Terbit: 28 July 2022 | Diperbarui: 29 July 2022
Ditulis oleh: Wulan Anugrah | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Koleris adalah salah satu tipe kepribadian yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Orang dengan kepribadian ini memiliki watak tegas dan dapat mengarahkan orang lain untuk bertindak. Simak selengkapnya mengenai kepribadian koleris dalam ulasan berikut!

Mengenal Kepribadian Koleris dan Ciri-cirinya Umumnya

Apa itu Kepribadian Koleris?

Kepribadian koleris adalah salah satu dari empat tipe kepribadian yang diperkenalkan oleh Hippocrates-Galen pada 420-377 sebelum Masehi.

Menurut Teori Galen, tipe kepribadian manusia terbagi ke dalam empat golongan, yaitu sanguinis, melankolis, plegmatis, dan koleris.

Sanguinis adalah tipe kepribadian yang riang dan banyak bicara; melankolis adalah tipe pemikir yang memiliki pikiran analitis, seorang idealis, dan perfeksionis; dan plegmatis menggambarkan orang dengan kepribadian yang pendiam, tidak suka keramaian, dan konsisten dalam mempelajari sesuatu.

Sementara itu, koleris adalah tipe kepribadian yang memiliki jiwa kepemimpinan, keinginan besar, dan sangat berorientasi pada tujuan.

Tanda Anda Memiliki Kepribadian Koleris

Seseorang yang memiliki kepribadian koleris umumnya adalah seorang ekstrovert sehingga lebih aktif dan suka berbicara. Selain itu, ciri-ciri kepribadian koleris lainnya, antara lain:

1. Suka Mengatur

Seorang koleris bisa dianggap sebagai dominan sehingga sangat suka untuk mengatur segala sesuatu. Orang yang memiliki kepribadian ini juga umumnya tidak senang ketika keinginannya dibantah. Alhasil, para koleris kerap kali diandalkan untuk membuat keputusan.

Sayangnya, karena karakternya ini, seorang koleris bisa tampak sangat ‘bossy‘ dan kerap kali tidak ingin kalah dalam suatu argumen.

Baca JugaMengenal Tipe Kepribadian Sanguinis yang Optimis dan Ekspresif

2. Memiliki Potensi Menjadi Seorang Pemimpin

Ciri-ciri kepribadian koleris ini mungkin sangat kentara. Ya, seorang koleris berorientasi pada tujuan sehingga selalu memiliki keinginan untuk berhasil mencapai tujuan tersebut.

Itulah yang membuat seseorang dengan kepribadian ini punya potensi untuk menjadi seorang pemimpin.

4. Tegas dalam Mengambil Keputusan

Secara alamiah, seorang koleris adalah seseorang yang memiliki ambisi tinggi. Selain senang mendominasi, orang dengan karakter ini juga memiliki karakter yang tegas.

Jika Anda seorang koleris, mungkin Anda tidak suka untuk berbasa-basi dan langsung to-the-point ketika berbicara dengan orang lain. Alhasil, orang lain bisa menyalahartikannya dan menganggap Anda sebagai orang yang kasar.

5. Berani dan Percaya Diri

Kepercayaan diri yang tinggi merupakan salah satu ciri seorang koleris. Jiwa kepemimpinan yang kuat dan sikap yang tegas membuat kepribadian ini memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi.

Selain itu, orang dengan kepribadian ini juga tergolong aktif, misalnya ketika sedang berdiskusi dalam suatu kelompok, ia akan senang berbicara mengemukakan pendapatnya akan suatu hal.

6. Mandiri 

Para koleris dikenal sebagai seseorang yang mandiri. Oleh karena itu, seorang dengan karakter ini sangat jarang meminta bantuan orang lain. Alasannya karena ia percaya diri bisa menyelesaikannya lebih baik dibandingkan dengan orang lain.

Tak jarang, ketika mengerjakan suatu pekerjaan, orang dengan kepribadian ini memilih untuk mengerjakannya sendiri.

7. Fokus Dalam Mengerjakan Sesuatu

Memiliki tujuan yang jelas dan keinginan yang ingin dicapai menjadi alasan para koleris selalu fokus dalam mengerjakan sesuatu.

Jika belum mencapai tujuannya tersebut, para koleris mungkin akan berusaha mewujudkannya bagaimana pun caranya. Inilah yang membuat orang dengan kepribadian ini juga memiliki watak yang keras kepala dan manipulatif.

Selain itu, seorang koleris juga terkesan workaholic, menempatkan pekerjaan di atas segala-galanya.

8. Suka Tantangan

Selain pandai dalam mengambil keputusan, pribadi koleris juga sangat suka mengambil risiko. Tak jarang, kepribadian ini lebih berani untuk mencoba hal-hal baru.

Kabar baiknya, seseorang dengan karakter ini umumnya optimistis dalam mengambil langkah baru.

Baca JugaKepribadian Melankolis: Ciri, Kelebihan, Kekurangan, dll

9. Terkesan Sombong dan Mudah Marah

Tingkat kepercayaan diri yang tinggi membuat seorang koleris memiliki kebanggaan tersendiri terhadap dirinya.

Hal ini memang bisa menjadi hal baik. Namun, jika selalu menganggap diri sendiri benar dan tidak pernah salah, orang lain akan menganggap Anda sebagai seseorang yang sombong.

Tak hanya itu, orang dengan kepribadiaan ini juga mudah marah. Bahkan, kemarahannya bisa berujung pada kebencian.

10. Kurang Punya Rasa Simpati

Terkenal karena watak yang keras dan tegas, seorang koleris akan kesulitan untuk memiliki rasa simpati terhadap orang lain.

Hal ini juga yang akan membuat orang dengan kepribadian ini kesulitan untuk dekat dengan orang lain. Meskipun biasanya seorang koleris banyak bicara dan mudah bergaul, ia membutuhkan waktu lebih untuk membiarkan orang lain masuk ke dalam kehidupannya.

Demikian penjelasan seputar kepribadian koleris dan ciri-ciri yang bisa Anda amati. Meskipun tidak bisa dijadikan acuan, jika Anda cenderung memiliki kepribadian seorang koleris, cobalah untuk memaksimalkan kelebihan dan belajar untuk memperbaiki kekurangan Anda. Semoga bermanfaat!

 

  1. D.H. Saklofske, H.J. Eysenck, S.B.G. Eysenck, R.M. Stelmack, W. Revelle, Extraversion–Introversion. Encyclopedia of Human Behavior (Second Edition), Academic Press, 2012, Pages 150-159, ISBN 9780080961804, https://doi.org/10.1016/B978-0-12-375000-6.00164-6. (Diakses pada 27 Juli 2022).
  2. Nadiyah. 2010. Comparative Analysis on Choleric Students and Melancholic Students Concerning Their English Speaking Skill (A Case Study at the Second Year Students of SMA Muhammadiyah 25 Pamulang). https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3369/1/NADIYAH-FITK.pdf. (Diakses pada 27 Juli 2022).
  3. Thadea, O. S. A., Putra, S. T., & Putra, I. G. N. G. S. (2018). The Relationship Between Galen’s Personality Type Theory and Emotional Intelligence Level. Biomolecular and Health Science Journal, 1(2), 80–84. https://doi.org/10.20473/bhsj.v1i2.9579. (Diakses pada 27 Juli 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi