanagement?

Tidak ada jawaban yang jelas kenapa seseorang memiliki perilaku seperti ini. Beberapa alasan yang terkait hal ini dapat mencakup perasaan dan emosi yang berbeda, seperti ketakutan akan kegagalan, kebutuhan yang ekstrem untuk kontrol dan dominasi, pengalaman dalam manajemen, rasa tidak aman, anggota tim yang tidak terampil, ego yang tidak sehat, dan lain-lain.

Pada beberapa kasus, seseorang bisa terdorong untuk melakukan tindakan ini karena masalah yang mereka hadapi, baik di rumah atau kehidupan pribadinya.

Namun, alasan yang paling jelas dan umum adalah kurangnya kepercayaan dan rasa hormat pada orang-orang yang bekerja dengannya.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Depresi yang Disebabkan oleh Pekerjaan

Tanda-tanda Micromanagement

Jika Anda bertanya-tanya apakah Anda sedang dipimpin oleh seseorang dengan perilaku ini atau apakah Anda sendiri adalah seseorang dengan gaya kepemimpinan ini, berikut adalah daftar karakteristik paling umum yang bisa dikenali dari micromanagement adalah:

1. Menghindari Pendelegasian

Seseorang yang memiliki karakter ini menghindari pemberian wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain. Ia tidak percaya bahwa bahwa siapa pun dapat melakukan pekerjaan yang dengan baik.

2. Terlalu Terlibat dalam Pekerjaan Karyawannya

Berkacak pinggang dan mengawasi setiap gerakan yang dilakukan oleh bawahan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan bagi karyawan.

Banyak karyawan merasa tidak nyaman ketika ia terus-menerus diawasi oleh atasan. Hal ini dapat meningkatkan stres dan kesalahan dalam menjalankan tugas.

3. Sering Meminta Pembaruan dan Laporan Status Pekerjaan

Rapat mingguan adalah sesuatu yang wajar untuk memantau perkembangan suatu pekerjaan. Akan tetapi, jika pembaruan diminta setiap hari, hal tersebut menandakan bahwa atasan atau bahkan Anda sendiri adalah seseorang yang menerapkan gaya kepemimpinan micromanagement.

Obsesi dengan pembaruan terus-menerus ini justru membuat karyawan menjadi tidak fokus pada apa yang seharusnya dikerjakan.

Pada beberapa kasus, seseorang dengan karakter ini berpikir bahwa karyawan mungkin akan mendiskusikan detail dan membuat keputusan tanpa sepengetahuannya, hal itulah yang sering kali membuatnya ingin dilibatkan dalam setiap proses komunikasi.

Baca Juga: Pekerjaan yang Cocok untuk Introvert, Bekerja Mandiri dan Gaji Tinggi

4. Sering Mengeluh dan Tidak Pernah Puas

Seseorang yang memiliki karakter ini umumnya mengeluh tentang segalanya bahkan ketika tidak ada yang perlu dikeluhkan. Sering kali keluhan ini bisa tentang hal-hal kecil yang bahkan tidak berhubungan dengan pekerjaan.

Biasanya, para atasan akan berpikir bahwa tindakannya dapat mendukung suatu pekerjaan agar lebih baik. Padahal, yang dilakukannya justru menguras motivasi karyawan.

5. Selalu Memantau Pekerjaan Karyawan

Gaya manajemen ini membuat seorang atasan tidak mempercayai orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan. Hal ini membuatnya terus berada di dekat karyawan saat mengerjakan sebuah tugas.

Jika pekerjaan Anda di bidang kreatif, atasan akan terus-menerus memberi tahu bagaimana tugas harus dilakukan.

Selain itu, memberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan secara independen juga tidak terpikirkan oleh atasan dengan karakter kepemimpinan ini.

6. Enggan Membagikan Keterampilan dan Pengetahuan yang Dimilikinya

Pada dasarnya, seorang atasan adalah panutan bagi karyawannya. Namun, seorang atasan dengan karakter ini tidak berminat untuk mengajarkan sesuatu pada karyawan yang baru memulai karirnya.

Selain membuat kecewa, hal ini dapat mengecilkan hati dan membuat karyawan takut. Bahkan, cara memimpin seperti ini bisa membuat karyawan tidak betah.

 

  1. Pahwa, Aashish. 2021. What Is Micromanagement? Who Is A Micromanager?. https://www.feedough.com/micromanagement/. (Diakses pada 22 Desember 2021).
  2. Petrova, Bilyana. 2021. What is Micromanagement and How to Deal with it?. https://www.slingshotapp.io/blog/what-is-micromanagement. (Diakses pada 22 Desember 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi