Terbit: 4 August 2022 | Diperbarui: 9 August 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Mansplaining adalah tindakan menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan cara yang merendahkan. Tindakan ini umumnya dilakukan oleh seorang pria terhadap wanita. Kenali apa itu mansplaining dan dampaknya terhadap kesehatan mental wanita dalam ulasan berikut.

Mengenal Mansplaining dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Wanita

Apa itu Mansplaining?

Istilah mansplaining pertama kali diungkapkan oleh Rebecca Solnit pada pada 2008 silam dalam esai otobiografinya yang berjudul Men Explain Things to Me (Facts Didn’t Get in Their Way).

Pada esainya tersebut, Solnit menjelaskan pengalamannya dengan teman bersama seorang pria. Inti dari esai tersebut mengungkap perilaku seorang pria yang berasumsi bahwa dirinya lebih tahu banyak daripada wanita tentang suatu topik, padahal kenyataannya sebaliknya.

Meskipun istilah ‘mansplaining‘ tidak disebutkan dalam esai tersebut, situasi yang dihadapi Solnit dalam esainya menarik banyak perhatian sehingga orang-orang mulai menyadari adanya perilaku ini.

Secara umum, mansplaining adalah tindakan seorang pria yang merendahkan wanita. Orang yang sering kali melakukan tindakan ini biasanya merasa lebih unggul daripada wanita.

Tak jarang, tindakan ini terkesan ‘menggurui’ karena pria merasa jauh lebih pintar ketimbang wanita yang menjadi lawan bicaranya.

Baca JugaMengenal Superiority Complex, Perilaku Merasa Lebih Hebat dari Orang Lain

Ciri-ciri Mansplaining

Seorang pria mungkin tidak menyadari ketika dirinya melakukan tindakan ini karena pemilihan bahasa yang digunakan terkesan halus. Namun, ada beberapa ciri-ciri yang bisa Anda identifikasi, di antaranya:

1. Mendominasi Percakapan

Salah satu ciri yang bisa diamati adalah keinginan seorang pria untuk selalu mendominasi sebuah percakapan atau diskusi. Terlihat dari cara berbicaranya yang terkesan keras dan memperlihatkan dominasinya.

Seorang mansplainer (orang yang melakukan mansplaining) juga tidak memiliki minat untuk bertanya, tidak merasa penasaran terhadap sesuatu, tetapi selalu berusaha menjawab pertanyaan.

2. Mengabaikan Lawan Bicara Wanita

Terkadang perilaku mansplaining tidak hanya soal ucapan yang dikeluarkan, melainkan juga gestur atau respons yang diberikan.

Seorang mansplainer kemungkinan besar akan mengabaikan apa yang Anda lontarkan, sekalipun Anda mungkin lebih memahami topik yang sedang dibicarakan.

3. Memiliki Nada Bicara yang Terkesan Merendahkan

Seorang mansplainer biasanya menggunakan nada bicara yang cenderung meremehkan atau merendahkan. Bahkan, nada bicara orang yang berperilaku ini dapat diibaratkan sebagai seorang atasan yang sedang berbicara.

Perilaku juga membuat pria akan meringkas kalimat atau ide orang lain semaunya, tanpa membiarkan orang tersebut menjelaskan apa maksud dari perkataannya.

4. Bersikap Kasar

Tidak hanya menggunakan nada bicara yang kurang mengenakkan, seorang pria yang bersikap kasar juga bisa menjadi ciri-ciri tindakan mansplaining.

Maksudnya bersikap kasar di sini merujuk pada kebiasaan seorang mansplainer dalam menginterupsi lawan bicaranya. Tindakan ini membuat pria tak segan-segan untuk ikut bergabung dalam sebuah percakapan tanpa diundang.

Baca JugaMengenal Flexing, Perilaku Suka Pamer Kekayaan

Dampak Mansplaining terhadap Kesehatan Mental Wanita

Ketika seorang pria menjelaskan sesuatu kepada wanita dengan cara yang meremehkan dan merendahkan, ini memperkuat stereotip terhadap gender tentang: pengetahuan dan kemampuan intelektual wanita yang dianggap lebih rendah dibandingkan pria.

Hal tersebut dapat membuat wanita merasa tidak nyaman dengan karier mereka sendiri (jika konteksnya dalam dunia kerja). Pada akhirnya, wanita akan merasa kurang percaya diri memasuki bidang lain yang didominasi oleh pria.

Tak hanya itu, perasaan yang muncul akibat tindakan seorang mansplainer pun dapat menyebabkan hilangnya produktivitas dan menurunnya rasa memiliki pada wanita. Mereka pun akan meninggalkan lingkungan tersebut untuk mencari tempat lain yang bisa lebih menghargainya.

Selain itu, luka batin yang ditorehkan pun tidak mudah untuk sembuh. Wanita bisa saja merasa malu, tidak berharga, sakit hati, atau bahkan memiliki rasa bersalah yang tinggi karena kerap kali mendapatkan perlakuan kasar dari para mansplainer.

Pada gilirannya, kepercayaan diri wanita akan berkurang. Jika dibiarkan berlarut-larut kondisi ini tidak baik dan akan mengganggu kesehatan mentalnya.

Demikian penjelasan seputar mansplaining yang penting untuk diketahui. Meskipun terkesan sepele, tindakan ini tidak bisa dibiarkan karena akan berdampak terhadap kesehatan mental wanita.

Oleh karena itu, cobalah untuk mengidentifikasi ciri-ciri perilaku ini sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Jika mendapati teman Anda berperilaku demikian, tidak ada salahnya untuk menegurnya secara baik-baik. Ini dilakukan dengan harapan perilaku serupa tidak dilakukannya di kemudian hari.

 

  1. Asare, Janice Gassam. 2019. How Mansplaining Is Negatively Impacting Your Workplace — And What You Can Do To Prevent It. https://www.forbes.com/sites/janicegassam/2019/01/07/how-mansplaining-is-negatively-impacting-your-workplace-and-how-to-prevent-it/?sh=51930c8113f1. (Diakses pada 3 Agustus 2022).
  2. Joyce, Jack B., dkk. 2021 Speaking Out Against Everyday Sexism: Gender and Epistemics in Accusations of “Mansplaining”. https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0959353520979499. (Diakses pada 3 Agustus 2022).
  3. Livermore, David. 2019. How to Tell If You’re Mansplaining. https://www.management-issues.com/opinion/7360/how-to-tell-if-youre-mansplaining/. (Diakses pada 3 Agustus 2022).
  4. McClintock, Elizabeth A. 2016. The Psychology of Mansplaining. https://www.psychologytoday.com/us/blog/it-s-man-s-and-woman-s-world/201603/the-psychology-mansplaining. (Diakses pada 3 Agustus 2022).
  5. O’Connell, Brian. 2020. Signs That You’re a Mansplainer at Work. https://www.shrm.org/resourcesandtools/hr-topics/people-managers/pages/mansplainers-at-work-.aspx. (Diakses pada 3 Agustus 2022).
  6. Ricard, Alicen. 2018. How Mansplaining Harms Women in STEM. https://www.sfu.ca/wwest/WWEST_blog/how-mansplaining-harms-women-in-stem.html. (Diakses pada 3 Agustus 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi