Terbit: 29 November 2021 | Diperbarui: 9 December 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Apakah Anda pernah merasa tidak bahagia meski sudah mendapatkan semua yang kamu inginkan? Hati-hati, mungkin kamu terjebak hedonic treadmill. Uniknya, fenomena ini juga berlaku untuk kondisi yang negatif, dimana kesedihan yang dirasakan setelah kehilangan seseorang menjadi semakin kecil seiring berjalannya waktu. Ketahui apa itu hedonic treadmill, penyebab, dan bagaimana cara meminimalisir dampak hedonic treadmill.

Mengenal Teori Hedonic Treadmill dalam Psikologi

Apa itu Hedonic Treadmill?

Hedonic treadmill adalah bagian dari kemampuan alamiah manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri dengan keadaan yang terus berubah. Ini juga disebut dengan juga sering disebut dengan hedonic adaptation.

Misalnya, beberapa kondisi seperti euforia yang mereda, kemarahan yang semakin tenang, hingga kesedihan mendalam yang mulai surut seiring berjalannya waktu.

Artinya, meskipun kita masih merasakan dampak dari sebuah peristiwa besar setiap hari, kondisi emosi masih tetap bisa seimbang. Manusia akan melangkah kembali ke hedonic treadmill untuk mengejar tujuan, keinginan, dan harapan mereka yang lain.

Menurut ahli psikologis, kemampuan tersebut mungkin terkait dengan insting manusia untuk. Merelakan peristiwa yang telah terjadi secara emosional memungkinkan manusia untuk terus hidup dan menghadapi peristiwa lain yang akan terjadi.

Baca Juga: Bandwagon Effect dan Pengaruhnya pada Pendirian Seseorang

Teori Dasar Hedonic Treadmill

Istilah hedonic treadmill pertama kali muncul dalam esai karya Brickman dan Campbell yang berjudul Hedonic Relativism and Planning the Good Society yang dipublikasikan tahun 1971.

Kedua penulis ini menggambarkan kecenderungan seseorang untuk berada di titik rendah kebahagiaan, terlepas dari apa saja peristiwa yang berubah dalam hidup mereka seperti pernikahan, kenaikan gaji, atau datangnya anggota baru dalam keluarga.

Pada dasarnya, teori ini sama dengan istilah “uang tidak dapat membeli kebahagiaan”. Dengan demikian, hedonic treadmill juga bisa menjelaskan mengapa orang kaya tidak lebih bahagia daripada mereka yang hidup sederhana, dan mengapa orang yang hidup dengan memiliki sedikit barang terlihat lebih bahagia daripada mereka yang memiliki banyak barang.

Cara Meminimalisir Dampak Hedonic Treadmill

Hedonic treadmill bisa menyerang siapa saja. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir dampak dari hedonic treadmill. Ini dia beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Latihan meditasi mindfulness setiap hari

Berlatih mindfulness setiap hari memberi diri Anda kesempatan untuk berhenti sejenak dan memikirkan hal-hal dalam hidup yang patut Anda syukuri. Mindfulness adalah salah satu jenis meditasi untuk melatih fokus seseorang, terutama fokus pada hal-hal di sekeliling mereka.

Kebiasaan ini juga membuat Anda bisa hidup sepenuhnya di masa sekarang dan melihat hal-hal kecil di sekitar Anda yang kadang luput dari perhatian akibat kesibukan sehari-hari.

Melakukan praktik mindfulness membantu diri Anda untuk bisa lebih rileks, mengubah cara berpikir Anda atas hidup dan semua peristiwa yang terjadi, terutama hal-hal yang menyebabkan stress. Hal ini akan membuat kebahagiaan Anda lebih stabil dan tidak naik turun.

2. Introspeksi untuk memperbaiki diri

Perasaan damai dan bahagia dalam diri terkait erat dengan mengembangkan dan memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Dengan demikian, rasa puas dan bahagia yang Anda rasakan bisa bertahan lebih lama.

Menurut penelitian, ini dia beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Mengejar tujuan dengan sepenuh hati.
  • Merancang masa depan yang cerah untuk diri sendiri.
  • Melakukan aktivitas yang membuat bakat Anda semakin berkembang seperti olahraga, musik, atau bidang lainnya.

3. Kembangkan sifat optimis

Optimisme berhubungan dengan kebahagiaan, meskipun keduanya tidak sama. Jika Anda terus berusaha menciptakan hidup yang menyenangkan, maka Anda akan merasa lebih bahagia dalam hidup. Pada gilirannya, kesehatan Anda pun ikut meningkat dan berumur panjang.

Meskipun dalam situasi terburuk sekalipun, Anda harus tetap optimis bahwa hal-hal positif akan datang kepada Anda. Memiliki optimisme yang tinggi sama seperti mengatakan pada diri Anda bahwa semua akan baik-baik saja. Afirmasi positif seperti ini akan membawa Anda ke kehidupan yang lebih bahagia.

4. Terima semua emosi yang dirasakan, baik itu positif atau negatif

Memungkiri emosi yang dirasakan di dalam diri bisa menyebabkan banyak masalah psikologis. Apalagi jika emosi tersebut berkaitan dengan hal-hal buruh dalam hidup yang ingin kita lupakan.

Jangan memungkiri emosi yang ada di dalam diri Anda. Terima semua emosi yang ada, bahkan jika emosi tersebut bersifat negatif. Anda mungkin akan merasa tidak nyaman, namun dampaknya sangat baik untuk jangka panjang.

5. Bangun hubungan positif

Banyak studi yang dilakukan di seluruh dunia selama puluhan tahun menunjukkan bahwa hubungan yang sehat adalah kunci kebahagiaan yang langgeng.

Setiap orang memiliki orang-orang yang dekat secara emosional dengan mereka. Bangun hubungan yang suportif dan kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang bisa diandalkan.

Baca Juga: Zeigarnik Effect, Terbayang Pekerjaan yang Belum Selesai

6. Perbanyak bersyukur

Ketika Anda merasa kurang bahagia dalam hidup, mungkin Anda tidak dapat mengenali banyak hal yang patut Anda syukuri. Kebiasaan ini harus dilatih setiap hari, yaitu dengan menuliskan hal-hal yang membuat Anda bersyukur pada hari itu.

Rasa syukur menjauhkan seseorang dari kesedihan dan keputusasaan, serta membuat mereka merasa lebih bahagia. Bila perlu, paksa diri Anda untuk bersyukur setiap hari.

Meskipun hidup penuh dengan momen-momen yang membuat Anda sedih dan frustasi, Anda tidak boleh melupakan hal-hal baik yang ada di dalamnya, meskipun hanya dalam beberapa detik saja.

Itu dia penjelasan lengkap tentang hedonic treadmill dan bagaimana Anda bisa menghindarinya. Kunci utamanya adalah tetap optimis, bersyukur, dan melihat hal-hal positif dalam hidup.

 

  1. Develop Good Habits. 2020. What Is the Hedonic Treadmill? (and How Hedonic Adaptation Prevents Lasting Happiness). https://www.developgoodhabits.com/hedonic-treadmill/. (Diakses pada 26-11-2021).
  2. Pennock, Seph Fontane. 2021. The Hedonic Treadmill – Are We Forever Chasing Rainbows? https://positivepsychology.com/hedonic-treadmill/. (Diakses pada 26-11-2021).
  3. Scott, Elizabeth. 2020. Hedonic Adaptation: Why You Are Not Happier. https://www.verywellmind.com/hedonic-adaptation-4156926. (Diakses pada 26-11-2021)
  4. Stanborough, Rebecca Joy. 2020. What to Know About the Hedonic Treadmill and Your Happiness. https://www.healthline.com/health/hedonic-treadmill#what-is-it. (Diakses pada 26-11-2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi