Terbit: 12 September 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Seseorang yang sering menyangkal kenyataan dan meyakini semua kebohongan yang dibuatnya diri sendiri, kemungkinan memiliki Ripley syndrome. Simak penjelasan lengkap mengenai gangguan kepribadian ini dalam ulasan berikut.

Ripley Syndrome, Kondisi yang Membuat Seseorang Sering Berbohong

Apa itu Ripley Syndrome?

Ripley syndrome adalah gangguan psikologis di mana penderitanya menyangkal kenyataan dan membuat orang lain memercayai kebohongan yang dilakukannya. 

Nama sindrom ini diambil dari nama tokoh dalam novel “The Talented Mr. Ripley” yang terbit di tahun 1955. Tokoh yang digambarkan dalam novel ini sebagai seseorang yang hidup dengan identitas orang lain. Tokoh ini juga melakukan kebohongan berulang (impulsif) dan manipulatif.

Penderita sindrom ini biasanya akan menjalani kehidupan yang penuh kebohongan dan suka memanipulasi orang lain. Penderitanya juga merasa tidak bersalah atas apa yang telah diperbuatnya.

Ciri-ciri Orang dengan Ripley Syndrome

Orang yang mengalami sindrom Ripley biasanya memiliki gangguan kepribadian antisosial dengan sejumlah ciri khusus, antara lain:

  • Kebohongan dan penipuan yang impulsif.
  • Bersikap manipulatif untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
  • Kerap melanggar aturan dan mengancam orang lain.
  • Berperilaku arogan dan merasa paling unggul dari orang lain.
  • Melakukan tindakan kriminal.
  • Cenderung bertindak impulsif.
  • Tidak memiliki empati dan tidak menghargai orang lain.
  • Tidak bertanggung jawab.
  • Berperilaku agresif seperti gampang marah, gegabah, menyumpahi, hingga menghina.
  • Memiliki hubungan yang buruk dengan orang lain, bahkan cenderung menyakiti pasangannya sendiri atau orang lain.

Pada beberapa kasus, penderita sindrom ini akan kehilangan identitasnya alias jati diri. Meski begitu, ia dapat hidup dalam kehidupan orang lain, mahir meyakinkan orang lain tentang kebohongan yang telah diperbuatnya, mampu berkomunikasi dengan baik, dan meniru orang lain dengan sangat baik.

Baca Juga: Waspadai Ciri-Ciri Orang Berbohong Menurut Psikologi

Penyebab Ripley Syndrome

Penelitian tentang sindrom Ripley masih terbatas. Namun, tanda dan gejala yang mengarah pada gangguan kepribadian antisosial umumnya dapat dipicu oleh beberapa faktor dan kondisi, seperti:

  • Tuntutan yang tidak sesuai dengan kamampuannya.
  • Memiliki trauma masa lalu, seperti pelecehan seksual, kekerasan fisik dari orang tua, atau bencana alam.
  • Citra diri yang buruk.
  • Kurang kasih sayang dari orang tua.
  • Riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian antisosial dan gangguan kesehatan mental lainnya,

Rata-rata orang dengan sindrom Ripley merasakan kebahagiaan dan kepuasan ketika berada di “dunianya” sendiri. Jadi, cenderung lebih sulit baginya untuk merasa bersalah dan pulih.

Baca Juga: Pathological Liar (Pembohong Patologis): Definisi, Gejala, Penyebab, dll

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila tidak segera diobati, sindrom Ripley dapat berkembang menjadi penyakit mental yang serius, termasuk kehilangan ingatan (amnesia), delusi, gangguan kecemasan, dan depresi.

Jika Anda atau orang terdekat merasa mengalami sindrom Ripley, segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pengobatan yang diberikan biasanya berupa psikoterapi dan obat-obatan untuk meredakan gejala kecemasan dan depresi.

Penderita sindrom Ripley mungkin juga perlu melakukan konseling dengan anggota keluarga dan orang terdekat untuk membantu mengontrol kondisi ini.

 

  1. Anonim. Ripley Syndrome You Need to Know. https://www.bodyhealthmagz.com/2022/08/ripley-syndrome-you-need-to-know.html (Diakses pada 12 September 2022)
  2. Anonim. 2017. A Psychoanalytic Discussion of The Talented Mr. Ripley. http://eprints.bournemouth.ac.uk/30402/3/YatesC-The-Panel-in-Context-.pdf (Diaskes pada 12 September 2022)
  3. Hrynchyshyn, Roman. 2021. What is Ripley syndrome?. https://questionerlab.com/what-is-ripley-syndrome (Diakses pada 12 September 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi